Mohon tunggu...
rikasari
rikasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030130 UIN Sunan Kalijaga

saya lebih menyukai pembelajaran secara praktek daripada teori, hobi saya mendengar kan musik barat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jarang Ada yang Tahu! Peringatan Hari Musik Sedunia: 21 Juni

21 Juni 2024   02:11 Diperbarui: 21 Juni 2024   02:19 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
docpri-elemen by canva

Setiap tahun, tanggal 21 Juni dirayakan sebagai Hari Musik Sedunia atau yang dikenal dengan World Music Day. Meskipun peringatan ini belum begitu dikenal di kalangan masyarakat Indonesia, Hari Musik Sedunia merupakan momen penting yang dirayakan di berbagai belahan dunia. Pada hari ini, kita diajak untuk merayakan keindahan musik dalam segala bentuknya dan menyadari peran penting musik dalam kehidupan kita.

Sejarah Hari Musik Sedunia

Hari Musik Sedunia pertama kali dirayakan pada tanggal 21 Juni 1982 di Prancis dengan nama "Fte de la Musique". Peringatan ini dicetuskan oleh Jack Lang, seorang Menteri Kebudayaan Prancis saat itu, bersama dengan seorang komposer bernama Maurice Fleuret. Ide dasar dari perayaan ini adalah untuk mempromosikan musik dengan mengajak semua musisi, baik amatir maupun profesional, untuk tampil di ruang-ruang publik. Sejak saat itu, Fte de la Musique menjadi sebuah fenomena global dan dikenal dengan nama World Music Day di berbagai negara.

Sejak itu, Fte de la Musique telah menjadi sebuah fenomena global dan dikenal dengan nama Hari Musik Sedunia di berbagai negara. Peringatan ini mendorong partisipasi aktif semua musisi, dari yang amatir hingga profesional, untuk berbagi musik mereka secara gratis di tempat-tempat umum seperti taman, jalan-jalan, dan lapangan terbuka lainnya. Tujuannya adalah untuk memperkaya budaya musik lokal, mempromosikan keberagaman musik, serta merayakan persatuan dan kebersamaan melalui bahasa universal yang disebut musik.

Mengapa 21 Juni?

Pemilihan tanggal 21 Juni bukan tanpa alasan. Tanggal ini bertepatan dengan titik balik matahari musim panas di belahan bumi utara, yang merupakan hari terpanjang dalam setahun. Hari yang penuh cahaya ini dianggap sebagai simbol kelimpahan dan kebersamaan, sangat cocok untuk merayakan musik yang menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang.

Peringatan di Berbagai Negara

Meskipun Hari Musik Sedunia belum begitu dikenal di Indonesia, di banyak negara lain, peringatan ini dirayakan dengan meriah. Musisi dari berbagai genre dan tingkatan berkumpul untuk mengadakan konser gratis di ruang-ruang publik seperti taman, jalanan, dan alun-alun. Tujuannya adalah untuk membuat musik lebih mudah diakses oleh semua orang dan merayakan bakat musik lokal. Perayaan ini tidak hanya terbatas pada konser besar, tetapi juga melibatkan pertunjukan kecil di komunitas, sekolah, dan tempat-tempat umum lainnya.

Mengapa Tidak Banyak Orang yang Tahu?

Tidak banyak orang yang tahu tentang Hari Musik Sedunia karena beberapa faktor utama, seperti kurangnya promosi, minimnya kesadaran publik, dan fokus media yang lebih besar pada peristiwa lain. Selain itu, beberapa negara belum mengakui Hari Musik Sedunia sebagai hari peringatan resmi, sehingga tanggal 21 Juni tidak masuk ke dalam kalender nasional atau sebagai hari libur resmi. Ini membuat peringatan ini kurang mendapat perhatian yang luas dibandingkan dengan perayaan lain yang sudah mapan.

Mengapa Penting untuk Dikenal Lebih Luas?

Walaupun saat ini Hari Musik Sedunia belum mendapat pengakuan yang luas, memperkenalkan dan mempromosikan hari ini bisa membawa banyak manfaat. Musik adalah bagian penting dari budaya dan kehidupan sehari-hari. Dengan merayakan Hari Musik Sedunia, kita bisa meningkatkan apresiasi terhadap berbagai genre musik, mendukung musisi lokal, mempromosikan kesehatan mental melalui musik, dan memperkuat ikatan komunitas melalui kegiatan bersama. Mari rayakan Hari Musik Sedunia dengan semangat dan jadikan musik sebagai bagian penting dari kehidupan kita sehari-hari!

Tantangan dan Peluang dalam Mempromosikan Hari Musik Sedunia di Indonesia

Meskipun potensi Hari Musik Sedunia sangat besar, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk meningkatkan kesadarannya di Indonesia. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya informasi dan promosi yang memadai di media lokal dan sosial. Selain itu, kurangnya dukungan dari pemerintah dan sektor swasta juga menjadi hambatan dalam mengorganisir dan mempopulerkan perayaan ini secara lebih luas. 

Namun, di sisi lain, ada peluang besar untuk mengintegrasikan Hari Musik Sedunia ke dalam kalender budaya nasional. Dengan melibatkan sekolah, komunitas, dan organisasi seni, serta menggunakan platform digital untuk promosi, kita dapat meningkatkan partisipasi dan apresiasi masyarakat terhadap perayaan ini. Mengadakan workshop, konser, dan kegiatan musik di ruang-ruang publik bisa menjadi langkah awal yang efektif untuk memperkenalkan Hari Musik Sedunia kepada lebih banyak orang di Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun