Malamku siangmu
Tak terasa dagu di lutut dengan tangan tanpa siku
Suara lirih memanggil namamu
Oh suamiku, pulanglah sebelum larut berhantu
Tiba-tiba suara menangis datang tak menentu
Tanda ada yang meminta sesuatuÂ
Ia menangis dengan dahi mengkerut suka
Seakan nestapa adalah takdir dirinya
Oh anaknya menangis meminta air susu
Tanpa peduli mata yang bisu dan mulut yang gaguÂ
Lewatlah di lorong rumah dengan lampu
Semua berwarna biru
Termasuk hidupnya setelah itu
Kaca di depan pintu menunggu
Untuk mendengar apa keluhanmu
Terhadap suamimu dan anakmu
Dan bagaimana bentuk rupamuÂ
Marah dengan dirimu
Kesekian yang tak henti berlalu
Oh ibu, berapa beratnya hidupmu menjadi ibu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H