Mohon tunggu...
Rika Apriani
Rika Apriani Mohon Tunggu... Novelis - Writer, author, blogger. Nama Pena: Zanetta Jeanne.

Creating my own imaginary world through writing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pemain Gitar dan Gadis Penyabet

18 Maret 2024   13:13 Diperbarui: 18 Maret 2024   13:18 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Mau ke mana, Cantik?”

Ica memeluk jaketnya erat-erat. Jaket yang rencananya ia pakai untuk menutupi seragam sekolahnya masih dalam pegangannya. Siang itu matahari menyorot dengan gagahnya. Sehingga ia mengurungkan niatnya untuk menggunakan jaket berwarna merah muda yang dibelikan ayahnya sepulangnya dari berbisnis. Kini Ica menyesali keputusannya.

Sekelompok anak remaja tanggung berusia belasan tahun tertawa-tawa dan menggoda Ica yang berjalan cepat melewati mereka. Mereka masih menggunakan seragam sekolah. Namun bukannya langsung pulang ke rumah usai sekolah, malah asyik nongkrong di depan gang kecil menuju rumah Ica.

Gang itu hanya bisa dilewati oleh satu mobil saja dan cuma bisa berpapasan dengan satu motor. Di depan mulut gang terdapat pos ronda kecil yang biasa digunakan oleh bapak-bapak untuk melakukan kewajiban siskamling bergilir di waktu malam. Di siang hari  atau sore hari biasanya dipakai oleh anak-anak muda iseng nongkrong di situ sambil bermain gitar.

“Eh, kok ga jawab. Mentang-mentang sekolah di sekolah mahal ya. Sombong!”

Ica mempercepat langkahnya. Salah satu dari anak usia tanggung itu beranjak dari duduknya dan mengejar Ica. Ia menarik tas ransel Ica dan menahannya supaya Ica tidak bisa melanjutkan langkahnya.

“Jangan cepet-cepet jalannya. Buru-buru amat sih.”

Ica refleks menyabetkan jaket yang dipegangnya ke arah kepala anak lelaki itu. Seketika anak itu memegang kepalanya dan matanya merah berair menahan sakit. Ica membalikkan badannya dan memasang kuda-kuda bersiap-siap untuk menerima serangan balik.

“Wah nantangin nih cewek satu. Belum pernah gua gampar ya!”

Belum sempat anak muda itu mengayunkan tangannya ke arah muka Ica, tiba-tiba temannya yang dari tadi asyik bermain gitar bangkit dan menarik kemeja anak lelaki itu dari belakang.

“Jangan ganggu dia. Cewek itu punya gua. Mulai sekarang, ga ada yang boleh ganggu dia lagi. Paham?” Si pemain gitar itu bersuara lantang dan melotot ke arah temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun