[caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="Aksi penolakan anjing sebagai makanan oleh Komunitas Animal Friends Jogja. (Dokumentasi: gudeg.net)"][/caption] Masyarakat Indonesia sangat beragam baik suku agama kebudayaan dan agama. Keberagaman Indonesia juga tercermin dalam kuliner yang begitu banyak dan beragam. Seperti di Sumatera saja, dari Aceh hingga Lampung memiliki kuliner khas daerahnya sendiri. Tidak bisa dipungkiri, keanekaragaman kuliner di Indonesia terkadang bagi sebagian orang termasuk kuliner yang aneh, nyeleneh, yang dianggap menjijikkan, dsb. Salah satunya ialah olahan makanan yang menggunakan daging anjing. Di beberapa negara Asia seperti Republik Rakyat Tiongkok dan Korea mengkonsumsi daging anjing merupakan hal yang biasa. Bahkan ada festival tahunan makan daging anjing. Anjing yang merupakan binatang lucu dan dianggap sebagai sahabat manusia ternyata juga sering dikonsumsi masyarakat di beberapa daerah di Indonesia. Di beberapa kota besar di Indonesia, dikenal sebagai pusatnya penjualan daging anjing. Hal ini mendapatkan kecaman dari aktivis pencinta binatang dan pencinta anjing. Di Yogyakarta diperkirakan 360 anjing dibunuh setiap minggunya untuk konsumsi, sementara di Jakarta diperkirakan 720 anjing perminggunya. Kota-kota lain seperti di wilayah Sumatera dan Sulawesi Utara bahkan diperkirakan lebih besar lagi. Di Sumatera Utara ada Pasar Tomohon, pembaca bisa googling betapa menyeramkan pasar ini bagi sebagian orang karena komoditi tak lazim yang dijual. Seperti daging tikus, daging ular, daging kelelawar, dan tentu saja daging anjing. [caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="Anjing yang akan disembelih (dokumentasi: istimewa)"][/caption] Tidak ada yang mengetahui secara pasti apa alasan orang mengkonsumsi daging anjing, sebagian orang menilai daging anjing memiliki khasiat yang baik bagi kesehatan. Sebagian lain penikmat daging anjing mungkin memakannya karena sudah kebiasaan yang diturunkan dari keluarga dan lingkungannya. Daging anjing biasanya diolah menjadi Tongseng, sehingga dalam masyarakat Jawa lekat sekali mengidentifikasikan apa yang dimaksud dengan makanan Sengsu yang berarti singkatan dari Tongseng Asu (Anjing). Menurut Karin Franken, dari  Jakarta Animal Aid Network mengungkapkan bahwa mengkonsumi daging anjing tidak memiliki khasiat ilmiah yang selama ini dipercayai oleh penikmat daging anjing. Bahkan sebaliknya, mengonsumsi daging anjing sangat rentan terkena penyakit dan berbahaya bagi tubuh. Sebab ada parasit dan bakteri yang terkandung dalam dagingnya. Kita tahu sendiri bahwa beberapa penyakit seperti Rabies memang salah satunya ditularkan lewat anjing. Terlebih anjing-anjing yang diambil dagingnya dan diperjualkan di sejumlah pasar di Indonesia didapatkan dari menangkan anjing liar ataupun pencurian anjing. Anda bisa membayangkan bukan betapa menjijikkan anjing liar dan kemudian dikonsumsi? Mari sadarkan masyarakat bahwa mengkonsumsi Anjing tidak baik bagi kesehatan dan tentu saja bagi yang muslim hukumnya Haram. Dogs is human friends not food.
Tulisan ini juga dapat dibaca di:
http://indonesialogi.blogspot.com/2014/06/konsumsi-daging-anjing-antara-mitos.html
Sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H