Mohon tunggu...
Rika Mrs Wijaya
Rika Mrs Wijaya Mohon Tunggu... -

Ingin Belajar Menulis dan Berfikir Positif...Calon Bunda yang sedang menanti malaikat kecilnya :)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Terserak di Akhir-akhir Ramadhan (T.T)

5 September 2010   04:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:26 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini aku tulis ulang dari tulisanku sendiri di blogku. Berhubung blogku sepi pengunjung ...hehe, jadi aku tulis lagi aja disini.

---------------------------------------------------------

Hari ini adalah hari-hari terahir kita berpuasa di bulan suci Ramadhan 1431 H . Hari-hari terakhir mengais pahala berlipat ganda dan THR bonus berlipat2 dari Allah. Hari-hari menjelang detak-detik perpisahan yang membuat sedih, ibarat perpisahan dengan sang Kekasih. Yup, karena beberapa hari lagi kita sudah memasuki 1 Syawal 1431 H. Yakni hari Raya Idul Fitri yang merupakan hari kemenangan bagi kita kaum muslimin-muslimah di seluruh dunia. Hari berbuka... Masya Allah, cepat sekali bukan hari demi hari, detik demi detik Ramadhan berlalu. Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini merupakan tahun ke-3 aku menjalaninya sebagai seorang istri bersama suamiku tercinta. Tentunya, lebih istimewa & lebih berkesan. Mengapa? Yah, bayangkan saja dari sebelumnya, mau buka puasa tinggal buka, mau sahur tinggal sahur, sahur pun dibangunin. Eh, sekarang, sebelum buka & sahur,  akunya udah pusing duluan mau makan pake menu apa. Masak sendiri or beli di luar or makan diluar sekalian. Dan, nyatanya ke-3 option itu semuanya dijalani. Hahaha  . Iya sich, bayangin aja lah kalo cuma 1, masak doank, kan lama2 bosan, mana bisanya itu2 aja.  Tak hanya pusing masalah menu, alarm berbunyi pun harus siap2 bangun untuk menyiapkan santap sahur, meski cukup sering juga aku snooze beberapa menit karena mata yang tak bisa kuajak kompromi. Hehehe. Namun, keribetan itu semua aku jalani apa adanya, karena itulah tahap awal aku ‘baru’ menjadi seorang istri, belum lagi jikalau nanti menjadi seorang ‘ibu’ (amiin Ya Allah), tentunya akan banyak lagi yang harus bisa aku kerjakan, menyediakan makanan untuk anak2ku, tak mungkinlah aku membiarkan mereka sering makan diluar yang tentunya belum sehat dan bergizi. 

)
)
Dan keribetan itu semua juga tak ada apa-apanya di banding bonus yang Allah kasih ke kita semua sebagai umat muslim di bulan Ramadhan penuh berkah ini. Yah, tentunya kita tahu betapa banyak pahala berkah, rahmat, ampunan yang Allah kasih ke kita selama di bulan ini ketika kita berpuasa. Belum lagi pahala yang Allah kasih ketika kita malaksanakan serangkaian ibadah Ramadhan, shalat, qiyamullail (tarawih, witir), tilawah Al-Quran, dzikir, shalat sunnah, sedekah, zakat, dll. Subhanallah, di bulan penuh ampunan ini Allah melipatgandakan pahala itu sebesar-besarnya, sebanyak-banyaknya 
)
)
. Belum lagi, pahala lebih baik dari 1000 bulan di Lailatul Qadr (malam Qadr), sang malam kemuliaan. Subhanallah, betapa besar keutamaan yang Allah kasih di bulan ini, tergantung kita (hamba-Nya) ingin memperoleh keutamaan itu atau tidak. Ah, sungguh bilamana kita tau apa saja keutamaannya, tentunya kita tidak mau Ramadhan itu berlalu begitu saja.  Sungguh merugi jika kita sia-siakan. Pergi tanpa memperoleh apapun, hanya lapar dan dahaga. Naudzubillah. Butuh 11 bulan lagi untuk bertemu sang Bulan Qur’an (Al-Qur’an diturunkan di malam Qadr), dan dalam rentang 11 bulan itu kita tak tahu apa saja yang akan terjadi. Mungkinkah maut kita menjemput dalam rentang penantian itu. Allohu a’lam. Kita tak pernah tahu takdir, namun yang ku tahu, tiap tahun bahkan tiap detik memang pasti ada yang meninggalkan dunia ini, pasti, kita semua tinggal mengantri dan menunggu giliran. Kapankah giliran kita? Allohu’alam. Ini rahasia ghoib sang Illahi yang hanya DIA YAng Maha Tahu, kita hanya wajib mengimaninya dan mempersiapkan bekal di dunia untuk hari itu, hari dikumpulkannya seluruh umat manusia di padang Mahsyar di mana matahari hanya sejengkal dari kepalanya, hari di hisab (dihitung) nya dan ditimbangnya segenap amalan ibadah manusia, apapun itu tak luput dari pengadilan-Nya. Allohu Akbar…hari dimana pada hari itu hanya syafaat (pertolongan) dari Nabi Muhammad lah yang bisa menolong kita, Sang Penyelamat (The Saviour) ummatnya…hari dimana seorang ayah tak bisa menolong anaknya lagi, seorang suami tak bisa menolong istrinya lagi, hanya amal baik dan kasih sayang Allah yang bisa menolong kita…hari dimana Para Rasul, para sahabat Rasul, para syuhada, dan orang-orang beriman mendapat kenikmatan tiada tara yang abadi, kenikmatan surgawi yang luar biasa indahnya melebihi kenikmatan duniawi, surga Alloh yang luasnya melebihi luas langit dan bumi, yang mana sejuk sejauh mata memandang, nan mengalir sungai-sungai di bawahnya, menanti pula bidadari surga diperuntukkan untuk insan bertaqwa…hari dimana orang-orang beriman dapat betemu sesuatu yang selama ini di idamkannya, yakni melihat-Nya, melihat wajah Penciptanya, melihat wajah ALLOH Robbul ‘alamin Tuhan Pencipta Alam ini, sebagaimana yang dijanjikan-Nya pada hamba-hamba-Nya yang beriman, juga berjumpa dengan Kekasih-Nya, Muhammad …Allohuakbar….Ya Allah, sungguh merugi diri ini jika tak mampu betemu wajah-Mu, wajah pencipta alam semesta dan mendengar kalam Allah yang suci (Al-Quran) di bacakan langsung oleh Allah Azza wa Jalla. Ah sungguh aku ingin sekali…….. Musibah pun tiada yang tahu. Bahkan ketika terjadi gempa di pesisir Jawa 2 September tahun lalu, tsunami di Aceh dan gempa di Yogya beberapa tahun lalu, Tragedi Situgintung tahun lalu………Tak ada seorangpun bisa meramal dan mengiranya……..Itu semua memang sudah tertulis di kitab Lauhul Mahfudz di atas langit, namun menjadi rahasia-Nya. Siapapun, kapanpun, dan dimanapun, bahkan di benteng teraman pun tak mungkin ada yang luput jika Izrail sudah ditugaskan. Ya Rabb, aku takut, sungguh aku takut. Aku takut jika tidak di wafatkan dalam keadaan husnul khotimah. Ramadhan salah satu cara penyucian diri dari dosa2 dan kelalaian yang aku perbuat. Namun, ini adalah hari terakhir. Di samping suka cita merayakan hari raya bersama keluarga besarku & keluarga besar suamiku, aku juga merasa sedih. Sedih sekali. Mengingat keutamaan Ramadhan akan segera berlalu dan selalu ada kegamangan di hati apakah Ramadhan tahun depan masih menjumpaiku. Ah, sedih sekali Ramadhan berlalu, sementara aku tak pernah tahu sudah optimalkah ibadahku , masih banyak kelalaian yang kuperbuat selama berpuasa, aku takut sekali hanya meraih lapar & haus,. Ya Rabb kami, berilah kami umur panjang yang barokah dan semoga kami di pertemukan di bulan Ramadhan yang akan datang. Amiin Allohumma Amiin. Allohumma innii asaluka iimaanaan laa yartaddu wa na’iiman laa yanfadu wa muroo faqota muhammadin fii a’la jannatil khuld Ya Allah, sesungguhnya aku  memohon kepadaMU iman yang tidak akan lepas, nikmat yang tidak akan habis dan menyertai nabi Muhammad di surga paling tinggi selama-lamanya (HR Ibnu Hibban no 2436 dari Ibnu Mas’ud) ----------------------------------------------- ~ Rika, yang sedang sedih karena merasa tidak maksimal dalam optimalisasi ibadah. Semoga masih diberi kesempatan bertemu Ramadhan di tahun yang akan datang..Aaamiin Ya Robbal aalamin~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun