Mohon tunggu...
Rikho Kusworo
Rikho Kusworo Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis Memaknai Hari

Karyawan swasta, beranak satu, pecinta musik classic rock, penikmat bahasa dan sejarah, book-lover.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Petak Umpet Kata, Kenalkan Kamus Bahasa Inggris pada Anak SD

23 Oktober 2016   16:39 Diperbarui: 23 Oktober 2016   16:59 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo Koleksi Pribadi,Illustrated Dictionary John Grisewood, terbitan 1984

Percayakah sahabat bahwa pikiran anak usia 4 – 7 tahun masih terbuka dan menganggap bahasa sebagai sarana permainan ?. Bagi anak usia ini, bahasa dianggap sebagai kode dalam sebuah permainan.

Dalam permainan ini saya menjadikan kamus, selain sebagai pedoman belajar bahasa, juga sebagai media melatih kemampuan membaca dan menambah kosakata

Kemarin malam saya bermain kata dengan putri saya Adel. Saya berpikir pada usia 6 tahun 2 bulan inilah saatnya mengenalkan Adel dengan kamus Bahasa Inggris . Adel menganggap mencari kata dalam kamus ini adalah sebagai sebuah permainan, bukan proses belajar. Ini bagaikan petak umpet kata,mencari kata yang tersembunyi dalam kamus.

Inilah indahnya mengenalkan Bahasa Inggris sejak dini. Secara ekslusif saya sudah berbicara bahasa Inggris denganh putri saya sejak usia Adel 2 tahun 11 bulan. Secara verbal kosakata Bahasa Inggris Adel sudah cukup memadai untuk anak seusianya

Misalnya saya menyuruh mencari kata tiny.Secara verbal Adel mampu mengucapkan kata tiny . Arti kata tiny sangat kecil / mungil.pun sudah dipahaminya. Dalam permainan ini Adel belum mampu mengekspresikan susunan huruf pembentuk kata tiny. Saya harus melafalkan satu persatu dalam bahasa Inggris hurufnya mulai dari T kemudian I setelah itu N dan Y.

Adel pun menggumam sambil melafalkan huruf A sampai Z untuk mengetahui urutan huruf. Sungguh menarik mengalami proses melihat wajah Adel menerawang sambil melafalkan urutan abjad. Setelah mengetahui huruf T pada urutan tertentu Adel bergerak membuka halaman kamus. Saya harus mengajarinya proses mengurutkan huruf ini , dimulai dengan huruf pertama kedua dan seterusnya. Kata kata yang kami cari adalah mouth, nose, face. bread. Setelah melihat masing masing kata, saya memintanya untuk membaca artinya.

Kemudian permainan dibalik. Adel menyebutkan sebuah kata kemudian Adel meminta saya mencarinya di dalam kamus. Saya kaget sebuah kata yang mempunyai suku kata cukup panjang untuk ukuran anak, meluncur keluar dari mulut Adel. Veterinarian. Kata ini sudah beberapa bulan yang lalu saya perkenalkan ketika kami bermain dokter-dokteran, dimana saya berpura pura menjadi kambing sakit. Saya pura pura lupa dan bertanya apa arti Veterinarian. Adel pun menjawab dokter hewan. Girang rasanya hati ini mendapati kata yang cukup sulit sudah aktif dalam perbendaharaan kosakata Adel.

Kini giliran Adel saya suruh mencari kata bread. Adel mencari kata dengan mengurutkan dari the first letter, the second letter, kemudian dia bertanya dalam bahasa Inggirs what is the third letter ?Saya menjawabnya first letter adalah B, second letter R dan seterusnya.

Kamus yang saya pakai adalah kamus Illustrated Dictionary. Adel berhasil menemukan kata Bread dengan penjelasannya. Adel membaca kalimat penjelasan dalam kamus sebagai berikut : a food made from flour and baked in an oven.

Adel nampak kesulitan membaca kata flour dan baked. Kemudian saya baca ulang kata flour dan baked dan saya minta Adel mengucapkannya kembali. Setelah itu saya menjelaskan arti kata flour dan baked karena saya yakin dua kata ini belum aktif dalam perbendaharaan kosa katanya. Ketika saya mengucapkan kata flour Adel menyeletuk,” Kok bunyinya sama dengan floor (lantai).

Berdasarkan pengalaman, saya mempercayai bahwa proses meminta anak untuk mengulangi kata baru ini sangat penting. Jika anak salah mengucapkan kata tersebut, ulangi lagi dan mintalah anak untuk mengucapkannya lagi sampai lafalnya benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun