Tanpamu, dunia ini bagai kabut tebal menyusup.
Kadang hilang di meja, atau jatuh di bawah sofa,
Tapi kau setia, walau sering terlupa.
Kacamata baru bikin aku percaya diri,
Membuat semua orang menatapku tak henti-henti.
Frame warna-warni, bikin gaya makin trendi,
Tapi kalau dipakai tidur, rusaklah kau, wahai saksi mimpi.
Kau teman setia saat baca puisi atau novel cinta,
Namun selalu jatuh saat aku menunduk minum teh hangat di meja.
Di dapur kau berembun saat masak mie instan,
Seolah berkata, "Istirahatlah, jangan terlalu rajin, kawan!"
Kacamata, simbol serius, tapi juga kocak,
Kau bikin orang bingung saat aku bilang, "Di mana kacamataku?" padahal kau di hidungku bertengger mantap.
Kadang rusak, kadang lupa, kadang dipinjam teman,
Tapi tanpamu, hidup ini seperti nonton bioskop tanpa layar depan.
Mari kita bersulang untuk si kaca dua lensa,
Yang buat dunia lebih jelas dan hidup lebih jenaka!
Kacamata, kau bukan sekadar alat, tapi juga bisa memukau,
Kau gaya, kau drama, dan kadang, kau pembuat galau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H