Melihat artikel tentang para pengusaha yang berjuang dari nol hingga sukses besar, efektif membawa angan saya melesat ke awang-awang. Membayangkan sebuah kesuksesan yang mungkin bisa saya raih seperti para pengusaha di cover majalah Times. Wah, sungguh luar biasa indah lamunan seorang mahasiswa.
Sebagai pemuda yang darahnya sedang mendidih, saya merasa bahwa dunia akan bisa digenggam dengan kerja keras tanpa pantang menyerah. Tahun 2015 di kotanya para pahlawan, saya memulai rancangan jangka pendek untuk mewujudkan mimpi saya menjadi seorang pengusaha.
Dengan berbekal software Corel Draw saya nekat mempelajari cara membuat gambar karikatur secara digital atau disebut juga dengan gambar vektor. Tidak cukup dengan software, bekal yang saya siapkan selanjutnya adalah tutorial dari mbah Google dan pakdhe Youtube. Sungguh bekal yang murah namun bergizi tinggi.
Saya mempelajari kurang lebih sepuluh sampai lima belas tutorial. Ditambah kreatifitas serta daya tangkap yang biasa saja, saya dengan percaya diri mempraktikannya. Setelah saya praktikkan cara menggambar karikatur tersebut, dengan bangga dan gembira saya mengunggahnya sebagai foto profil di semua akun sosial media pribadi saya.
Sampai ditahap ini bisa sedikit saya simpulkan bahwa langkah praktis tersebut merupakan usaha saya untuk melakukan riset produk dan riset pasar atau bahasa gaulnya cek ombak. Saya sedikit terkejut ketika kala itu, respon netizen sungguh diluar nalar. Banyak teman-teman online yang meminta untuk dibuatkan gambar karikatur seperti gambar yang saya unggah. Disitu saya mendengar bunyi “ting” dan melihat pelangi peluang usaha yang sangat cemerlang.
Tidak berlama-lama, dihari itu juga saya terima pesanan karikatur dari teman-teman Instagram, Facebook dan aplikasi Line yang muncul di notifikasi ponsel saya. Pesanan pertama sengaja tidak dipatok harga. Karena saya berpikir dengan skill Corel Draw yang masih payah dan belum terasah, maka belum pantas saya menerima penghasilan dari pesanan tersebut. Saya hanya berfikir bahwa kepercayaan dari pelanggan pertama akan saya jadikan modal untuk membangun portofolio desain yang saya miliki.
Dengan modal laptop, listrik indekost, software Corel Draw, tutorial Youtube, rasa percaya diri yang tinggi dan niat engsun jadi orang kaya, saya memperoleh pemasukan bersih sebesar Rp 50.000 untuk satu gambar karikatur. Sebagai anak rantau saya merasa bangga dan berpikiran pendek. Saya menjadi jumawa karena dengan waktu kerja hanya 1 jam saya telah mendapat penghasilan sebanyak itu. Saya mencoba mengkalkulasi, misalkan ada 10 pesanan gambar dalam satu hari, maka saya bisa memperoleh pemasukan sebanyak Rp 500.000 dalam 10 jam kerja. Sungguh perhitungan yang mleset.
Tidak mudah menjajakan jasa gambar karikatur secara digital. Dengan jumlah pengikut di media sosial yang tidak mencapai angka 500 dan kontak telepon selular yang itu-itu saja, membuat usaha jasa ini minim pemesan. Kenyataan lain yang saya temukan adalah bahwa jenis usaha ini tidak longlasting. Jasa gambar karikatur ini banyak diminati hanya pada musim-musim tertentu saja seperti musim wisuda. Realita tersebut menghantam imajinasi saya tentang harta yang melimpah dari hasil kerja yang hanya 1 jam.
Tsunami fakta yang saya alami tidak membuat saya berkecil hati. Strategi pemasaran telah saya siapkan untuk meracuni followers agar tertarik dengan jasa gambar tersebut. Beberapa pelanggan bahkan setuju gambar karikaturnya saya unggah ke dalam album toko online milik saya. Toko online tersebut berada di platform Instagram dengan nama akun @luminous_desain. Sampai hari ini saya masih menyimpan akun tersebut, meski usaha jasa gambar vektor yang saya tekuni hanya bertahan sampai dengan tahun 2016. Dengan kesibukan sebagai mahasiswa, pola pikir yang masih takut salah, takut gagal dan tidak berani mengambil resiko, membawa usaha jasa gambar tersebut kandas dipinggir jalan. Iya, bahkan belum sampai ditengah, masih dipinggir.
Dari pengalaman berwirausaha tersebut memberikan saya sebuah pelajaran berharga yaitu bahwa manusia itu tidak terbatas, hanya mati yang menghentikannya hidup. Dengan pengetahuan yang minim pun, manusia tetap bisa hidup dan menghidupi dirinya. Namun statement tersebut tidak bisa lepas dari kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri dan keberanian dalam mengambil peluang yang ada.
Sekian artikel pendek tentang pengalaman berwirausaha selama saya masih menjadi mahasiswa sarjana strata satu. Semoga dapat menjadi manfaat bagi para pembaca dan diri saya pribadi. Jika terdapat salah penulisan dalam artikel ini, saya memohon maaf. Pembaca bebas mengkritik dan memberikan saran positif untuk artikel ini. Semoga artikel ini dapat menjadi batu loncatan untuk artikel dan tulisan-tulisan saya dikemudian hari. Terimakasih telah membaca dengan santai dan berbahagia. Sampai berjumpa lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H