Mohon tunggu...
Rika aprisia
Rika aprisia Mohon Tunggu... Lainnya - Rika Aprisia

Mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Selanjutnya

Tutup

Money

Eksistensi E-commerce di Tengah Pandemi

3 September 2020   23:16 Diperbarui: 3 Maret 2021   07:35 1512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Saya Rika Aprisia yang merupakan mahasiswi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi semester V fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Teknologi merupakan alat hasil penemuan manusia yang dapat membantu manusia dalam menjalankan berbagai aktivitas kehidupan. Perkembangan teknologi terbaru, salah satunya internet memungkinkan manusia untuk memperoleh informasi.

Adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat diyakini mampu memperbaiki jalannya ekonomi masa kini. Sedangkan daya beli merupakan kemampuan konsumen dalam membeli barang dan sewaktu-waktu dapat mengalami peningkatan atau penurunan sesuai dengan jumlah permintaan yang diterima.

Meningkatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berdampak pada perubahan di berbagai bidang, seperti bidang sosial, ekonomi, politik dan budaya serta perubahan gaya hidup, termasuk pola konsumsi serta proses berjualan dan berbelanja di kalangan masyarakat.

Dewasa ini, banyak masyarakat yang memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi untuk membeli ataupun menjual barang dan jasa melalui internet. Kemudian, fenomena ini dikenal dengan perdagangan eletronik atau e-commerce. Fenomena e-commerce sendiri memberikan solusi kepada kepada masyarakat yang ingin membeli sesuatu tanpa harus mendatangi toko secara langsung.

Electronic Commerce (E-Commerce) berdasarkan OECD 2009 adalah penjualan atau pembelian barang atau jasa, yang dilakukan melalui jaringan komputer dengan metode yang secara spesifik dirancang untuk tujuan menerima atau melakukan pesanan. Barang atau jasa dipesan dengan metode tersebut, tetapi pembayaran dan pengiriman utama barang atau jasa tidak harus dilakukan secara online.

Hal ini didukung pula oleh CupoNation Indonesia berupa portal yang menawarkan daftar diskon untuk layanan e-commerce ternama menyampaikan masyarakat Indonesia lebih gemar berbelanja online melalui mobile daripada desktop di sepanjang tahun 2019.

"Hal ini menunjukkan jika hampir seluruh online shopper di Indonesia lebih menyukai belanja online dengan menggunakan smartphone daripada desktop," kutip keterangan tertulis CupoNation Indonesia, Jumat (25/1).

Jumlah kasus COVID-19 di Indonesia yang terus menunjukkan peningkatan yang signifikan dan mengharuskan pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan physical dan social distancing yang mana kebijakan ini mewajibkan masyarakat untuk jaga jarak dan terus berada di rumah.

Hal ini berbanding lurus dengan daya konsumtif masyarakat walaupun tetap di rumah. Salah satu cara yang dilakukan masyarakat untuk meminimalisasi keluar rumah adalah dengan belanja online. Seperti yang digambarkan diagram di bawah ini.

Sumber : (kiri Q1 dan kanan Q2) iPrice
Sumber : (kiri Q1 dan kanan Q2) iPrice

Hasil dari riset firma iPrice yang merupakan situs pembanding harga produk yang dijual di berbagai e-commerce terpercaya di Indonesia. Menurut riset iPrice, pada Q1-Q2 2019 Tokopedia berhasil menguasai e-commerce.

Namun, data iPrice terbaru di atas menunjukkan bahwa Shopee mampu menggeser posisi Tokopedia sebagai situs online paling banyak dikunjungi di Indonesia. Berikut hasil survei Firma riset iPrice pada tahun 2020.

Shopee menjadi toko aplikasi terfavorit. Hal itu sejalan dengan persaingan e-commerce Indonesia pada Q1 2020, di mana Shopee juga memimpin jumlah kunjungan website terbanyak yaitu 71.533.300 selama periode ini.

Tokopedia sebagai e-commerce lokal menjadi pilihan untuk aplikasi belanja dengan total pengunjung sebanyak 69.800.00 juta perbulan. Diikuti Bukalapak sebanyak 37.633.300 juta, Lazada 24.400.400 juta, Blibli dengan rata-rata pengunjung 17.600.000 juta per bulan dan yang terakhir ada Orami sebanyak 5.642.500 juta.

Sementara untuk e-commerce vertikal yaitu hanya menjual barang yang memiliki spesialisasi di satu bidang saja dipimpin oleh  JD ID sebanyak 6.066.700 juta, Bhineka 4.450.00 juta, Socialla 3.050.000 juta dan Zalora 2.426.700 juta kunjungan per bulan.

Pada Q2 2020, Shopee masih memegang kendali atas aplikasi yang paling banyak diminati, terbukti dengan meningkatnya jumlah pengunjung sebesar 21.907.000 juta dan Tokopedia masih tetap di posisi kedua walaupun juga mengalami peningkatan. Lain halnya dengan Shopee dan Tokopedia, Bukalapak, Lazada dan Blibli serta Orami mengalami penurunan jumlah pengunjung di Q2 2020.

Untuk e-commerce vertikel sendiri JD ID mengalami peningkatan yang cukup signifikan, sedangkan Bhinneka mengalami penurunan dan Zalora naik peringkat ke-9 meski juga mengalami penurunan. Pada kuartal I 2020, Socialla masuk dalam sepuluh besar toko aplikasi online favorit harus tersingkir dengan digantikannya Matahari masuk peringkat ke-10.

Berbagai macam tawaran yang disajikan penjual tentunya akan menarik minat untuk berbelanja secara online melonjak tinggi. Salah satunya adalah Shopee, banyak fitur yang ditawarkan oleh Shopee mulai dari gratis ongkir mulai Rp. 0 untuk pengguna baru,Shopee Sale Ramadan ataupun Kemerdekaan.

Banyak fitur interaktif lainnya yang dibuat oleh Shopee seperti Goyang Shopee, Shopee Live, ShopeePay Rp. 1 dan masih banyak lagi. Belum lagi kuartal II 2020 yang bersamaan dengan menyambut bulan Ramadan dan dan Hari Raya Lebaran merupakan bulan berbelanja online tertinggi dalam budaya masyarakat Indonesia. Selama momen tersebut berlangsung di masa pandemi ini, tentu belanja online bahkan semakin menjadi alternatif utama bagi konsumen.

Pandemi ini pastinya berdampak pada perekonomian Indonesia. Upaya pemerintah untuk mengimbangi dampak ekonomi akibat pandemi adalah salah satunya dengan menerbitkan Perppu Nomor 1 Tahun 2020 pada tanggal 31 Maret berupa mempercepat upaya reformasi perpajakan, termasuk pengenaan pajak atas transaksi pada platform e-commerce asing. Pemerintah juga mengantisipasi adanya penurunan pendapatan pajak sebesar 10% tahun ini setelah menyalurkan berbagai bantuan untuk wajib pajak terdampak wabah virus Corona.

"Pendapatan pajak di Indonesia akan bergerak menuju perpajakan digital seiring dengan transaksi online yang terus meningkat signifikan, terutama selama pandemi Covid-19," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers online awal bulan ini.

Berkat e-commerce yang merupakan salah satu faktor pendorong utama mampu mendorong perekonomian Indonesia, negara kita yaitu Indonesia menjadi negara dengan nilai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Bahkan e-commerce mampu mencapai $40 Miliar pada tahun 2019 dan diprediksi akan meningkat ditahun-tahun yang akan datang.

Diyakini semakin banyak toko dan konsumen yang mengharuskan mereka beralih ke e-commerce, sangat diharapkan jika pertumbuhanya dapat meningkatkan keuntungan bagi masyarat dan pemerintah lebih jauh lagi.

Jadi, kesimpulan yang bisa diambil yaitu E-commerce sebenarnya mampu menarik konsumen bahkan sebelum merebaknya wabah virus COVID-19 di Indonesia. Namun, setelah diberlakukannya physical dan social distancing oleh pemerintah masyarakat yang berperan sebagai produsen dan konsumen banyak beralih ke alternatif lain yaitu berbelanja secara online.

Hal ini membuat banyak toko retail dan produsen menjual produk mereka melalui platform e-commerce. Salah satu contohnya adalah Shopee, toko aplikasi belanja online ini dapat meningkatkan jumlah pengunjung platformnya secara signifikan di masa pandemi. Yang mana hal tersebut dapat memberikan dampak positif untuk keberlangsungan usaha produsen karena konsumen akan semakin meningkatkan daya beli dalam berbelanja online. 

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun