Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Madrasah Aliyah Ath-Thohiriyyah Lamongan, kepala madrasah dan para pendidik di lembaga tersebut menerapkan dan mengajarkan nilai-nilai keikhlasan kepada anak didiknya. Madrasah Aliyah Ath-Thohiriyyah merupakan lembaga yang berada dibawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Ath-Thohiriyyah.Â
Pengajaran disana dilakukan setiap hari dengan metode mengaji yaitu pada saat setelah shalat dhuha, anak didik di lembaga Madrasah Aliyah Ath-Thohiriyyah Lamongan akan melaksanakan ngaji kitab Ta'lim Muta'allim di setiap paginya, Kitab Ta'limul  Muta'allim  merupakan  kitab  wajib  bagi  murid-murid  pesantren.
 Tetapi, di Madrasah Aliyah Ath-Thohiriyyah Lamongan tidak hanya santri mukim yang belajar disana, ada juga santri kalong (pulang-pergi) yang belajar di lembaga tersebut, biasanya anak didik tersebut memiliki rumah dekat dengan lembaga tersebut dan tidak memiliki minat untuk mukim di pondok pesantren, karena alasan tertentu. Belajar kitab ta'lim muta'alim ini wajib bagi seluruh siswa maupun siswi disana, yang menetap maupun tidak.Â
Karena kitab  ini  berisi  pentingnya  para santri atau pelajar  memiliki  pengetahuan  tentang  adab  terhadap  guru,  dan  dalam  menuntut  ilmu,  serta mengamalkannya  itu,  menjadi  kunci  utama  para  santri  menuju  sukses.Â
Kitab "Ta'lim Muta'allim" memiliki hubungan yang erat dengan konsep keikhlasan dalam menuntut ilmu. Keikhlasan merupakan syarat utama dalam menuntut ilmu menurut kitab ini.Â
Syeikh Al-Zarnuji menekankan bahwa setiap pelajar harus memiliki niat yang tulus untuk mencari ilmu semata-mata karena Allah, bukan untuk tujuan duniawi atau pengakuan sosial. "Ta'lim Muta'allim" mengajarkan bahwa pendidikan bukan hanya sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga transfer nilai-nilai adab.Â
Keikhlasan dalam belajar akan mendorong pelajar untuk menghormati guru dan proses belajar itu sendiri, sehingga mereka dapat menyerap ilmu dengan lebih baik. Kitab ini juga menggarisbawahi pentingnya hubungan yang ikhlas antara guru dan murid.Â
Hubungan ini harus didasarkan pada saling menghormati, tawadhu' (rendah hati), dan saling memberi manfaat. Keikhlasan dalam hubungan ini membantu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, di mana nilai-nilai adab dapat diinternalisasi dengan baik.Â
Selain belajar kitab Ta'lim Muta'allim setiap selesai shalat dhuha, di lembaga Madrasah Aliyah Ath-Thohiriyyah Lamongan juga mengajarkan nilai-nilai keikhlasan di pembelajaran formal di dalam kelas, khususnya pada saat pembelajaran agama seperti Fikih, dan Aqidah Akhlak.Â
Pada pembelajaran tersebut peserta didik yang merupakan santri maupun non-santri diajarkan untuk berbuat kebaikan. Peserta didik diwajibkan untuk menerapkan pembelajaran tersebut pada kehidupan sehari-hari, di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat, sebagai bekal untuk masa depannya agar menjadi manusia yang bisa menghargai sesama.Â
Lembaga ini mengajarkan nilai-nilai keikhlasan dari pembelajaran kitab-kitab setiap harinya, selain kitab ta'lim muta'allim dan fikih, ada juga pembelajaran kitab bulughul maram setiap selesai shalat dhuhur sebelum memulai pembelajaran baca tulis Al-Qur'an metode ummi. Kitab Bulughul Maram, karya Ibnu Hajar Al-Asqalani, memiliki hubungan yang erat dengan nilai-nilai keikhlasan dalam Islam.Â