kesehatan. Namun, hal tersebut tidak menghalangi mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2021.Â
Pandemi Covid-19 mengharuskan tetap berada di rumah dan menjaga protokolSalah satu kelompok KKN dengan judul "Upaya Peningkatan Konsumsi Sayur Melalui Edukasi Gizi di Desa Sungaibuntu" yang terdiri dari 18 mahasiswa berasal dari program studi Gizi, Ilmu Komunikasi, Agribisnis, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan Teknik Informatika telah memberikan edukasi gizi untuk meningkatkan konsumsi sayur kepada warga, khususnya ibu rumah tangga di Desa Sungaibuntu Karawang, Jawa Barat.
Kegiatan KKN yang dibimbing oleh Dr. Al Mukhlas Fikri, S.Gz, M.Si dilakukan dengan memberikan edukasi gizi sebanyak 4 kali dengan menggunakan media edukasi, yaitu Poster, Podcast, dan Buku Saku yang dibagikan melalui grup WhatsApp.Â
Penggunaan media sosial seperti WhatsApp saat ini dianggap efektif karena sudah sangat dekat dengan kehidupan masyarakat, termasuk ibu rumah tangga.Â
Semua media dikembangkan sendiri oleh mahasiswa dengan memperhatikan karakteristik sasaran sehingga lebih mudah dimengerti. Sebelum dan sesudah diberikan edukasi, mahasiswa memberikan kuesioner yang berisikan pencatatan asupan makanan selama 24 jam terakhir, pengetahuan tentang sayur, perilaku konsumsi sayur, dan pola defekasi kepada sasaran.
Setelah dilakukan pendataan, rentang usia sasaran yang diberikan edukasi gizi antara 21-43 tahun dengan pendapatan keluarga sasaran sebagian besar tergolong rendah, yaitu  kurang dari 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu rupiah) per-bulan. Adapun status gizi sasaran rata-rata berada di kategori normal.Â
Berdasarkan hasil pencatatan, asupan makanan sasaran selama 24 jam terakhir sebelum dan sesudah diberikan edukasi gizi, yaitu terdapat peningkatan rata-rata asupan energi yang semula 1886 kalori menjadi 2129 kalori, protein yang semula 62 gram menjadi 67,4 gram, lemak dari 60 gram menjadi 60,5 gram, karbohidrat dari 239 gram menjadi 304,7 gram dan serat dari 7 gram menjadi 14,7 gram.Â
Kemudian rata-rata konsumsi sayur pada sasaran sebelum diberikan edukasi gizi ialah 156,3 gram sedangkan setelah diberikan edukasi gizi meningkat menjadi 221,4 gram. Kegiatan ini juga berhasil meningkatkan pengetahuan dan perilaku gizi sasaran.
Dari hasil pendataan, pola defekasi sasaran sebelum diberikan edukasi gizi dan setelah diberikan edukasi gizi, sebagian besar tidak mengalami kesulitan dalam hal buang air besar. Sebelum diberikan edukasi gizi, frekuensi defekasi sasaran kurang dari 3 kali per-minggu sebesar 78,8% dan setelah diberikan edukasi gizi frekunesi defekasi sasaran lebih dari 3 kali per-minggu sebesar 61,1%.
Kegiatan ini diterima dengan baik oleh masyarakat Desa Sungaibuntu. Semua sasaran berpartisipasi aktif selama kegiatan berlangsung.
"Alhamdulillah, saya pribadi sangat senang dengan adanya edukasi ini. Banyak  ilmu tentang kesehatan yang saya dapatkan dari edukasi ini. Terima kasih ya Dik,  atas sharing dan ilmunya," ucap Ibu Entri, salah satu sasaran kegiatan.
Dengan adanya kegiatan edukasi gizi ini, para mahasiswa KKN berharap tidak hanya dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai sayuran, tapi juga dapat mengubah perilaku konsumsi sayur masyarakat sehingga berdampak pada pola defekasi yang baik.Â
Kegiatan KKN ini juga membuktikan meskipun banyak tantangan dalam pemberian edukasi melalui media daring, edukasi gizi dengan kreatif dan inovatif mampu memperbaiki pola konsumsi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H