Mohon tunggu...
Rike Fitriani
Rike Fitriani Mohon Tunggu... karyawan swasta -

seorang buruh yang mempunyai impian menjadi orang sukses

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tatapanmu...

10 April 2012   16:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:47 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

jalan raya depan mesjid at-taqwa begitu ramai oleh lalu lalang manusia,sore itu tak ada satupun kendaraan yang melintas,hanya orang-orang yang aku tak tahu hendak kemana.aku berdiri mematung di depan mesjid,di sebrang jalan mesjid att-taqwa.aku heran apa yang di cari orang-orang tersebut.

tiba-tiba Teguh,kakak kelasku waktu di SMA lewat depanku tergesa-gesa di ikuti pacarnya dibelakang mengejarnya.di ujung jalan  mesjid Teguh berbelok masuk gang diikuti pula oleh pacarnya,aku heran ada apa ini.semua orang berlalu-lalang dengan tergesa-gesa menuju ujung jalan tersebut.setelah Teguh berbelok,ada sekerumunan anak kecil perempuan yang berparas tiong hoa berlarian mengejar Teguh,salah satu dari anak perempuan itu menoleh padaku ketika hendak masuk gang,ia memakai dress berwarna biru langit dengan rambut pirang dikepang dua,matanya yang sipit dan beda warna menatap tajam padaku,mata kirinya warna kuning dan yang kanan berwarna biru muda seperti mata kucing.aku takut melihatnya tanpa mikir panjang akupun langsung membalikaan pandanganku kepada orang-orang yang berlalu lalang didepanku.anak perepuan itupun berbelok masuk gang.

**************

sebelah kiri mesjid at-taqwa terdapat sebuah gang kecil,disana nampak orang begitu ramai dan terdengae suara orang-orang melantunkan ''la'ilaha ilallah....lailahailallah....lailahaillah....",tak lama orang-orang tersebut keluar dari gang dengan memanggul keranda yang telah berisi jasad,anehnya orang yang memanggul keranda ini adalah orang-orang lansia,saat rombongan ini tiba di ujung jalan tiba-tiba keranda itu bergoyang dan braaakkk......teranda itu jatuh  dan terbuka,mayat itu hidup, bangun,duduk dan wajahnya yang sudah keriput,bibir yang sudah masuk kedalam karena sudah tak memiliki gigi,matanya yang berwarna kuning menoleh tajam padaku,aku kaget tak henti-hentinya aku mengucap ayat-ayat suci dan doa-doa yang aku bisa,orang sekitarpun menyuarakan "Allahu akbar....allahu akbar....allahu akbar...dan membaca ayat suci dan doa agar jasad itu tertidur lagi dalam keabadiannya.

mayat hidup itu kembali tertidur,orang yang menggotang keranda itupun buru-buru menutup keranda dan memanggulnya kembali,membawanya kepemakaman dengan berlari agar si mayat tak bangkit lagi.

sayup-sayup telingaku masih mendengar suara dari orang-orang yang membawa keranda itu "allahu akbar...allahu akbar....".matakupun terbuka,ternyata aku hanya mimpi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun