Mohon tunggu...
Rika Putri Nurfadilah
Rika Putri Nurfadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Periang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Tahunan "Nadran" di Indramayu

24 Januari 2023   10:29 Diperbarui: 24 Januari 2023   10:43 2182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tradisi merupakan kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat baik yang menjadi kebiasaan atau dalam arti lain, sesuatu yang sudah lama dilakukan dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Bermacam-macam daerah di Indonesia tentunya mempunyai berbagai tradisi tersendiri, salah satunya ialah di Kabupaten Indramayu yaitu tradisi Nadran.

Nadran merupakan upacara adat yang dilaksanakan di pesisir utara pantai pulau jawa seperti Subang, Indramayu, dan Cirebon. Nadran yaitu berupa pesta laut yang diadakan oleh para nelayan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil tangkapan ikan yang diperoleh, dan mengharapkan peningkatan hasil di tahun mendatang selain itu berdoa kepada tuhan agar mendapatkan perlindungan ketika mencari nafkah di laut. Menurut masyarakat setempat, kata nadran berasal dari kata nazar yang dalam Islam berarti pemenuhan janji. Adapun persembahan Sesajen yang diberikan disebut ancak, yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi makanan, kembang tujuh rupa, buah-buahan dan kepala kerbau yang dibuang ke laut lepas.

Pelaksanaan Nadran/Eka Yonavilbia
Pelaksanaan Nadran/Eka Yonavilbia

Upacara Nadran merupakan akulturasi budaya Islam dan Hindu yang diwariskan sejak ratusan tahun yang lalu, yang masih dilakukan dan dipertahankan secara turun-temurun. Upacara Nadran diadakan rutin setiap tahun, selain upacara ritual adat, kesenian tradisional juga diselenggarakan. Di Indramayu Upacara Adat Nadran umumnya, dilaksanakan antara bulan Mei sampai bulan November yang berlangsung di berbagai pantai yaitu, Karangsong, Eretan Wetan, Limbangan, Dadap dan Pantai Eretan.

Acara Nadran ini pun dapat diikuti oleh siapa saja  tanpa memandang usia, jenis kelamin, agama, suku, dan lainnya. Pengunjung pun datang dari dalam desa dan sekitarnya, bahkan ada yang dari luar daerah untuk menikmati acara nadran. Warga yang datang bisa ikut menaiki prahu nelayan yang di hias berlayar ke tengah lautan untuk memeriahkan acara ini.  

Banyaknya tadisi yang kita miliki tidak hanya cukup untuk dilestarikan, tetapi juga perlu kita hargai. Berbagai cara menghargai keragaman tradisi di sekitar kita adalah dengan senantiasa untuk mau mengenal adat istiadat dari berbagai tradisi yang ada di indonesia dan sikap untuk menghormati tradisi masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun