Foto di atas sebenarnya tidak ada relasi terkait makanan, namun hanya memiliki satu kesamaan yaitu "Betawi".Â
Beebrapa waktu lalu, penulis berselancar di Youtube yang saat itu melihat konten video berjudul Joker Petualang. Video tersebut eksis menampilkan segala masakan seadanya yang dapat dimakan dengan nasi hangat.Â
Sejujurnya, selain karena proses pembuatan masakan di dalam video tersebut yang dinilai sangat mudah, logat dan bahasa Betawi sang Joker Petualang sangat menarik. Penggunaan kata "kita uyek-uyek, ceburin bae dah, bujugbusrak", membuat penulis bernostalgia saat dahulu hidup bersama keluarga yang memang berdarah Betawi asli.Â
Kendati demikian, dari banyaknya ragam jenis masakan khas Betawi yang terlanjur terkenal, ada salah satu masakan khas Betawi dahulu yang cukup mengenang di kepala dan hati yaitu Goreng Asin. Memang apa itu goreng asin?Â
Sebelum penulis menulis tentang hal ini, penulis sudah berusaha mencari tulisan sebagai bahan rujukan di internet. Ternyata yang muncul hanya mengenai rasa asin dari kitab Gastronomi dan ragam artikel terkait olahan ikan asin.Â
Lantas, goreng asin yang dimaksud adalah masakan yang sebenarnya belum dapat dikatakan sehat tapi hadir karena keadaan yang memaksa. Bayangkan! Hanya dengan tiga bahan seperti cabe, bawang merah dan garam lahirlah sebuah pendamping nasi yang dapat mengenyangkan perut.Â
Proses pembuatan goreng asin ini hanya memerlukan alat ulekan dan selanjutnya digoreng dengan minyak panas. Orang-orang Betawi pinggiran seperti di Bekasi atau Depok terkadang turut menambahkan terasi udang atau penyedap rasa seperti sasa, royco. Ketika goreng asin sudah digoreng maka bentuknya akan menjadi mirip seperti serundeng. Rasa asin tersebut yang pada intinya disukai masyarakat.Â
Kembali menegaskan pernyataan, masakan ini lahir karena keterpaksaan. Ketika tidak ada lauk yang mewah, olahan ini menjadi pilihan tentu harus dihidangkan dengan nasi hangat. Selain itu, keunggulan goreng asin adalah waktu penyimpanan olahan ini cukup awet dan dapat bertahan dalam beberapa bulan. Mungkin bila ada masyarakat Betawi yang masih ingat olahan goreng asin ini, dapat terus diperkenalkan kepada generasi selanjutnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H