Mohon tunggu...
Rika Salsabila Raya
Rika Salsabila Raya Mohon Tunggu... Lainnya - Jurnalisme dan ibu dua anak

Pernah bekerja sebagai Staff Komisioner Komnas Anak dan Staff Komunikasi di Ngertihukum.ID

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kritik Film Invisible Hopes: Dokumenter Mustahak Kehidupan Perempuan di Balik Jeruji

7 Agustus 2021   21:31 Diperbarui: 7 Agustus 2021   21:38 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Youtube Lam Horas Productions.
Youtube Lam Horas Productions.

Kedua, rasa jenuh saya mulai terasa di pertengahan film. Hampir semua para perempuan di lapas mengalami masalah yang serupa yakni, problematika kompleks dan klise yang diakibatkan atas nama 'cinta'. Tapi, perasaan saya mulai terkoneksi ketika mulai menampilkan kisah kehidupan para anak di sana. 

Saya mengucap serapah dalam hati, "Gila!, ini beneran?". Emosi penonton yang terkoyak mulai bersahutan, jalan terjal antara sedih ketika disajikan realita menyakitkan dari para perempuan dan anak di penjara dan marah kepada 'mereka' yang tidak mempedulikan hal tersebut. 

Padahal, hak perempuan sudah sepantasnya diperhatikan lebih dalam oleh negara. Sebagaimana pengaturan mengenai hak perempuan dalam tahanan oleh Majelis Umum PBB di tahun 2010 dalam The Bangkok Rules. 

The Bangkok Rules memberikan sejumlah aturan bersama yang harus diberlakukan baik untuk perempuan yang normal maupun perempuan dengan kebutuhan khusus (perempuan hamil, perempuan dengan masalah narkoba dan perempuan disabilitas) di dalam tahanan termaktub dalam pasal 28B. 

Sebagai seorang penonton dan perempuan, film Invisible Hopes terkesan menunjuk negara yang dinilai belum dapat memenuhi hak perempuan di balik jeruji dan hal ini merupakan nilai sempurna dari tangan hebat seorang Lamtiar Simorangkir.

Sebagai sebuah sajian yang relevan, film dokumenter yang berdurasi satu jam lebih ini berusaha menonjolkan 'apa yang terjadi' tapi masih kurang dari segi konklusi yang membuat sedikit timpang dalam membentuk opini para penonton yang sebelumnya membawa perasaan naik-turun. 

Bahkan, ekspektasi saya di awal ingin sekali film Invisible Hopes membawa peran lebih dalam dari para pejuang perempuan, feminisme secara luas dan elegan. Tapi ekspektasi saya sangat jauh. 

Selanjutnya, dialog yang 'sakral' dan berkesan dari Invisible Hopes bagi saya adalah ungkapan dari para anak yang memanggil ayahnya. Selebihnya adalah kalimat yang menjadi bumbu penambah emosi yang membuat penonton sadar pemenuhan hak-hak nya di negeri yang indah ini. 

Film khas dokumenter masih belum cukup mengambil kesan dari sisi penyajian produksi berupa edit, tampilan para pemeran yang tercuri objek lain yang seharusnya tidak perlu. 

Kurangnya pembedahan observasi skenario dari tim terlihat dari beberapa respons perempuan yang tidak eksplisit dan komunikatif. Tapi dapat tertolong dari pengarah artistik dan musik yang membantu mendukung penyajian warna tiap adegan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun