Mohon tunggu...
Rikardus Asa
Rikardus Asa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Membaca dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dewi Kipas Tungku Api

27 Februari 2024   00:30 Diperbarui: 27 Februari 2024   01:11 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesekali tangannya memegang kipas untuk mengkibas kibas pada tungku agar api tak boleh padam. Tentu bukanlah saya, bila menunggu di tepi tungku tanpa maksud dan tujuan. Selain karna dingin, kebiasaanku menunggu kuah bubur yang dimasak ibu saat mendidih, untuk diberikan kepadaku. Itu kesukaan ku tiap pagi, kata ibu "itu adalah susu, susu yang dikemas dalam kaleng, itu terbuat dari sini yaitu masakan bubur yang mendidih". Karena alasan itulah tak seharipun aku melewatkanya saat pagi.

Setelah sekian lama hidup di kota dengan perkembangan zaman yang makin modern, kadang kita merasa rindu dengan hal hal seperti itu saat kecil didesa. Tentu dalam perenungan sangat terharu melihat betapa besar perjuangannya untuk tetap memberikan yang terbaik bagi anak anaknya meskipun dalam kondisi sakit.

Hal tersebut mengajarkan pada kita bahwa betapa pentingnya memiliki semangat dan tekad untuk selalu memberikan yang terbaik bagi orang-orang yang kita cintai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun