Mohon tunggu...
Rikho Kusworo
Rikho Kusworo Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis Memaknai Hari

Karyawan swasta, beranak satu, pecinta musik classic rock, penikmat bahasa dan sejarah, book-lover.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mencegah Generasi Salah Kaprah dengan Kamus Bahasa Indonesia

16 Oktober 2016   16:43 Diperbarui: 17 Oktober 2016   08:59 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi KBBI. Beritagar.id

Dari contoh kalimatnya saya bisa menjelaskan kepada putri saya bahwa memang sebuah karunia adalah sebuah pemberian, namun harus dari yang lebih tinggi contohnya pemberian dari Tuhan atau raja. Saya jelaskan bahwa kalau saya memberi putri saya es krim, itu bukan sebuah karunia, itu pemberian biasa.

Sejak putri saya masih berumur satu tahun, saya sudah membeli kamus bahasa Indonesia ini. Saya mempunyai bayangan ketika itu bahwa kelak anak saya akan banyak bertanya tentang arti sebuah kata. Saya menyadari betul bahwa penjelasan yang saya paparkan kepada putri saya akan mempengaruhi cara berpikirnya kelak di kemudian hari.

Kamus bahasa adalah sarana penting untuk memberikan penjelasan manakala anak kita bertanya arti sebuah kata. Jangan pernah berpikir bahwa karena bahasa Indonesia adalah bahasa ibu kita, maka secara otomatis kita akan mengetahui arti semua kata sesuai dengan konteksnya.

Jawaban yang kurang tepat atau asal menjawab pastinya akan terbawa oleh anak sampai mereka dewasa. Saya mempunyai keyakinan bahwa kesalahkaprahan cara berpikir masyarakat kita, salah satunya bersumber dari keterbatasan kosakata yang dikuasainya. Salah pemahaman bisa mengakibatkan salah bertindak. Prasangka pun bakal muncul karena ketidakpahaman seseorang tentang konteks suatu kata.

Saya meyakini bahwa masa kanak kanak adalah suatu era pada mana terdapat sebuah desakan belajar yang kuat (powerful urge to learn) untuk anak. Kata adalah sebagai sebuah simbol bagi anak anak kita untuk memahami dunia ini. Kita bisa mentransfer sebuah filosofi tertentu ketika anak kita bertanya tentang arti sebuah kata.

Manakala menjelaskan arti sebuah kata, hendaknya orang tua selalu mengaitkan konteksnya dengan khasanah yang positif. Hindari menghubungkan konteks suatu kata dengan ranah yang kurang proporsional untuk usia anak.

Saya pernah berbagi hal ini kepada seorang dokter gigi,ibu teman sekelas anak saya.Ibu ini ditanya anaknya apa itu janda. Menurut kamus janda adalah wanitayang tidak bersuami lagi karena bercerai atau karena ditinggal mati suaminya. Saya sarankan agar jangan menjelaskan artinya secara utuh dengan kata “bercerai”. Tentu anak akan terus mengejar apa itu bercerai. Jelaskan saja konteksnya, wanita ini suaminya meninggal. Misalnya karena suaminya dahulu adalah pahlawan yang gugur membela tanah air melawan penjajah Belanda.

Dalam situasi seperti inilah, ketika kita dituntut harus mampu menjelaskan sesuai konteksnya, peran kamus sangat membantu.

Dengan memahamkan anak tentang penguasaan kosakata yang benar, dengan sendirinya kita memupus tercetaknya generasi yang salah kaprah. Generasi inilah yang latah berbicara untuk sesuatu yang tidak dipahaminya secara benar. Generasi ini juga unconsciously incompetent, tidak sadar bahwa dirinya tidak tahu.

Lihatlah jamak kita saksikan di media massa, para pejabat pun dalam memberikan penjelasan kepada publik kerap kali menggunakan kata “kita” padahal yang dimaksudkan sebenarnya adalah kata “kami”. Ini salah siapa ?

Rikho Kusworo 16/10/2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun