* Dukungan Sosial: Komunitas yang mendukung dan peduli dapat memberikan rasa aman dan dukungan bagi anak-anak, membantu mereka mengatasi tantangan, dan mengembangkan rasa memiliki.
* Akses ke Layanan: Komunitas yang menyediakan akses ke layanan kesehatan mental, pendidikan, dan rekreasi dapat membantu anak-anak berkembang secara sosial emosional.
* Pengalaman: Pengalaman hidup, baik positif maupun negatif, juga memengaruhi perkembangan sosial emosional. Pengalaman positif seperti dukungan sosial, keberhasilan, dan penghargaan dapat meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri. Sebaliknya, pengalaman negatif seperti penolakan, pelecehan, dan trauma dapat berdampak negatif pada perkembangan sosial emosional.
* Pengalaman Positif: Pengalaman positif seperti bermain, berinteraksi dengan orang lain, dan belajar hal baru dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial, emosional, dan kognitif.
* Pengalaman Negatif: Pengalaman negatif seperti penolakan, pelecehan, dan trauma dapat menyebabkan masalah perilaku, emosi, dan kesehatan mental.
Budaya:
* Nilai dan Norma: Setiap budaya memiliki nilai dan norma sosial yang berbeda. Nilai-nilai ini memengaruhi cara orang berpikir, merasa, dan berperilaku. Misalnya, budaya yang menekankan individualisme akan mendorong anak-anak untuk menjadi mandiri dan asertif, sedangkan budaya yang menekankan kolektivisme akan mendorong anak-anak untuk menjadi kooperatif dan berorientasi pada kelompok.
* Individualisme vs. Kolektivisme: Budaya individualistis menekankan kebebasan individu, kemandirian, dan pencapaian pribadi. Budaya kolektifistis menekankan pentingnya kelompok, keharmonisan sosial, dan kesejahteraan bersama.
* Peran Gender: Budaya juga memiliki peran gender yang berbeda, yang memengaruhi cara anak-anak belajar tentang perilaku yang sesuai untuk laki-laki dan perempuan.
* Bahasa: Bahasa adalah alat penting untuk komunikasi dan ekspresi emosi. Bahasa yang digunakan dalam suatu budaya memengaruhi cara orang memahami dan mengekspresikan emosi.
* Ekspresi Emosi: Beberapa budaya mendorong ekspresi emosi yang terbuka, sementara budaya lain menekankan pengendalian emosi.