Â
"DIKAKI BUKIT CIBALAK"
     KARYA. AHMAD TOHARI
Sebuah desa bernama Tanggir dikaki bukit cibalak sedang melaksanakan pemilihan kepala desa. Calon terkuat yaitu Pak Budi dengan lawan Pak Dirga. Pemenang pemilihan kepala desa adalah Pak Dirga namun salah satu pegawai koperasi desa bernama Pambudi tidak sejalan dengan pemikiran lurah baru tersebut karena Pak Dirga sering menggunakan kepentingan umum untuk kepentingan pribadinya.
Masalah bermula saat Mbok Ralem meminjam uang lumbung desa untuk pengobatan tapi tidak disetujui oleh Pak Dirga dan Pambudi memutuskan untuk keluar dari pekerjaan di koperasi tersebut. Niat baik Pambudi membuat Mbok Ralem menyembuhkan penyakit yang dilehernya seperti benjolan, dengan biaya tujuh puluh ribu, dan Mbok Ralem berangkat ke Yogya untuk berobat. Ternyata biaya pengobatan lima ratus ribu. Pambudi memasang iklan donasi pengobatan Mbok Ralem di Koran Kalawarta. Nasib baik berpihak pada Mbok Ralem. Uang terkumpul dua juta lebih. Mbok Ralem berhasil dioperasi, itu pun sang dokter enggan dibayar.
      Ketika suatu hari ada gadis yang disukai oleh Pambudi. Sanis dijodohkan dengan anak Pak Camat yang bernama pak Dirga ternyata ada maksudnya agar desa itu mendapat perhatian khusus dari Pak Camat. Setelah mendengar semua kenyataan itu Pambudi memutuskan pergi dari desa tersebut. Lalu ia pergi ke Yogya menemui temannya yang bernama Topo. Ia disarankan kuliah disana, untuk menunggu semester awal dia mencoba mencari pekerjaan di berbagai tempat sampai akhirnya bekerja di toko milik Nyonya Wibawa. Bahkan dia menemukan lagi seorang gadis yang berada di toko tersebut, dan ternyata seorang gadis itu adalah anak pemilik toko itu yang bernama Mulya, tak lama pak Pambudi berkenalan dengan gadis tersebut, lalu mereka berkenalanlah dan akhirnya saling mengenali. Maka disitulah awal pertemuannya dengan Mulyani, anak pemilik toko. Toko tersebut berada didaerah Tanggir.
      Beberapa hari kemudian Pambudi memutuskan keluar dari pekerjaannya, lalu dia memilih untuk bergabung dengan majalah Kalawarta. Disana dia menulis artikel tentang berbagai permasalahan di desanya. Artikel itu sampai kepada gubernur, beliau mengumpulkan semua bawahannya untuk mengungkapkan kedok Pak Dirga dengan cara menjebak Pak Dirga dalam suatu acara perjudian. Tak lama kemudian Pak Dirga itu kepergok akhirnya lengser dari jabatannya dan ditahan. Ternyata tak dikiran oleh pak Pambudi Sanis itu adalah istrinya pak Dirga, lalu ketika pak Dirga kepergok oleh polisi dan dilengserkan dari jabatannya lalu ditahan, sanis menggugat cerai kepada pak Dirga dan akhirnya sanis menjadi seorang janda. Seusai masalah itu Pambudi mendengar kabar ayahnya meninggal. Ia kembali ke Tanggir untuk menemui ayahnya, disusul oleh Mulyani. Saat perjalanannya sampai Bandung, Mulyani menyatakan pernyataannya bahwa dirinya harus bekerja lagi di tokonya agar menetap di tanggir. Tetapi Pambudi kebingungan, karena dia tidak ingin meninggalkan Cibalak.
~ UNSUR INSTRINSIKÂ
a. Tema
Tema novel ini adalah kehidupan sosial. Secara garis besar, dalam novel ini muncul beberapa konflik yang cukup kompleks, diantaranya adalah konflik social, percintaan, dan batin, yang kesemuanya cukup berpengaruh terhadap kehidupan sosial para tokohnya.
b. TokohÂ
Pambudi sebagai tokoh utama
Sanis sebagai tokoh pendamping tokoh utama
Pak Dirga seorang lurah
Mulyani adalah gadis keturunan cina
Pak Berkah adalah pemimpin redaksi dan pemilik penerbitan kulawarta
Mbok Ralem adalah warga miskin  di desa Tanggir
Topo sebagai warga Tanggir
Bambang sebagai warga Tanggir
c. AlurÂ
Alurnya maju. Alur ini digambarkan dari kejadian awal Pak Dirga menjabat sebagai Lurah Desa Tanggir, mundurnya Pambudi dari kepengurusan koperasi desa, hingga akhirnya Pak Dirga mundur dari jabatannya.
Latar atau Setting
- Latar Tempat
Rumah Mbok Ralem
Didepan pasar Desa Tanggir
Rumah Sakit
Yogyakarta
Losmen
Kantor Redaksi Kulawarta
- Latar Waktu
Pagi hari
Sore hari
Malam hari
- Suasana dan Perasaan
 1. Sedih ketika Mbok Ralem sangat merasakan kesakitannya dengan hidup yang sangat pas-pasan
2. Â Senang ketika Pambudi untuk kuliah di Yogya dan dia menuliskan Majalah Kulawarta, lalu menulis sebuah Artikel tentang berbagai permasalahan di Desa lalu tersampaikan kepada Gubernur.
~ Â Karakteristik Tokoh
- Pambudi
Merupakan tokoh sentral protagonist dalam cerita. Wataknya yaitu:
Rendah hati, suka menolong tanpa pamrih, tidak sombong. Dalam kutipan:
" Adalah pantas bila aku berbuat sesuatu untuk menolong Mbok Ralem. Didengarkannya dengan sungguh-sungguh suara hatinya sendiri. Kemudian datanglah tekadnya."
Berjiwa sosial. Dalam kutipan:
" Sepantasnya Mbok Ralem diperlakukan secara khusus. Ia sakit. Wajarlah bila ia diberi pinjaman sebesar yang ia perlukan untuk biaya penyembuhan penyakitnya. Saya mengingatkan kepada bapak bahwa sepertiga keuntungan lumbung koperasi tersedia bagi pengeluaran-pengeluaran darurat yang harus dipikul oleh desa seperti bencana banjir, kebakaran, dan sebagainya. Bagaimana bila Mbok Ralem kita beri uang."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI