Mohon tunggu...
Rika Tri Agustin
Rika Tri Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Airlangga

Bissmilah

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Kebiasaan Buruk Konsumsi Junk Food bagi Kesehatan

11 Mei 2023   16:00 Diperbarui: 11 Mei 2023   16:20 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di jaman sekarang ini siapa sih yang tidak tahu junk food? Pernah kepikiran tidak kalau junk food itu berbahaya?

Junk food atau yang biasa dikenal dengan makanan cepat saji sering kali menjadi makanan favorit di kalangan remaja. Gaya hidup modern dan pola makan tidak sehat yang tidak memperhatikan keseimbangan gizi dapat menyebabkan efek buruk bagi tubuh. Remaja yang identik dengan masa perkembangan kurang baik apabila mengkonsumsi junk food secara berlebihan.

Meningkatnya remaja yang mengkonsumsi junk food dipengaruhi oleh beberapa faktor. Di era digital seperti sekarang ini banyak restaurant makanan memasarkan produknya dengan memanfaatkan teknologi yang semakin canggih. Maraknya berbagai iklan makanan yang seliweran di sosial media membuat siapa saja yang melihatnya tergiur ingin membeli. Tidak hanya itu, banyaknya aplikasi ‘Go Food’ yang semakin bervariasi dan mudah dijangkau juga menjadi faktor seseorang ingin mengkonsumsi junk food.

Kebiasaan buruk konsumsi junk food ini sangat sering ditemui pada anak rantau yang sedang kuliah di luar kota. Anak rantau yang tinggal jauh dari orang tua harus mandiri untuk mengurus kebutuhannya sendiri termasuk dalam memikirkan makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Banyaknya aktivitas di perkuliahan membuat anak rantau menjadi sering mengkonsumsi junk food karena lebih praktis daripada konsumsi sayuran atau buah-buahan yang kaya akan gizi. Junk food ini sangat digemari karena penyajiannya yang cepat, makanannya enak, variannya banyak, hemat waktu, mudah dihidangkan dimanapun, dan tidak ribet. Namun, dibalik rasanya yang enak perlu diketahui bahwa junk food memiliki kandungan  gizi  yang  tidak seimbang.

Junk food dinilai sebagai makanan yang kurang sehat dan memiliki efek yang buruk bagi kesehatan tubuh. Junk food memiliki gizi yang rendah, banyak mengandung lemak, kolesterol, dan tinggi kalori yang dapat menyebabkan obesitas atau overweight. Pada remaja wanita overweight ini dapat mengakibatkan produksi hormon esterogen lebih banyak sehingga mempengaruhi perkembangan reproduksi. Hasil laporan Riset Kesehatan Dasar JATIM (Riskesdas JATIM) 2018 dapat diketahui bahwa sebanyak 36,2% remaja umur 18 tahun di Jawa Timur mengalami obesitas dan overweight. Menurut penelitian Shinta (2011), sebanyak 46,7% responden dengan kategori status obesitas atau overweight mempunyai frekuensi konsumsi junkfood 1-2 kali dalam seminggu. Dari  hasil  ini, Indonesia menempati urutan ke-10 sebagai negara yang paling sering  mengkonsumsi makananan junk food.

Salah satu makanan junk food yang sering dikonsumsi remaja yang hemat di kantong yaitu mie instan. Baru-baru ini sedang ramai membicarakan tentang Departemen Kesehatan Pemerintah Kota Taipei yang mengumumkan adanya zat berbahaya pada produk mie instan yang berasal dari Indonesia dan Malaysia pada 24 Aril 2023 lalu. Mie instan dari Indonesia yaitu Indomie Rasa Ayam Spesial dan Mie Kari Putih Ah Lai dari Malaysia. Departemen Kesehatan Taipei mengungkap bahwa mie instan asal Indonesia yang diproduksi oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk mengandung zat karsinogen etilen oksida pada bumbu bubuk perasa mie instan tersebut. Etilen oksida yang berada pada makanan sangatlah berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan dan mutasi genetik pada DNA sehingga meningkatkan resiko penyakit kanker.

Selain penyakit  yang telah dijelaskan sebelumnya, akibat sering mengkonsumsi junkfood dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting yang diperlukan oleh tubuh sehingga membuat seseorang menjadi rentan terkena penyakit yang berbahaya seperti kanker, hipertensi, serangan jantung, stroke, diabetes, gangguan ginjal, dan kerusakan hati. Oleh karena itu, pentingnya membatasi  konsumsi junk food dan mulai menerapkan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Selain menjaga pola makan, diperlukan juga olahraga rutin setiap hari. Mencegah penyakit sebelum terjadi lebih baik daripada mengobati.

Referensi

Budiarti, Astrida. (2021).  Konsumsi Makanan Cepat Saji pada Remaja di Indonesia. Jurnal  Ilmu Kesehatan MAKIA. Vol (11), No (2), hal

Everington, Keoni. (2023). Malaysian, Indonesian Noodles Found to Contain Carcinogenic Subtances in Taipei. Diakses pada tanggal 8 Mei 2023, dari https://www.taiwannews.com.tw/en/news/4873484

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun