Mohon tunggu...
RIKI HIDAYAT
RIKI HIDAYAT Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya senang Membaca dan Belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Keseimbangan dan Keadilan dalam Bisnis Syariah : Indikator Keberhasilan yang berbeda dari Konvensional"

6 Oktober 2024   22:30 Diperbarui: 6 Oktober 2024   21:30 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Bisnis Syariah dan Konvensional

Indikator keberhasilan dalam manajemen bisnis syariah memiliki beberapa perbedaan dengan bisnis konvensional. Berikut adalah beberapa indikator keberhasilan bisnis syariah dan perbedaannya dengan bisnis konvensional

1. Kesatuan (Tauhid)

  • Indikator: Kesatuan dalam bisnis syariah berarti bahwa semua kegiatan bisnis harus berlandaskan ajaran Islam dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip agama.
  • Perbedaan: Dalam bisnis konvensional, keberhasilan sering diukur hanya dari aspek keuangan, sedangkan dalam bisnis syariah, keberhasilan juga diukur dari aspek moral dan etika.
  • Contoh: Sebuah perusahaan yang menjual produk halal dan memberikan bagian dari keuntungannya untuk amal sosial.

2. Keseimbangan (Keadilan)

  • Indikator: Keseimbangan dalam bisnis syariah berarti bahwa semua pihak yang terlibat dalam bisnis harus mendapatkan keadilan dan tidak ada yang dirugikan.
  • Perbedaan: Dalam bisnis konvensional, keseimbangan sering diukur hanya dari aspek keuangan, sedangkan dalam bisnis syariah, keseimbangan juga diukur dari aspek sosial dan moral.
  • Contoh: Sebuah perusahaan yang memberikan gaji yang adil kepada karyawannya dan tidak melakukan praktik diskriminatif.

3. Tidak Melakukan Monopoli

  • Indikator: Tidak melakukan monopoli dalam bisnis syariah berarti bahwa perusahaan tidak memonopoli pasar dan memberikan kesempatan kepada pesaing.
  • Perbedaan: Dalam bisnis konvensional, monopoli sering dianggap sebagai strategi untuk meningkatkan keuntungan, sedangkan dalam bisnis syariah, monopoli dianggap sebagai tindakan yang tidak adil.
  • Contoh: Sebuah perusahaan yang tidak memonopoli pasar dan memberikan kesempatan kepada pesaing untuk beroperasi.

4. Tanggung Jawab

  • Indikator: Tanggung jawab dalam bisnis syariah berarti bahwa perusahaan harus bertanggung jawab atas tindakannya dan tidak melakukan praktik yang merugikan.
  • Perbedaan: Dalam bisnis konvensional, tanggung jawab sering diukur hanya dari aspek hukum, sedangkan dalam bisnis syariah, tanggung jawab juga diukur dari aspek moral dan etika.
  • Contoh: Sebuah perusahaan yang bertanggung jawab atas lingkungan dan tidak melakukan praktik yang merusak lingkungan.

 

5. Jujur

  • Indikator: Jujur dalam bisnis syariah berarti bahwa perusahaan harus jujur dalam semua transaksi dan tidak melakukan praktik penipuan.
  • Perbedaan: Dalam bisnis konvensional, jujur sering dianggap sebagai hal yang penting tetapi tidak selalu diimplementasikan, sedangkan dalam bisnis syariah, jujur dianggap sebagai prinsip dasar.
  • Contoh: Sebuah perusahaan yang jujur dalam semua transaksi dan memberikan informasi yang akurat kepada pelanggan.

6. Produk yang Dijual Halal

  • Indikator: Produk yang dijual halal dalam bisnis syariah berarti bahwa semua produk yang dijual harus memenuhi syariat Islam dan tidak mengandung bahan-bahan haram.
  • Perbedaan: Dalam bisnis konvensional, produk yang dijual tidak selalu memenuhi standar etika, sedangkan dalam bisnis syariah, produk harus memenuhi standar etika Islam.
  • Contoh: Sebuah perusahaan yang menjual produk makanan halal dan tidak mengandung bahan-bahan haram.

 

7. Tidak Melakukan Praktek Mal Bisnis

  • Indikator: Tidak melakukan praktek mal bisnis dalam bisnis syariah berarti bahwa perusahaan tidak melakukan praktik yang merugikan dan tidak adil.
  • Perbedaan: Dalam bisnis konvensional, praktek mal bisnis sering dianggap sebagai strategi untuk meningkatkan keuntungan, sedangkan dalam bisnis syariah, praktek mal bisnis dianggap sebagai tindakan yang tidak adil.
  • Contoh: Sebuah perusahaan yang tidak melakukan praktek mal bisnis dan memberikan kesempatan yang sama kepada semua pelanggan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun