Mohon tunggu...
Rikho Kusworo
Rikho Kusworo Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis Memaknai Hari

Karyawan swasta, beranak satu, pecinta musik classic rock, penikmat bahasa dan sejarah, book-lover.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mau Pelayanan Lebih? Ngototlah!

27 Juni 2017   14:13 Diperbarui: 27 Juni 2017   14:21 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Inilah saatnya untuk mempraktekkan adagium dari teman saya indera nugroho widi bahwa hanya customer yang ngotot yang akan diperhatikan"

Saya tersenyum seperti iklan pasta gigi sambil berseru,"Saya ada pilihan lagi nggak mbak..selain harus balik ke sini. Kalau memang TERPAKSA harus balik lagi ya apa boleh buat. Coba dicekkan optician yang standbye bisa handle nggak?"

Pramuniaga putri itu menuju ke optician laki laki yang standbye. Sejenak kemudian pramuniaga putri itu berkata,"Ini akan dikerjakan bapak. Bisa ditunggu"

Saya lega menukas"Terima kasih mbak. Itu excellent customer service. Untuk pelanggan,balik itu bukan perkara mudah..rugi waktu belum lagi tempat parkir terbatas.Jadi kompleks,bukan hal yang mudah kalau harus bolak balik"

Dua puluh menit kemudian optician laki laki itu menghampiri saya,"Saya minta maaf bapak. Saya salah. Pesanan lensa bapak seharusnya lebih lebar 3 mm sesuai permintaan tetapi saya lupa telanjur saya potong. Bagaimana apa mau dicoba dulu. Ini sesuai dengan kondisi yang bapak pakai saat ini"

Saya menolak,"Saya maunya sesuai pesanan..lebih lebar 3mm sesuai dengan saran optician bapak pada saat itu untuk kenyamanan"

Optician itu menjawab,"Baiklah kalailu begitu. Saya sekali lagi minta maaf saya akan kabarkan di kemudian hari kalau sudah selesai"

Melihat wajah optician yang dengan tulus meminta maaf kekecewaan sedikit redup.

Mungkin optician itu belum benar ahli untuk menangani order saya. Sehingga dia belum percaya diri dan harus menunggu koleganya datang. Namun saya "memaksanya" dan enggan memberikan pemakluman. Yang terjadi selanjutnya dia salah melakukan eksekusi.

Hope they can take a lesson from this situation in the future.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun