Mohon tunggu...
Rikho Kusworo
Rikho Kusworo Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis Memaknai Hari

Karyawan swasta, beranak satu, pecinta musik classic rock, penikmat bahasa dan sejarah, book-lover.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sensasi Karaoke Hardrock

10 November 2012   16:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:39 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_208582" align="aligncenter" width="200" caption="www.tower.com"][/caption]

Vokalis hardrock atau heavy metal tentulah manusia hebat. Di samping harus memiliki stamina prima, sang vokalis haruslah memiliki energi atau power yang luar biasa. Ada satu hal yang tak kalah penting, yaitu kharisma, sehingga penampilan di atas panggung mampu menggugah perhatian penonton.

Ternyata tidak mudah untuk bernyanyi sambil melakukan aksi panggung.

Itulah yang saya pelajari setelah beberapa kali menjadi penampil dalam acara bertajuk Karaoke: Friday Public Forum. Acara ini diselenggarakan setiap dua minggu sekali pada hari Jumat di kantin perusahaan dari jam 11 sampai jam 1 siang.

Di kantin yang berkapasitas sekitar dua ratus orang itu dipasang sound system yang berkekuatan 550 watt dengan perangkat vcd player. Di tengah tengah kantin disediakan sebuh panggung mini berukuran 3 x 1.5 x 0.5 meter.

Pada awalnya saya tidak begitu tertarik mengingat dari sekian banyak vcd yang disediakan panitia penyelenggara, tidak ada satu pun menarik minat. Genre musikvcd-nyaantara lain dangdut, pop Indonesia, dan lagu tembang kenangan Indonesia.

Menyaksikan acara karaoke di kantor terpecik keinginan untuk tampil menyumbangkan lagu lagu hardrock. Sungguh tidak mudah mendapatkan VCD Karaoke untuk lagu lagu hardrock. Akhirnya saya berusaha untuk mencari file mp3 karaoke di internet.

Saya sendiri bukan penyanyi dan belum pernah punya grup band. Walaupun demikian menyanyi adalah salah satu hobi yang saya gemari. Dengan gitar bolong saya terkadang menyanyi di rumah.

Kalau pun pernah menyanyi di publik hanyalah pada acara RT dengan penonton dua puluhan orang.

Berdasarkan video rekaman setiap kali tampil di panggung, saya akan berbagi kesan-kesan saya menyanyikan lagu lagu rock and roll, slow rock, heavy metal, dan latin. Sungguh bagi saya ini adalah hal yang luar biasa mengingat, seumur hidup saya belum pernah tampil di hadapan ratusan orang.

Keberanian menyanyikan lagu lagu ini semata karena lagu tersebut sudah saya kenal sejak SMP-SMA, kecuali Carlos Santana. Untuk memberikan ekspresi yang utuh, semua lagu saya nyanyikan di luar kepala.

Can’t Buy Me Love ( The Beatles), Penampilan 10 Februari 2012,

Lagu ini adalah penampilan perdana saya. Saya meyakini dari sekian banyak orang, paling hanya beberapa orang yang familiar dengan lagu yang saya nyanyikan. Namun ketika mendengar beat musik dari sound system yang menggelegar pada awal penampilan, para penonton bertepuk tangan.

Lagu yang bertempo cepat ini harus saya imbangi dengan jelajah aksi panggung yang cocok. Saya berjalan ke sana kemari sambil menyanyi. Sesekali melakukan flipping sesuai dengan musiknya. Saya sangat menikmati lagu berirama rock and roll di tengah riuhan tepuk tangan penonton.

Di tengah jeda melodi instrumen di tengah lagu bahkan saya menari ala rock and roll musik era 60-an. Tidak banyak kesulitan yang saya temui ketika menyanyikan lagu ini. Range Vocal saya masih mampu menjangkau suara John Lennon dan Paul Mcartney .

You Give Love A Bad Name (Bon Jovi), Penampilan 16 Maret 2012

Lagu ini saya pilih karena memang saya sangat menyukainya. Membawakan lagu ini serasa menyeret ke masa SMP, ketika lagu ini sangat populer. Jujur, sebelum tampil saya sempat kebingungan bagaimana aksi panggung yang cocok. Saya pun melihat beberapa video klip konser Bon Jovi. Dari intronya, lagu ini sudah menarik penonton.

Karena menirukan aksi Bon Jovi, saya pun berjingkrak di atas panggung mirip orang senam. Dari video rekaman penampilan saya, karena kekurangan power, ada beberapa bagian, walaupun cuma sedetik, nadanya slide kehabisan suara.

File Karaoke nya sangat jernih,sehingga saya serasa menyanyi diiringi Richie Sambora, Tico Torres. Baru kali ini saya menyadari bahwa vokalis hardrock itu energi, stamina, power vokalnya memang harus luar biasa.

Pada saat berjingkrak jingkrak saya tidak menyadari bahwa energi yang saya keluarkan akan mempengaruhi power vokal.

Corazon Espina ( Mana – Carlos Santana), Penampilan 4 Mei 2012

Lagu ini relatif tidak terlalu sulit mengingat range voca­l-nya tidak terlalu tinggi. Saya bisa bergoyang sambil bernyanyi mengikuti irama “Dangdut Latin”.Intro lagu ini memang menggugah orang untuk bergoyang.

Hanya saja liriknya agak sulit dihapalkan karena tertulis dalam Bahasa Spanyol. Lagu ini tidak terlalu membuat saya berkeringat karena gerakan di atas panggung juga santai. Tempo lagunya juga tidak terlalu cepat. Walaupun penonton tidak paham lagunya, mereka menikmanti gaya goyang dombret yang saya cocokkan dengan irama latin ini.

6 Juli 2012 Enter Sandman ( Metallica)

Pengalaman menyanyikan lagu ini di atas panggung sungguh menguras energi. Sebenarnya dalam versi aslinya range vocal penyanyi Metallica James Hetfield tidak terlalu tinggi, seperti Sebastian Bach (Skid Row), Sammy Hagar ( Van Halen), Jani Lane (Warrant), Axl Rose (GNR), Vince Neil (Motley Crue), atau Bruce Dickinson ( Iron Maiden).

Namun karakter vokal James Hetfield mempunyai ke-khas-an tersendiri, seperti suara harimau mengaum.

Enter Sandman yang saya nyanyikan di atas panggung seperti musik heavy metal namun dengan kemasan vokal lagu pop ( tanpa auman). Jadinya terasa garing bagi penggemar metal sejati. Lagu ini butuh nafas panjang. Mungkin karena nada musiknya terlalu tinggi setengah oktaf, bagi yang feeling so good, memasuki refrain-nya pasti bisa mendengar suara saya masih ada sliding halus, fals.

Namun saking menikmati musik di atas panggung, saya pun meloncat loncat, headbang di atas panggung yang akhirnya membakar semangat penonton larut dalam suasana heavy metal dan bertepuk tangan setelah lagu selesai.

19 Oktober 2012 Heaven (Warrant)

Untuk penampilan kelima ini saya mencoba menyanyikan lagu slow rock ballads. Sebenarnya ada banyak lagu yang ingin saya nyanyikan karaoke di atas panggung.

I Remember You (Skid Row)

18 & Life (Skid Row)

Can’t Stop Loving You ( Van Halen)

Another Day (Dream Theater)

When I Look Into Your Eyes (Firehouse)

Namun saya harus tahu diri, range vokal saya tidak memadai untuk mendekati Sebastian Bach (Skid Row), Sammy Hagar ( Van Halen), James LaBrie, CJ Snare (Firehouse). Saya tidak punya nyali untuk menyanyikan lagu lagu itu.

Kembali ke lagu Heaven yang saya nyanyikan. Saya menyukai lirik lagunya, yang dalam tafsiran saya menceritakan tentang kecintaan seorang ayah pada putri kecilnya.

I don’t need to be the king of the world

As long as I’m hero of this little girl

Heaven isn’t too far away

Closer to it everyday

No matter what your friend might said

Vokalis Warrant, almarhum Jani Lane juga mempunyai karakter vokal romantic, namun melengking. Pada bagian yang melengking, nampak dari video rekaman, ada beberapa detik bagian vocal saya yang kurang setengah oktaf untuk menjangkau nada musiknya.

Penonton nampaknya kurang familiar dengan lagu ini. Sehingga applause nya kurang bersemangat,seperti halnya ketika saya menyanyikan lagu lagu bertempo cepat dengan beat yang menggugah.

Namanya lagu slow rock, gaya di panggung memang monoton dengan ekspresi wajah yang datar. Namun demikian saya menikmati menyanyikan lagu ini sambil membayangkan anak saya ketika sampai pada lirik :

When I come home late at night

You’re in bed asleep

I wrap my arm around you and I can feel you breathe

09 November 2012 Wasted Years ( Iron Maiden)

Penampilan terakhir adalah pada Jumat kemarin ketika saya menyanyikan Wasted Years-nya Iron Maiden. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, penonton kurang bersemangat ketika saya membawakan lagu slow rock.

Pilihan lagu Iron Maiden ini terlalu berani mengingat mungkin hanya satu dua orang saja yang familiar dengan lagu ini. Di samping saya harus menyanyikan lagu Bruce Dickinson, vokalis Iron Maiden.

Namun tempo lagu yang cepat, irama heavy metal yang menggelegar dibalut intro lead guitar Adrian Smith seolah menghipnotis penonton untuk menyimak.

Cukup sulit memang menyanyikan lagu ini di atas panggung. Nafas saya kurang panjang, vocal saya tanpa vibrasi seperti halnya vocal Bruce Dickinson. Keriuhan penonton atas aksi panggung membuat saya bersemangat.

Kontrol power vocal nampaknya cukup penting. Ada beberapa bagian, karena ketakutan tidak mampu mencapai nada tinggi, saya keluarkan power terlalu besar. Ternyata vocal yang keluar malah sliding, lepas sedikit dari nadanya. Ada bagian yang kekurangan power, sehingga tarikan vocal yang seharusnya panjang, terpotong menjadi singkat.

Namun saya tertolong dengan jeda instrument melodi yang cukup panjang, hampir satu menit. Pada saat jeda inilah saya menarik nafas panjang, minum air putih sambil terus headbang.

Ditulis Rikho Kusworo, selesai 10 November 2012 jam 23.30

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun