Mohon tunggu...
rika fitria utami
rika fitria utami Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

terima kasih dan semoga suka dengan karya yang di buat

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Manfaat Pemakaian Barang Ramah Lingkungan Sebagai Solusi Mengurangi Sampah Plastik di Laut

4 Mei 2023   14:20 Diperbarui: 4 Mei 2023   14:19 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Plastik merupakan bahan yang digunakan pada kegiatan sehari-hari kita, bahan ini dapat dijadikan benda dan kemasan suatu produk yang mana tidak lepas dari kehidupan manusia seperti kita. Menurut laporan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) yang berjudul White Paper on Plastics Circular Economy and Global Trade terbitan Juli 2020. Sekiranya sebanyak 400 juta ton plastik dihasilkan dunia setiap tahunnya. Plastik berbahan sangat ringan sehingga sering dipakai untuk kebutuhan. Namun sayangnya plastik ini justru mengandung zat yang justru dapat membahayakan manusia itu sendiri bahkan seluruh makhluk hidup. 

Plastik ini sering berakhir menjadi sampah yang tidak dapat terurai dan mencemari lingkungan termasuk wilayah perairan. Menurut International Coastal Cleanup (ICC) pada 2019 sebanyak 97.457.984 jenis sampah dengan berat total 10.584.041 kilogram ditemukan di laut. Kebanyakan sampah yang ditemukan berupa kemasan makanan, sedotan, alat makan plastik, gelas plastik, kantong plastik, dan botol minum plastik. Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya adalah wilayah laut. Tidak mudah bagi kita untuk menangani kasus darurat sampah ini. 

Penduduk sekitar yang biasa mencari ikan sudah menyuarakan keluhan soal sampah plastik yang sering didapat dibandingkan dengan ikan. Hasil perhitungan sementara dari Tim Koordinasi Sekretariat Nasional Penanganan Sampah Laut, total sampah yang masuk ke laut pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 521.540 ton, di mana sekitar 12.785 ton berasal dari aktivitas di laut,” kata Nani selaku pejabat di Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi. Pemerintah telah menargetkan pengurangan sampah selama 70 persen pada tahun 2025 nanti dengan membentuk tim terpadu sejak 2019 lalu sesuai amanat Perpres nomor 83 tentang penanganan sampah laut yang terbit September 2018. Ada enam belas kementerian dan lembaga di dalamnya untuk menyusun program yang terpadu. 

Dari perhitungan tim ini mendapatkan hasil sekurangnya telah dicapai pengurangan sampah di laut sebesar 15 persen pada 2018-2020. Maka peran kita untuk membantu pengurangan sampah tersebut adalah dengan melakukan reduce, yaitu mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari kita. Kegiatan ini dimulai dari hal terkecil yang biasa kita lakukan seperti penggunaan alat makan, tas belanja dan kegiatan lainnya yang akan diulas pada artikel ini.

Sampah plastik merupakan barang bekas atau barang sekali pakai yang sering digunakan oleh masyarakat dan sampah plastik terbuat dari bahan kimia yang tidak mudah terurai serta terbarukan dan harus menunggu beratus tahun untuk terurai. Pada umumnya, sampah plastik digunakan untuk membungkus bermacam makanan, minuman ataupun barang-barang yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Dampak dari pemakaian plastik ini bisa menjadi pencemaran di darat maupun di laut. Bagi pencemaran di laut, banyak hewan-hewan yang mati karena kotornya air laut yang disebabkan banyaknya sampah, akibatnya laut menjadi tidak terawat karena penumpukan sampah yang sangat banyak.

keadaan lingkungan yang dikelilingi sampah. Photo by Ariungoo Batzorig on Unsplash 
keadaan lingkungan yang dikelilingi sampah. Photo by Ariungoo Batzorig on Unsplash 
Data yang diperoleh menurut Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/tahun. Sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Sampah plastik di Jakarta setiap harinya mencapai 34 persen dari sampah harian di 2019. Adapun rata-rata total sampah harian Jakarta di 2019 mencapai 7.702 ton dan kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 miliar lembar per tahun atau sebanyak 85.000 ton kantong plastik. Dikutip dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia masuk urutan kedua penyumbang sampah plastik sejagat pada tahun 2019 dengan 3,21 Juta metrik ton/tahun, sedangkan di urutan pertama China dengan 8,81 juta metrik ton/tahun. 

Berbagai macam plastik yang telah menjadi elemen konstan pada hidup kita seperti kemasan produk, bahan kosmetik, dan sebagainya. Hadirnya plastik yang beraneka ragam membuat sebuah fakta bahwa sangat sulit untuk tidak memakai plastik. Maka dari itu, dengan mengurangi plastik bukan hanya dari perubahan kebiasaan saja, tetapi dibutuhkan juga pola pikir yang berubah. Berikut beberapa solusi yang dapat kita lakukan untuk mengurangi pemakaian sampah plastik:

1. Mengurangi pemakaian sedotan berbahan plastik

Jika kita membutuhkan sedotan untuk minum, usahakan untuk menggunakan sedotan berbahan stainless steel yang dapat dipakai berulang kali. Penggunaan sedotan plastik yang besar akan menimbulkan masalah lingkungan seperti matinya biota perairan. Hal tersebut dikarenakan hewan laut akan mengira bahwa sedotan plastik adalah makanannya. 

kantong belanja yang dipakai berulang kali. Photo by Sasha Pestano on Unsplash
kantong belanja yang dipakai berulang kali. Photo by Sasha Pestano on Unsplash
2. Memakai kantong belanja yang dapat digunakan kembali

Jika kita pergi ke supermarket, banyak sekali kantong plastik yang digunakan di setiap toko. Cobalah dengan membawa tas yang besar dan kuat untuk mengurangi jumlah sampah plastik. Bawalah tas yang terbuat dari katun bukan nilon atau poliester yang bahannya terbuat dari plastik juga. Untuk meningkatkan kesehatan bumi, kita bisa menggunakan tas yang dipakai berulang kali seperti kain, tali atau anyaman.

3. Memilih toko yang memakai kemasan kertas

Cerdas dalam menentukan toko yang memberikan kemasan kertas dan plastik. Carilah toko yang menyediakan kemasan yang ramah lingkungan. Karena kantong plastik membutuhkan waktu kurang lebih 20 tahun untuk terurai secara alami. Tetapi, belum sampai terurai sudah terdapat banyaknya sampah plastik lain yang akan mencemari laut

4. Mengurangi pembelian air minum kemasan

Penggunaan botol minum sendiri lebih efektif untuk mengurangi sampah plastik. Selain itu menggunakan botol minum sendiri lebih terjangkau dan hemat. Sebelum pergi usahakan untuk mengisi atau air minum terlebih dahulu untuk dapat mengurangi sampah plastik di laut.

5. Menggunakan tempat makan sendiri sebagai wadah makanan.

Kebanyakan sampah laut berasal dari daratan yang biasanya berupa kemasan makanan. Hampir seluruh penjual makanan baik secara langsung atau online  menggunakan plastik. Faktanya, tempat makan yang berbahan dari plastik dapat merusak ekosistem laut kita. Maka disarankan untuk mengubahnya dengan memilih wadah kaca atau stainless steel agar mengurangi sampah plastik karena wadah plastik dapat melepaskan zat berbahaya ketika digunakan

Bagi  sebagian masyarakat Indonesia yang sudah hidup lama berdampingan dengan pemakaian barang plastik tentu akan memerlukan waktu lama untuk bisa beradaptasi dan menjadikan  pemakaian barang ramah lingkungan ini sebagai sebuah kebiasaan baru. Tetapi hal ini harus terus dilakukan agar jumlah pemakaian barang plastik terus mengalami penurunan, dengan begitu berkurang pula sampah-sampah yang dihasilkan terutama  sampah yang berasal dari plastik. 

Berikut adalah beberapa manfaat yang akan kita rasakan jika masyarakat indonesia mulai mengurangi penggunaan barang plastik dengan barang yang lebih ramah lingkungan, antara lain:

1. Mengurangi jumlah sampah plastik yang sudah menumpuk terutama sampah yang tersebar luas di lingkungan termasuk juga wilayah perairan.

2. Berbagai makhluk hidup yang berdampingan dengan manusia akan terselamatkan. Seperti misalnya hewan yang ada di darat dan juga berbagai jenis biota laut yang hidup di perairan. Dengan kita mengurangi penggunaan sampah plastik, maka akan ada harapan hidup tinggi bagi para biota laut terutama hewan seperti ikan yang merupakan sumber protein bagi manusia.

3. Menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman karena terbebas dari sampah plastik yang biasa tersebar di lingkungan sekitar kita.

4. Menghemat uang dan penggunaan barang sekali pakai, perlu kita ketahui bahwasanya hampir seluruh barang berbahan plastik itu selalu sekali pakai, tentu kita manusia akan terus menggunakan barang itu tidak hanya sekali dua kali saja kan?  itu yang membuat jumlah sampahnya meningkat berkali-kali lipat. Jika kita menggunakan barang yang lebih ramah lingkungan tentu kita akan lebih hemat dalam menggunakan barang karena dipakai berulang kali.  

 Mari kita mulai membiasakan hidup dengan menggunakan barang yang lebih ramah lingkungan, pemakaian barang yang bisa didaur ulangkan kembali dan juga mulai mengurangi penggunaan barang berbahan plastik demi terciptanya lingkungan yang sehat dan terbebas dari sampah plastik. Perlu kita ketahui bahwa yang hidup di bumi ini tidak hanya manusia saja, oleh karena itu mari kita jaga lingkungan dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan kecil seperti mengurangi penggunaan plastik. Kalau bukan kita yang mulai menjaga bumi, lalu siapa lagi?


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun