Mohon tunggu...
rikasari
rikasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030130 UIN Sunan Kalijaga

saya lebih menyukai pembelajaran secara praktek daripada teori, hobi saya mendengar kan musik barat.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kisah Sukses Pak Suparman: Peran Vital Usaha Mikro Gula Merah dalam Ekonomi Lokal Bengkulu

18 Juni 2024   22:34 Diperbarui: 21 Juni 2024   00:03 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Suparman, Pengrajin Gula Merah Bengkulu - DocPri

Dalam menjalankan usahanya, Pak Suparman dibantu oleh lima orang pekerja. Setiap hari, mereka mampu memproduksi hingga 20 kg gula merah. "Kapasitas produksi kami sehari mencapai 20 kg," kata Pak Suparman. 

Produk gula merah ini kemudian dijual terutama kepada pengusaha pempek yang menjadi pelanggan utama mereka. Selain itu, Pak Suparman mengandalkan metode promosi dari mulut ke mulut untuk memasarkan produknya. "Cara promosi kami sederhana, dari mulut ke mulut saja," tambahnya.

Menjalankan usaha gula merah tidak selalu mulus. Pak Suparman menghadapi berbagai hambatan, seperti pasokan air aren atau nira yang kering dan menyusut, yang berdampak langsung pada kapasitas produksi. 

"Hambatan terbesar kami adalah ketika air aren atau nira kering dan menyusut," jelas Pak Suparman. Persaingan antarprodusen dan fluktuasi harga juga menjadi tantangan yang harus dihadapinya. 

"Biasanya persaingan antar manusia dan harga yang naik turun serta gula merah yang gagal produksi menjadi tantangan terbesar," katanya.

Gula Merah - DocPri
Gula Merah - DocPri


Selain itu, Pak Suparman juga harus menghadapi kendala teknis dalam proses produksi, seperti peralatan yang kadang rusak dan membutuhkan biaya perbaikan yang tidak sedikit. 

"Kadang-kadang alat produksi kami rusak dan itu memerlukan biaya perbaikan yang cukup besar," tambahnya. Selain itu, perubahan cuaca juga dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas nira yang dihasilkan, yang pada gilirannya mempengaruhi produksi gula merah. 

"Cuaca juga sangat berpengaruh, terutama saat musim kemarau panjang," jelasnya. Terlepas dari semua tantangan ini, Pak Suparman terus berinovasi dan mencari solusi agar usahanya tetap berjalan lancar.

Gula merah yang gagal produksi adalah masalah lain yang sering muncul. Namun, Pak Suparman tidak menyerah begitu saja. Ia menemukan cara untuk mengolah kembali gula merah yang gagal, sehingga tetap bisa dijual dan mengurangi kerugian. "Gula merah yang gagal produksi kami olah kembali," ungkapnya.

Untuk masa depan, Pak Suparman memiliki rencana untuk memperluas usahanya dengan menambah kontrak atau kebun aren. "Kami berencana menambah kontrak atau kebun aren untuk meningkatkan produksi," kata Pak Suparman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun