Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Konsep Kita yang Salah Tentang Waktu

20 Januari 2023   08:49 Diperbarui: 20 Januari 2023   08:56 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

The biggest mistake we make in our life is thinking we have time.


-- Kobe Bryant --

Siapakah yang memiliki waktu?


Orang yang mengklaim diri tidak memercayai tuhan sekalipun pasti mengakui bahwa ia bukan pemilik waktu. Waktu hanya dipinjamkan padanya dan diambil tanpa sepersetujuan dan sepengetahuannya terlebih dahulu saat kematian menjemput.

Kalimat yang membuka tulisan ini diucapkan oleh almarhum Kobe Bryant dan menjadi sangat terkenal setelah kematiannya yang mengejutkan dalam sebuah kecelakaan helikopter pada bulan Januari tahun 2020.

Kobe Bryant dulunya adalah seorang yang sangat terkenal, kaya raya, pemain basket legendaris. Dia memiliki istri dan anak-anak dan tampil (setidaknya yang kita lihat di media sosial) sangat berbahagia. Kematiannya yang tiba-tiba seakan-akan menggaungkan perkataannya sebelum tutup usia:

kita salah kalau kita mengira memiliki waktu.

Memiliki waktu adalah sebuah konsep yang sangat paradoks. Waktu katanya tidak bisa dimiliki, tapi dipinjamkan. Akan tetapi, waktu katanya bisa dibuang-buang atau dihabiskan atau sangat dimanfaatkan. Waktu katanya juga bisa dibagi atau diberikan secara cuma-cuma kepada orang lain.

Mengapa bisa muncul pemikiran-pemikiran seperti itu?

Ada tiga misteri di dalam kehidupan manusia: kelahiran, waktu, dan kematian.

Ketiga hal ini berada di luar kendali manusia. Terjadi dan muncul bisa tiba-tiba atau direncakan seperti kelahiran dengan operasi Caesar atau kematian dengan cara euthanasia, tapi lebih seringnya datang seperti jailangkung.

Datang tak dijemput, pergi tak diantar. Semuanya terjadi di luar kuasa kita.

Oleh karena itu, waktu adalah anugerah. Waktu bukanlah uang, waktu adalah hidup itu sendiri. Bukan membuang-buang waktu yang saya ingin soroti, tapi tidak mempertanggungjawabkannya kepada pemberi waktu, sang pemilik waktu.

Apapun kepercayaan Anda, apakah Anda percaya pada reinkarnasi atau kehidupan kedua kali setelah kematian raga, mungkin Anda sepakat dengan saya:

hidup yang kita tahu adalah hidup yang sekarang di bumi ini dengan waktu yang terbatas.

Waktu bukannya tidak terbatas; ia sangat terbatas diberikan kepada setiap individu dan berakhir tanpa pemberitahuan. Oleh karena ia terbatas, ia harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Bagaimana caranya?

MEMANFAATKAN WAKTU

1. TEMUKAN TUJUAN HIDUP ANDA

Anda bisa mencarinya dari iman dan agama yang Anda yakini, atau Anda bisa menanyakannya kepada orang-orang yang Anda anggap bijak dan mengerti seluk-beluk kehidupan dan dunia ini.

Yang penting, carilah tujuan itu, cari tahu dan tetapkan tujuan itu sebagai hal yang harus dicapai dalam masa pengembaraan Anda sebagai manusia di muka bumi. Sebab kita semua adalah seperti musafir di padang gurun yang bernama kehidupan.

2. BUAT RENCANA UNTUK MENCAPAI TUJUAN

Ingat, waktu adalah hidup. Merencanakan hidup berarti merencanakan pemakaian waktu. Jika Anda orang tua, maka Anda berkewajiban membimbing anak-anak Anda untuk mengetahui tujuan hidup itu dan bagaimana cara mencapainya.

Pertanggungjawaban yang pertama dan utama tentang penggunaan waktu adalah pada siapa yang Anda yakini sebagai pemilik hidup Anda. Rasa tanggung jawab ini juga akan menentukan bagaimana Anda menggunakan waktu untuk orang-orang di dalam kehidupan Anda.

3. INGATLAH SELALU...

Hari-hari terasa panjang, tapi tahun-tahun terasa pendek, begitu kata orang bijak. Rasanya baru kemarin memasuki milenium baru, eh ternyata 22 tahun telah berlalu. Demikianlah waktu dan paradoksnya. Soal rasa terlalu cepat atau lambat itu relatif. Soal ia habis atau masih ada pun soal relativitas.

Oleh karena itu, mintalah selalu kebijaksanaan untuk selalu menghitung hari-hari yang Anda lewati, dengan selalu mengacu pada poin nomor 1 dan nomor 2 di atas.

SEKARANG BAGAIMANA?

Berhati-hatilah dengan barang pinjaman yang bernama waktu. Waktu kita terbatas dan tidak ada yang tahu kapan batas akhirnya, kapan kita harus mengembalikan waktu kepada pemiliknya yang sejati.

Berimanlah kepada pemilik hidup Anda bahwa hidup dan waktu yang diberikan pasti dengan maksud tertentu.

Kita tidak pernah punya (banyak) waktu....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun