Nah sebelum sampai ke poin jujur-jujuran akan hal nomor 1 dan 2, persiapkan waktu, tenaga, konsentrasi, dan kebesaran hati untuk mulai berbicara terbuka dengan pasangan.
Apa values yang kalian pegang sebagai individu sebelum kalian bertemu?
Apa values yang kalian akan terapkan setelah menjadi pasangan?
Bagaimana peran setiap orang dalam hal praktis seperti penghidupan/nafkah, mengurus rumah, mengurus orang tua, dan mengurus anak?
Bagaimana pandangan kalian tentang uang, tabungan, jaminan hari tua, dan hutang?
And the list goes on.... Banyak banget, men, dan membicarakan itu semua butuh waktu yang pasti diselingi dengan berantem karena nggak terima. Ih, kok dia bisa mikir kayak gitu sih? Kan harusnya dia... (isi sendiri).
Oke, stop di sini dan kembali ke poin "people don't change unless they want to and not because of you". Terima kenyataan bahwa calon suami/istri begini dan begitu, jika tidak bisa terima cari calon suami/istri lain dengan values set yang sama. Nggak ribet, nggak susah, cuma perlu melewati tahap patah hati aja. Cup, cup, cup.
Penutup
Bicara soal proses sebelum menikah dan setelah menikah memang nggak ada habisnya. Apa saya bikin buku aja tentang ini ya? Hahaha. Komen dong kalau kamu setuju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H