Inilah saatnya untuk mempraktekkan adagium dari teman saya indera nugroho widi bahwa hanya customer yang ngotot yang akan diperhatikan"
Saya tersenyum seperti iklan pasta gigi sambil berseru,"Saya ada pilihan lagi nggak mbak..selain harus balik ke sini. Kalau memang TERPAKSA harus balik lagi ya apa boleh buat. Coba dicekkan optician yang standbye bisa handle nggak?"
Pramuniaga putri itu menuju ke optician laki laki yang standbye. Sejenak kemudian pramuniaga putri itu berkata,"Ini akan dikerjakan bapak. Bisa ditunggu"
Saya lega menukas"Terima kasih mbak. Itu excellent customer service. Untuk pelanggan,balik itu bukan perkara mudah..rugi waktu belum lagi tempat parkir terbatas.Jadi kompleks,bukan hal yang mudah kalau harus bolak balik"
Dua puluh menit kemudian optician laki laki itu menghampiri saya,"Saya minta maaf bapak. Saya salah. Pesanan lensa bapak seharusnya lebih lebar 3 mm sesuai permintaan tetapi saya lupa telanjur saya potong. Bagaimana apa mau dicoba dulu. Ini sesuai dengan kondisi yang bapak pakai saat ini"
Saya menolak,"Saya maunya sesuai pesanan..lebih lebar 3mm sesuai dengan saran optician bapak pada saat itu untuk kenyamanan"
Optician itu menjawab,"Baiklah kalailu begitu. Saya sekali lagi minta maaf saya akan kabarkan di kemudian hari kalau sudah selesai"
Melihat wajah optician yang dengan tulus meminta maaf kekecewaan sedikit redup.
Mungkin optician itu belum benar ahli untuk menangani order saya. Sehingga dia belum percaya diri dan harus menunggu koleganya datang. Namun saya "memaksanya" dan enggan memberikan pemakluman. Yang terjadi selanjutnya dia salah melakukan eksekusi.
Hope they can take a lesson from this situation in the future.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H