Lanjut usia atau lansia merupakan individu yang usianya mencapai 60 tahun ke atas (PMK RI No 5 Tahun 2016, 2016). Seiring bertambahnya usia, lansia akan mengalami proses penuaan yang menyebabkan adanya perubahan-perubahan baik secara fisik ataupun psikologis.Â
Perubahan fisik yang terjadi pada lansia diantaranya kulit yang mulai mengendur, perubahan warna rambut, penurunan fungsi penglihatan dan pendengaran, dan lain-lain (Senja & Prasetyo, 2021). Sedangkan perubahan psikologis pada lansia terjadi akibat adanya perubahan peran serta kemampuan fisik lansia dalam melakukan suatu aktivitas, baik aktivitas untuk diri sendiri ataupun di lingkungan masyarakat (Simorangkir et al., 2022).
Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia umumnya membuat lansia memiliki ketergantungan baik kepada keluarganya ataupun alat bantu yang dibutuhkan sehingga dapat mempermudah lansia dalam melakukan aktivitas sehari-harinya. Aktivitas dasar pada lansia sehari-hari biasanya meliputi perawatan diri, pemenuhan kebutuhan nutrisi, dan aktivitas lainnya (Ekasari et al., 2019). Supaya lansia terus dapat mempertahankan kemampuan dirinya dalam memenuhi kebutuhan dasarnya sehari-hari, maka lansia tetap perlu aktif secara fisik.
Lansia yang aktif secara fisik berhubungan dengan terjadinya peningkatan kualitas hidupnya. Hal ini dikarenakan aktivitas fisik yang dilakukan lansia dapat meningkatkan kepuasan hidup serta mengurangi perasaan kesepian pada diri lansia (de Oliveira et al., 2019). Sekilas tentang aktivitas fisik yang merupakan suatu pergerakan dari anggota tubuh sehingga memberikan tenaga dalam memelihara kesehatan baik secara fisik ataupun psikologis sehingga menjaga tubuh tetap sehat dan bugar (Ariyanto et al., 2020). Â
Aktivitas fisik yang dapat dilakukan pada lansia tidak bisa disamaratakan dengan aktivitas fisik yang dilakukan pada orang dewasa, karena perlu menyesuaikan dengan kemampuan serta kondisi pada lansia. Jenis aktivitas fisik dengan intensitas sedang yang dapat dilakukan diantaranya berjalan kaki, berkebun, membersihkan rumah, dan naik tangga. Sedangkan jenis aktivitas fisik dengan intensitas berat yang dapat dilakukan diantaranya yoga, jogging, tai chi, menggendong anak atau cucu, hingga melakukan berbagai jenis olahraga seperti berenang dan bermain bulu tangkis (Kemenkes RI, 2018).
Jenis aktivitas fisik lainnya yang dapat dilakukan lansia yaitu senam. Senam merupakan olahraga murah dan mudah untuk dilakukan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan pada lansia. Senam ini disebut senam lansia (Windri et al., 2019). Selain itu, kegiatan aktivitas fisik lainnya yang berkontribusi pada gaya hidup aktif pada lansia yaitu mengikuti aktivitas santai dan kebudayaan, mengikuti kelas menari atau dansa, membuat kerajinan, dan berinteraksi antar kelompok lansia maupun masyarakat umum (de Oliveira et al., 2019).
Manfaat dari aktivitas fisik yang dilakukan oleh lansia diantaranya meliputi manfaat secara fisik, psikologis, sosial, dan juga lingkungan bagi lansia. Manfaat secara fisik bagi lansia yaitu dapat menjaga tubuh tetap bugar. Manfaat secara psikologis bagi lansia yaitu dapat mengurangi perasaan negatif seperti perasaan kesepian, mudah marah, dan cemas.Â
Manfaat secara sosial bagi lansia yaitu lansia dapat terus berkomunikasi dengan orang sekitarnya, merasa dihargai, dan dapat saling membantu bahkan memberikan nasihat sehingga lansia merasa saling dibutuhkan. Selain itu, manfaat dalam segi lingkungan dapat memberikan kenyamanan bagi lansia di tempat tinggalnya dalam melakukan aktivitas pekerjaan dan juga mendapatkan fasilitas dari lembaga kesehatan seperti pos pelayanan terpadu lansia, sehingga lansia rajin hadir dalam kegiatan tersebut (Palit et al., 2021).
Kualitas hidup merupakan ungkapan individu yang merasa sehat secara fisik, sosial, maupun emosional serta perasaan sejahtera terhadapkehidupannya (Megasari et al., 2022). Menurut WHO (1996), kualitas hidup terbagi keadalam empat domain, yaitu domain fisik, psikologis, hubungan  sosial, dan lingkungan (WHO, 1996). Dari berbagai jenis aktivitas fisik dan manfaat yang didapatkan bagi lansia berkaitan dengan keempat domain kualitas hidup lansia. Hal ini berkaitan dengan manfaat yang dirasakan pada lansia dari aktivitas-aktivitas fisik yang dilakukannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aktivitas fisik yang secara rutin dilakukan oleh lansia memberikan pengaruh dalam meningkatkan kualitas hidup lansia. Jadi, bagi kita semua yang memiliki lansia di rumah, ada baiknya kita tetap memperlakukan lansia layaknya individu yang sehat dengan memberikan dukungan secara moral ataupun material, memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan lansia, dan menganjurkan atau membantu lansia untuk tetap aktif secara fisik.
Referensi :
Ariyanto, A., Puspitasari, N., & Utami, D. N. (2020). Aktivitas Fisik Terhadap Kualitas Hidup Lansia. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad, XIII(2), 145--151.
de Oliveira, L. D. S. S. C. B., Souza, E. C., Rodrigues, R. A. S., Fett, C. A., & Piva, A. B. (2019). The effects of physical activity on anxiety, depression, and quality of life in elderly people living in the community. Trends in Psychiatry and Psychotherapy, 41(1), 36--42. https://doi.org/10.1590/2237-6089-2017-0129
Ekasari, M. F., Riasmini, N. M., & Hartini, T. (2019). Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia Konsep Dan Berbagai Intervensi. Malang: Wineka Media.
PMK RI No 5 Tahun 2016, (2016).
Kemenkes RI. (2018). Aktivitas Fisik Untuk Lansia. Promkes Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. https://promkes.kemkes.go.id/?p=8816
Megasari, A. L., Fatsena, R. A., Riatma, D. L., & Masbahah. (2022). Pemanfaatan Telemdicine Dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien COVID-19. Kediri: Lembaga Omega Medika.
Palit, I. D., Kandou, G. D., Kaunang, W. J. P., Kesehatan, F., Universitas, M., & Ratulangi, S. (2021). Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Kualitas Hidup pada Lansia di Desa Salurang Kecamatan Tabukan Selatan Tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jurnal KESMAS, 10(6), 93--100.
Senja, A., & Prasetyo, T. (2021). Perawatan Lansia Oleh Keluarga dan Care Giver. Jakarta: Bumi Medika.
Simorangkir, L., Ginting, A. A. Y., Saragih, I. S., & Saragih, H. (2022). Mengenal Lansia dalam Lingkup Keperawatan. Medan: Yayasan Kita Menulis.
WHO. (1996). WHOQOL-BREF: Introduction, Administration, Scoring and Generic Version of The Assessment. Geneva: World Health Organization.
Windri, T. M., Kinasih, A., & Sanubari, T. P. E. (2019). Pengaruh Aktivitas Fisik Dengan Kualitas Hidup Lansia Hipertensi Di Panti Wredha Maria Sudarsih Ambarawa. Jurnal JMP Online, 3(11), 1444--1451.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H