Mohon tunggu...
Rika Salsabila Raya
Rika Salsabila Raya Mohon Tunggu... Lainnya - Jurnalisme dan ibu dua anak

Pernah bekerja sebagai Staff Komisioner Komnas Anak dan Staff Komunikasi di Ngertihukum.ID

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah di Bulan: Anomali, Nafsu Memuji

5 Agustus 2021   22:21 Diperbarui: 5 Agustus 2021   22:49 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ANOMALI
Terdiam sesaat bertutur kata

Sesat dibuatnya, terhina oleh duka

Terdiam tanda percaya

Bahwa hanya rindu yang ada

---------

Berbicara menutup telinga 

Melihat jadi kecewa

Hanya ada dirimu dengan pakaian yang sama 

Seakan-akan pesanku tak pernah kau baca

-----------

Kembali berharap berbahasa anomali

seorang ahli akademisi yang cintanya tak bisa ku miliki

Hilang menyepi seakan tak dikenali

Tak pernah ku lupakan wahai pengahancur hati.

------------------------------------------------------
"Nafsu Memuji"
Dia berdiri dengan tatapan mematikan

Tepian terasa tak berhubungan 

Menyendiri lagi di ruang bersinggungan

Perlahan tertutup mata meminta pengakuan

----------

Ku tatap mata yang indah dengan alis hitam itu

Membalas tatapan dengan kepedulian pilu

Membisu sejenak berharap ia bersapa duluan 

Menunggu adalah sebuah jawaban keabadian

---------------

Dia pergi entah sampai kapan

dengan kesibukan yang membuatku hilang harapan

Tetapi ini yang ingin kusampaikan dalam-dalam

Cintaku kepadamu tak pernah padam.

---------------------------

Kisah di Bulan

Menghampiri dengan suratan takdir 

Terlampau jauh ke depan tanpa akhir

Sebuah perkenalan yang tak mungkin 

Tiba-tiba ia berdamai dengan harapan

---------

Kisah di mana dua orang terlanjur mencintai

Dengan rusuknya di samping yang memiliki 

Semua terasa asing hingga ia memasuki relung hati

Selayaknya berita mengenai terbelahnya bulan dini hari

---------

Harapan kau tumpahkan 

Kenyamanan kau laksanakan

Biarlah suratan takdir tak memisahkan lagi

di bawah rembulan dengan kehangatan hati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun