Mohon tunggu...
Rika Hadhi Febrianita
Rika Hadhi Febrianita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang

Sedang dalam Program Studi Ilmu Komunikasi S1

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meski Pandemi, KKN 65 UNSIKA 2021 Tetap Mengabdi sebagai Upaya Peningkatan Konsumsi Sayur di Desa Sungaibuntu Karawang

5 November 2021   14:31 Diperbarui: 6 November 2021   00:01 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid-19 mengharuskan tetap berada di rumah dan menjaga protokol kesehatan. Namun, hal tersebut tidak menghalangi mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2021. 

Salah satu kelompok KKN dengan judul "Upaya Peningkatan Konsumsi Sayur Melalui Edukasi Gizi di Desa Sungaibuntu" yang terdiri dari 18 mahasiswa berasal dari program studi Gizi, Ilmu Komunikasi, Agribisnis, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan Teknik Informatika telah memberikan edukasi gizi untuk meningkatkan konsumsi sayur kepada warga, khususnya ibu rumah tangga di Desa Sungaibuntu Karawang, Jawa Barat.

Kegiatan KKN yang dibimbing oleh Dr. Al Mukhlas Fikri, S.Gz, M.Si dilakukan dengan memberikan edukasi gizi sebanyak 4 kali dengan menggunakan media edukasi, yaitu Poster, Podcast, dan Buku Saku yang dibagikan melalui grup WhatsApp. 

Penggunaan media sosial seperti WhatsApp saat ini dianggap efektif karena sudah sangat dekat dengan kehidupan masyarakat, termasuk ibu rumah tangga. 

Semua media dikembangkan sendiri oleh mahasiswa dengan memperhatikan karakteristik sasaran sehingga lebih mudah dimengerti. Sebelum dan sesudah diberikan edukasi, mahasiswa memberikan kuesioner yang berisikan pencatatan asupan makanan selama 24 jam terakhir, pengetahuan tentang sayur, perilaku konsumsi sayur, dan pola defekasi kepada sasaran.

Setelah dilakukan pendataan, rentang usia sasaran yang diberikan edukasi gizi antara 21-43 tahun dengan pendapatan keluarga sasaran sebagian besar tergolong rendah, yaitu  kurang dari 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu rupiah) per-bulan. Adapun status gizi sasaran rata-rata berada di kategori normal. 

Berdasarkan hasil pencatatan, asupan makanan sasaran selama 24 jam terakhir sebelum dan sesudah diberikan edukasi gizi, yaitu terdapat peningkatan rata-rata asupan energi yang semula 1886 kalori menjadi 2129 kalori, protein yang semula 62 gram menjadi 67,4 gram, lemak dari 60 gram menjadi 60,5 gram, karbohidrat dari 239 gram menjadi 304,7 gram dan serat dari 7 gram menjadi 14,7 gram. 

Kemudian rata-rata konsumsi sayur pada sasaran sebelum diberikan edukasi gizi ialah 156,3 gram sedangkan setelah diberikan edukasi gizi meningkat menjadi 221,4 gram. Kegiatan ini juga berhasil meningkatkan pengetahuan dan perilaku gizi sasaran.

Dokpri
Dokpri

Dari hasil pendataan, pola defekasi sasaran sebelum diberikan edukasi gizi dan setelah diberikan edukasi gizi, sebagian besar tidak mengalami kesulitan dalam hal buang air besar. Sebelum diberikan edukasi gizi, frekuensi defekasi sasaran kurang dari 3 kali per-minggu sebesar 78,8% dan setelah diberikan edukasi gizi frekunesi defekasi sasaran lebih dari 3 kali per-minggu sebesar 61,1%.

Kegiatan ini diterima dengan baik oleh masyarakat Desa Sungaibuntu. Semua sasaran berpartisipasi aktif selama kegiatan berlangsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun