Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Apakah Manusia dan Cinta Pertama Berubah?

16 Juli 2020   11:56 Diperbarui: 17 Juli 2020   10:29 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya percaya bahwa manusia tidak berubah, dia hanya beradaptasi. Yang berubah seiring dengan perkembangan waktu adalah kemampuan adaptasinya. Jika seorang anak dibesarkan di lingkungan yang penuh kasih sayang, maka ia akan tumbuh menjadi seseorang yang welas asih. Jika seorang anak ditaruh di lingkungan yang berisi orang-orang yang cepat gusar dan pemarah, maka lambat laun ia akan menjadi orang yang cepat gusar dan pemarah juga.

Ini tidak berarti anak itu berubah seratus delapan puluh derajat. Yang berubah adalah jenis adaptasinya terhadap lingkungan eksternal di luar dirinya. Di lingkungan yang berisi orang  pemarah, si anak melihat contoh, melihat teladan, otaknya akan memproses bahwa marah-marah adalah acceptable behavior.

Semua orang melakukannya kok. Tidak ada yang komplain, jadi itu pasti bukan behavior yang salah. Dia ikut-ikutan menjadi pemarah karena dia berusaha berkompromi supaya menjadi sama dengan kelompok tempat dia tergabung. Dia beradaptasi supaya tidak ditolak dan disingkirkan.

Proses yang sama juga berlaku untuk trait lain yang mungkin tidak senegatif trait gusar dan pemarah. Perubahan sikap dari negatif ke positif atau dari positif ke negatif semuanya relatif terhadap nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Pada intinya manusia adalah makhluk sosial yang mementingkan persetujuan dari kelompok dan dia akan beradaptasi untuk mendapatkan persetujuan itu.

Pertanyaan tentang apakah manusia berubah masih menjadi perdebatan di ranah medis, psikologi, pedagogi, dan lain sebagainya. Mungkin jawabannya bukan sekedar ya atau tidak, tapi bagaimana bisa. Apa yang menjadi pemicunya, bagaimana prosesnya supaya perubahan itu signifikan, apa yang harus dilakukan supaya perubahan itu menjadi permanen, dan lain sebagainya.

Saya membaca di banyak media bahwa kecelakaan yang menimpa bagian kepala dan otak dapat mengubah karakter dan kepribadian seseorang. Seseorang yang dulunya tidak mudah stres, menjadi gampang sekali merasa tersudut. Seseorang yang dulunya menyukai kecepatan, menjadi takut mengendarai mobil. Tidak hanya trauma fisik, trauma yang bersifat psikis seperti pelecehan dan kekerasan (secara verbal, seksual, dan lain sebagainya) juga bisa menjadi penyebab seseorang berubah.

Fakta di lapangan membuktikan bahwa seseorang juga bisa berubah dengan intervensi tindakan pengobatan dan terapi. Akan tetapi, perlu diingat bahwa seseorang dikatakan berubah atau tidak karena perbandingan. Sekarang berubah jika dibandingkan dulu, atau berubah setelah suatu kejadian. Ada sebuah tolak ukur di benak orang-orang yang mengenal seseorang yang sudah berubah.

Jika proses adaptasi dan berbagai jenis trauma mengakibatkan seseorang berubah dalam kurun waktu tertentu, maka masuk akalkah ketika ada orang yang masih terikat cinta pertama dengan orang yang sudah berubah itu?

Ini pertanyaan yang mengusik benak saya ketika menonton drakor "Legend of the Blue Sea" pada tahun 2017 silam. Drama yang dibintangi oleh Lee Min Ho dan Jun Ji Hyun ini digawangi oleh penulis naskah terkenal, Park Ji Eun. Ceritanya sendiri terinspirasi dari buku yang ditulis oleh Yu Mong In, seorang penulis terkenal pada masa Dinasti Joseon di Korea, tentang seorang nelayan yang menangkap dan melepaskan seorang putri duyung (sumber: Wikipedia).

Drakor "LotBS" tidak hanya bicara kisah cinta pada satu jaman. Ia mengisahkan cinta yang terpaut beratus-ratus tahun sebelum berdirinya kota Seoul modern di mana Joon Jae (Lee Min Ho) dan Shim Cheong (Jun Ji Hyun) bertemu lagi. Joon Jae dan Shim Cheong yang sekarang adalah reinkarnasi dari dua pribadi yang terpaksa berpisah dahulu kala karena peristiwa naas.

Pada jaman Joseon, Joon Jae adalah Kim Dam Ryeong, seorang pejabat kota. Waktu ia masih kecil ia pernah tenggelam dan akhirnya diselamatkan oleh seorang (atau seekor ya?) putri duyung kecil. Putri duyung, yang tidak bernama dan bersilsilah keluarga seperti kita manusia, kemudian diberi nama Se Hwa oleh Dam Ryeong. Mereka menjadi teman baik dan saling jatuh cinta ketika mereka beranjak remaja.

Pada jaman itu, pernikahan dimulai pada usia sangat belia. Dam Ryeong yang berasal dari keluarga terpandang harus menikahi gadis pilihan orang tuanya. Se Hwa yang patah hati menghapus memori Dam Ryeong dengan sebuah ciuman. Namun malang tak dapat ditolak, mereka bertemu kembali bertahun-tahun kemudian saat Se Hwa terdampar di darat dan Dam Ryeong harus memutuskan apakah Se Hwa berbahaya atau tidak bagi rakyatnya.

Kata orang, cinta pertama akan selalu menemukan jalannya kembali. Namun bagaimana jika orang-orang yang terlibat dalam cinta itu sudah berubah?

Dam Ryeong dan Se Hwa bertemu pada tiga fase kehidupan: ketika mereka masih kecil, ketika mereka remaja, dan ketika mereka sudah menjadi orang dewasa. Selama kurun waktu sepanjang itu, apakah mereka yakin bahwa mereka tetap orang yang sama seperti ketika pertama kali bertemu?

Dam Ryeong dan Se Hwa berteman selain karena yang satu menyelamatkan nyawa yang lain, juga karena mereka kesepian. Dam Ryeong bukan penduduk tetap di area di sekitar laut dimana Se Hwa tinggal. Ia dan keluarganya hanya datang sesekali saja, beberapa bulan dalam setahun. Mungkin sulit baginya untuk menjalin pertemanan dengan anak-anak setempat.

Se Hwa adalah seorang putri duyung yang sepertinya menjelajah lautan sendirian. Ia tidak digambarkan memiliki keluarga atau teman. Kemunculan Dam Ryeong dalam hidupnya pasti sangat menyenangkan karena ia tidak terpikir akan berteman dengan seorang manusia.

Cinta mereka adalah cinta witing tresno jalaran soko kulino, cinta yang tumbuh karena terbiasa dengan kehadiran masing-masing.

Selama menjalani waktu bersama-sama dari masa kanak-kanak sampai ke masa remaja, mereka jadi saling mengenal satu sama lain. Namun apakah pengetahuan dan ingatan itu tidak pudar dimakan waktu? Apalagi dikisahkan bahwa Dam Ryeong sudah melupakan Se Hwa. Keterlibatannya waktu Se Hwa ditangkap hanya karena ia jatuh kasihan pada si putri duyung yang dieksploitasi supaya menghasilkan mutiara.

Jalan cerita seperti ini yang membuat saya berpikir keras. Cinta pertama indah pada masanya. Jika kedua insan yang mengalami cinta pertama sempat terpisahkan, apakah cinta itu tetap ada? Apa yang harus dilakukan untuk mengisi kekosongan yang terasa karena sempat tidak hadir di dalam kehidupan masing-masing pada satu rentang waktu?

Dam Ryeong yang bereinkarnasi sebagai Joon Jae tidak terlahir kembali sebagai pejabat pemerintah. Ia adalah seorang penipu yang pada akhirnya memilih hidup yang tidak lurus karena luka batin akibat perceraian kedua orang tuanya. Ia tidak memiliki karisma dan kehangatan seorang Dam Ryeong. Karakternya dingin, penuh perhitungan, skeptis, dan pahit.

Se Hwa yang bereinkarnasi sebagai Shim Cheong tidak terlahir kembali sebagai putri duyung yang manis dan elegan. Ia yang gembira karena telah mengganti ekornya dengan sepasang kaki sekarang adalah sosok seorang wanita yang slebor, komikal, dan cenderung naif. Kepolosannya membuat ia mengikuti Joon Jae ke mana pun ia pergi. Ia tidak protes (atau berlagak tidak tahu?) waktu sedang dimanfaatkan, pokoknya dia harus mendapatkan hati Joon Jae.

Kisah cinta Joon Jae dan Shim Cheong adalah lagi-lagi kisah cinta witing tresno jalaran soko kulino. Mereka hidup bersama, beraktivitas bersama, melakukan semua hal bersama. Joon Jae bahkan pernah melibatkan Shim Cheong dalam salah satu rencana penipuannya. Inilah formula yang digemari drakor dari masa ke masa: tinggal bersama adalah jaminan jatuh cinta dan akhir yang bahagia untuk selamanya.

Baca juga: Mempertanyakan Kelogisan Cerita Drama Korea

Joon Jae dan Shim Cheong kembali saling mencintai, bukan sebagai Dam Ryeong dan Se Hwa yang saling mencintai berabad-abad lalu. Mereka jatuh cinta lagi pada kepribadian mereka yang baru, yang sudah pasti banyak berubah dari waktu mereka bertemu di kehidupan sebelumnya. Mereka memiliki sebuah tipe, jenis kepribadian yang mereka sukai yang akan selalu menarik minat mereka.

Oleh karena itu saya bisa menyimpulkan bahwa cinta pertama, apalagi cinta di antara teman masa kecil, sebagai sebuah ide romantis yang tidak realistis. Jika dua orang pernah saling menjadi cinta pertama masing-masing, berpisah, bertemu kembali dan saling mencintai lagi, itu hanya karena mereka menyukai versi sekarang dari diri mereka. Mereka jatuh cinta lagi pada diri mereka yang sudah banyak berubah (entah karena adaptasi, trauma, atau alasan lainnya).

Napak tilas ke masa lalu itu pasti ada. Waktu bertemu kembali, dua orang ini pasti mengenang apa yang dulu membuat mereka saling tertarik satu sama lain, apa yang membuat mereka mempertahankan, atau bahkan menyudahi sebuah hubungan. Namun cerita masa lalu sebaiknya disimpan di masa lalu saja, apalagi jika hubungannya sempat berakhir buruk. Coba-coba mengungkit luka lama dan membahas kesalahan hanya akan membuat kesempatan kedua seperti panggang yang jauh dari api.

Saya sangat menyetujui perkataan Park Mu Yeol (Lee Dong Wook) di dalam drama "Wild Romance" (2012). Dikisahkan bahwa Mu Yeol adalah seorang pemain baseball yang terpaksa mempekerjakan seorang bodyguard (Yoo Eun Jae yang diperankan oleh Lee Si Young) karena ia berulang kali mendapatkan ancaman pembunuhan.

Walaupun pada awalnya mereka terus bertengkar, pada akhirnya mereka saling memahami dan saling menyukai. Ketika Eun Jae sedang kasmaran, datanglah Jong Hee (Jessica Jung), mantan kekasih Mun Yeol yang ingin rujuk kembali. Mun Yeol pun mengalami konflik batin; di satu sisi ia mulai menyukai Eun Jae, namun di sisi lain ia masih mencintai Jong Hee yang sudah meninggalkannya bertahun-tahun tanpa alasan yang jelas.

Cerita berlanjut dengan Mun Yeol yang memilih menghabiskan waktu dengan Jong Hee dan mengabaikan Eun Jae. Eun Jae yang kesal melampiaskan amarahnya dengan bertinju dan menjauhi Mun Yeol. Waktu teman baik Mun Yeol bertanya apakah ia akan kembali menjalin hubungan dengan Jong Hee, Mun Yeol kebingungan. Setelah berpikir lama ia kemudian menjawab:

"Kami sangat menikmati waktu bersama-sama, tapi isi pembicaraan kami semuanya adalah tentang masa lalu. Apa yang pernah terjadi, apa yang pernah kami rasakan, tempat-tempat yang kami pernah kunjungi, kesan-kesan dari setiap hal yang kami pernah alami. Tidak ada pembicaraan tentang apa yang kami berdua akan lakukan di masa depan."

Sedikit spoiler, Mun Yeol akhirnya memilih Eun Jae dan menolak Jong Hee yang ingin berbaikan.

Menjawab pertanyaan yang menjadi judul tulisan ini: ya, manusia berubah (kemampuan adaptasinya), apalagi cinta pertama. Dan dari drama Korea saya diingatkan bahwa tidak ada yang tetap di dunia ini, satu-satunya hal yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri. Dan seperti yang saya tulis di atas, sebuah perubahan hanya bisa dikenali jika ada titik tolak untuk membandingkan: dulu versus sekarang, sebelum versus setelah sebuah kejadian, dan seterusnya. Untuk manusia dan untuk cinta pertama.

Melipir sebentar ke drama "Psycho, But It's Okay" (2020). Sejauh ini saya masih bisa menikmati cerita Gang Tae dan Mun Yeong yang saling menemukan dan saling menyembuhkan. Namun sejujurnya saya kesal waktu ada narasi bahwa mereka berdua pernah berkenalan waktu kecil dan cintanya bertepuk sebelah tangan. Setelah dewasa mereka berdua pasti berubah, apalagi cinta Gang Tae pada Mun Yeong. Jangan begitu dong, Writer-nim, itu formula yang menjemukan.

Daripada kisah cinta pertama di dalam drakor, saya jauh lebih menyukai cerita seperti yang dialami oleh Kapten Yoo Shi Jin (Song Joong Ki) dan dokter Kang Mo Yeon (Song Hye Kyo) di dalam drama "Descendants of the Sun" (2016). Kisah mereka bukan cinta pertama pada masa sebelum dewasa, bukan pula cinta yang tumbuh di antara dua teman masa kecil.

Tidak, kisah mereka adalah cinta pada pertemuan pertama. Kapten Yoo naksir duluan setelah itu dia sosor terus pantang mundur terhadap dokter Kang. Lintas waktu, lintas negara, dan lintas segala macam krisis dan bencana alam pula! Sudah ada kisah gempa bumi, penyelundupan berlian, penculikan, disekap oleh musuh sampai berbulan-bulan sampai dikira sudah meninggal, namun Kapten Yoo tetap kembali dengan tegar.

theasianparent.com
theasianparent.com

Namja cheoroem. Just like a man.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun