Mohon tunggu...
Rika Dwi
Rika Dwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

haloo saya rikaa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kasus Snowden: Memahami Penyadapan Amerika melalui Lensa Teori Realisme Defensif

17 Oktober 2023   20:19 Diperbarui: 17 Oktober 2023   21:48 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika Edward Snowden mengungkap praktik penyadapan besar-besaran yang dilakukan  Badan Keamanan Nasional AS (NSA)  pada tahun 2013, seluruh dunia terkejut. Snowden,  mantan kontraktor NSA, mengungkap rahasia terbesar negaranya  dan mengungkap bagaimana NSA  mengumpulkan informasi rahasia di seluruh dunia. Insiden ini telah mengguncang lanskap keamanan global dan menimbulkan pertanyaan mengenai etika, hak asasi manusia, dan kebijakan luar negeri AS.

 Untuk memahami peristiwa ini, mari kita telusuri melalui kacamata teori realisme defensif dalam politik internasional. Teori ini menekankan peran keamanan dan perlindungan negara sebagai tujuan utama  hubungan internasional. Dalam konteks peristiwa Snowden, beberapa elemen teori realisme defensif muncul dengan jelas.

 1. Keamanan dan perlindungan:

 Teori realisme defensif menekankan bahwa negara bertindak untuk melindungi keamanan nasionalnya dari ancaman eksternal. Dalam hal ini, Amerika beralasan penyadapan merupakan upaya untuk menjaga keamanan nasional dan mencegah potensi ancaman. Namun timbul pertanyaan:
Apakah pengumpulan data rahasia dari negara-negara sahabat dan sekutu sejalan dengan tujuan ini?

2. Konsekuensi pengungkapan:

 Edward Snowden secara pribadi memutuskan untuk mengungkap aktivitas penyadapan NSA. Hal ini mempunyai konsekuensi yang serius baik bagi negara itu sendiri maupun bagi hubungan Amerika dengan negara-negara lain. Dalam konteks realisme defensif, hal ini mewakili pergulatan antara keamanan negara dan hak individu untuk mengekspresikan pelanggaran privasi mereka.

 3. Diplomasi dan kebebasan berekspresi:

Kasus Snowden menciptakan dilema diplomatik. Bagaimana reaksi Amerika Serikat terhadap pengungkapan yang disampaikan kepada negara-negara sahabat dan sekutunya? Meskipun realisme defensif menekankan pembelaan negara, realisme ini juga menekankan perlunya melindungi hubungan internasional melalui diplomasi dan kebebasan berekspresi.

 4. Perubahan kebijakan:

Kasus Snowden berdampak pada kebijakan luar negeri AS. Pada tahun 2015, Presiden Barack Obama mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan berhenti melakukan penyadapan terhadap negara-negara sahabat atau sekutu. Pergeseran kebijakan ini menunjukkan bahwa negara-negara dengan pendekatan realis ofensif pun dapat beralih ke realisme defensif dalam menghadapi tekanan internasional dan kepentingan diplomatik.

Kasus Snowden merupakan pengingat akan kompleksitas politik internasional dan perubahan sikap kebijakan luar negeri suatu negara. Dalam hal ini, teori realisme defensif membantu kita memahami bagaimana keamanan nasional, diplomasi, dan hak asasi manusia  berinteraksi dalam politik global.

 Namun, pertanyaan etis mengenai penyadapan masih tetap ada dan mungkin tidak memiliki jawaban yang sederhana. Kasus Snowden mengingatkan kita akan perlunya mengukur tindakan negara dari perspektif keamanan serta hak-hak individu dan hubungan internasional. Singkatnya, penyadapan di Amerika Serikat, melalui kasus Snowden, merupakan cerminan yang kompleks dan mendalam dari dunia politik global yang selalu berubah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun