Upaya angin meniup kalbu
Tak sekedar bualan syahdu
Sebuah kata yang tak bisa semu
Menikah layaknya dua kepala beradu
Semua itu hanya tentang piluÂ
Alasan menghapus masa lalu yang biru
Diam dengan seribu maksud di kepalamu
Membungkam hati yang berbicara dalam dirimu
Niat tulus sekadar ingin tahu
Bahwa diriku masih ingin mencintaimu seperti dahulu
Tak pernah menyebut satu keinginanku
Seperti dulu kau ingin mendengarkanku
Malam ini sunyi dan perih
Tidur sendiri dengan dua hati yang lirih
Memejamkan mata berharap hari yang lain
Berharap air mata tak lagi berjatuhanÂ
Lilin merah tertiup mati
Sebuah warna yang tak pernah dinanti
Terang sementara dan mati adalah pasti
Hingga suatu saat kita terbangun dari buruknya mimpi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI