Kali ini Tentang Benci
Oleh Rika Riyanti
Nyonya,
saya makan karena uangmu
saya minum karena uangmu
saya tak kurus lagi karena uangmu
Nyonya,
saya tinggal di pondokmu
saya hidup dengamu
saya meminta padamu
Nyonya,
saya mengagumimu
saya menghormatimu
saya menyayangimu
Nyonya,
kau tak kurang satupun
kau tak kurang apapun
kau tak kurang siapapun
Nyonya,
aku berhutang padamu
aku berdosa juga padamu
aku mengabdi juga padamu
Tapi, Nyonya
kau bukan satu-satunya
kau bukan apa-apanya
kau bukan seluruhnya
tapi, Nyonya
aku hidup bukan karenamu
aku masih bernyawa bukan karenamu
aku berdiri di sini tanpa bantuanmu
Nyonya,
aku memang lemah
aku memang kalah
aku memang bedebah
Nyonya,
aku babu
aku pembantu
aku buruh
tapi, Nyonya
tak pantas kau menghinaku
tak pantas kau memakiku
tak pantas kau meludahiku
lihat, Nyonya
mulutmu busuk
matamu buta
telingamu mampet!
Nyonya,
kau NOL.
*tentang seorang pembantu yang merasa lebih tinggi derajatnya dari sekadar NYONYA*
Denpasar, 17-03-2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H