Mohon tunggu...
Rika Ajeng
Rika Ajeng Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Guru SD di SDN Koripandriyo Kecamatan Gabus Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kemampuan Literasi Digital Guru di Sekolah Dasar Menghadapi Pandemi dan Revolusi Industri 4.0

27 Juli 2021   19:46 Diperbarui: 27 Juli 2021   19:46 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di akhir tahun 2019, sebuah virus telah mewabah di kota Wuhan, Cina. Virus yang diketahui memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi menyebar begitu cepat ke beberapa negara di hampir seluruh belahan dunia. Hingga pada tanggal 11 Maret 2020, WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi global. Penyakit ini menyebar dengan cepat ke seluruh dunia karena sifatnya yang sangat mudah menular, cara penyebaran yang mudah, dan relatif tidak terpengaruh oleh variasi iklim. Akibat dari wabah virus yang kian merebak tersebut, menyebabkan beberapa negara kemudian menerapkan lockdown untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Pandemi ini telah menghancurkan kehidupan ekonomi dan social masyarakat karena adanya kebijakan untuk berdiam diri di dalam rumah masing-masing. Pandemi COVID-19 telah mengganggu seluruh bidang kehidupan, termasuk juga bidang pendidikan di semua jenjang mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Di Indonesia, pemerintah membuat keputusan mendadak dengan menutup segala jenis kegiatan di sekolah termasuk kegiatan pembelajaran dan memindahkannya menjadi belajar di rumah melalui pembelajaran jarak jauh.

Akibat dari kebijakan pembelajaran jarak jauh hampir semua lembaga pendidikan formal di Indonesia menyelenggarakan pembelajarannya secara daring. Dengan menerapkan strategi pembelajaran daring maka kemampuan literasi digital mutlak dibutuhkan oleh guru. Tanpa ditunjang dengan literasi digital guru yang tinggi maka mustahil pembelajaran secara daring ini dapat berjalan dengan lancar. Pembelajaran daring dikembangkan sebagai media pembelajaran yang dapat menghubungkan secara daring antara pendidik dan pelajar dalam sebuah ruang kelas maya (virtual classroom) tanpa harus dalam satu ruangan secara fisik (Fitriana, 2018). Beberapa platform yang biasanya digunakan untuk membantu memfasilitasi proses pembelajaran daring di antaranya Whatsapp Group, Zoom Cloud Meeting, Google Classroom, Google Meet, Google Form, dan e-mail. Platform-platform tersebut berfungsi sebagai media menyampaikan materi, penilaian, ataupun untuk mengumpulkan tugas. Pemilihan platform oleh guru juga memperhatikan kemampuan, kesiapan, dan ketersediaan saran dan prasarana yang mendukung.

Pembelajaran secara daring ini termasuk kebijakan yang dapat dibilang mendadak di mana kebanyakan dari guru belum memiliki kesiapan untuk mengajar menggunakan berbagai platform. Meskipun beberapa di antaranya mampu beradaptasi terhadap perkembangan digital, namun tidak sedikit pula dijumpai guru yang masih memiliki kemampuan literasi digital yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari keterbatasan pembelajaran yang dilakukan. Biasanya guru dengan kemampuan literasi digital yang rendah ini pembelajarannya hanya terbatas membagikan tugas kepada siswa kemudian meminta untuk mengumpulkannya tanpa adanya kegiatan lain dalam pelaksanaan pembelajaran atau memanfaatkan platform-platform lain yang membuat pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Bagi seorang guru sekolah dasar, kemampuan literasi digital mutlak harus dimiliki, karena mereka akan menjadi salah satu sumber informasi bagi murid-muridnya. Apalagi anak SD masih menganggap guru sebagai satu-satunya sumber informasi kredibel. Jika seorang guru tidak terlalu cakap dalam memfilter informasi yang diperoleh dari internet maka bisa jadi informasi yang dia sampaikan ke murid-muridnya saat pembelajaran merupakan informasi yang salah (hoax).

Literasi digital adalah kemampuan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber digital dengan kata lain kemampuan untuk membaca, menulis dan berhubungan dengan informasi dengan menggunakan teknologi dan format yang ada pada masanya (Gilster & Glister, 1997). Literasi digital merupakan kemampuan untuk membuat dan berbagi dalam mode dan bentuk yang berbeda; untuk membuat, berkolaborasi, dan berkomunikasi lebih efektif, serta untuk memahami bagaimana dan kapan menggunakan teknologi digital yang baik untuk mendukung proses tersebut (Hague & Payton, 2010). Di era revolusi industri 4.0 ini, literasi digital menjadi salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh seorang guru. Pada era ini, selain kualifikasi akademik juga dibutuhkan guru yang memiliki kompetensi, karakter, dan daya literasi yang tinggi. Kunci dari inovasi pendidikan adalah pengembangan. Guru harus memiliki motivasi untuk mengembangkan kemampuannya agar tidak tertinggal di zona nyaman. Apalagi masa pandemi seperti saat ini, semua guru diharuskan melaksanakan pemebalaran secara daring. Mau tidak mau guru harus mampu menguasai literasi digital.

Tidak bisa kita pungkiri bahwa di lapangan masih ada beberapa guru masih memiliki literasi digital yang rendah. Ada guru yang bahkan tidak bisa menghidupkan-mematikan komputer. Beberapa tidak terbiasa menerapkan e-learning dan tidak pernah mendesain pembelajaran berbasis TIK. Mengingat pentingnya kemampuan literasi maka guru perlu meningkatkan kemampuan literasi digitalnya guna menghadapi era revolusi industri 4.0 dan pembelajaran daring di masa pandemi ini. Pertama, seorang guru harus dapat membiasakan untuk mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran menyesuaikan era digital. Kedua, kompetensi guru harus terus ditingkatkan secara pesat. Semua guru SD wajib melek TIK, literasi dan mendorong inovasi berbasis digital. Jika sampai sepuluh atau dua puluh tahun ke depan, masih ada guru buta terhadap literasi digital dan awam dengan TIK, maka kondisi pendidikan pasti tertinggal. Untuk itulah hendaknya kita menyadari pentingnya kemampuan literasi digital sekarang ini. Kemampuan literasi digital sangat diperlukan bagi dunia pendidikan. Mulai mencoba menerapkan pembelajaran berbasis TIK. Memanfaatkan berbagai platform sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Guru perlu meningkatkan kemampuan literasi digitalnya guna menghadapi era revolusi industri 4.0 dan pembelajaran daring di masa pandemi ini.  Guru yang mampu menjawab tantangan zaman adalah mereka yang melek TIK, literasi digital, juga menguasai teknologi secara teoretis dan praktis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun