Pada jaman Joseon, Joon Jae adalah Kim Dam Ryeong, seorang pejabat kota. Waktu ia masih kecil ia pernah tenggelam dan akhirnya diselamatkan oleh seorang (atau seekor ya?) putri duyung kecil. Putri duyung, yang tidak bernama dan bersilsilah keluarga seperti kita manusia, kemudian diberi nama Se Hwa oleh Dam Ryeong. Mereka menjadi teman baik dan saling jatuh cinta ketika mereka beranjak remaja.
Pada jaman itu, pernikahan dimulai pada usia sangat belia. Dam Ryeong yang berasal dari keluarga terpandang harus menikahi gadis pilihan orang tuanya. Se Hwa yang patah hati menghapus memori Dam Ryeong dengan sebuah ciuman. Namun malang tak dapat ditolak, mereka bertemu kembali bertahun-tahun kemudian saat Se Hwa terdampar di darat dan Dam Ryeong harus memutuskan apakah Se Hwa berbahaya atau tidak bagi rakyatnya.
Kata orang, cinta pertama akan selalu menemukan jalannya kembali. Namun bagaimana jika orang-orang yang terlibat dalam cinta itu sudah berubah?
Dam Ryeong dan Se Hwa bertemu pada tiga fase kehidupan: ketika mereka masih kecil, ketika mereka remaja, dan ketika mereka sudah menjadi orang dewasa. Selama kurun waktu sepanjang itu, apakah mereka yakin bahwa mereka tetap orang yang sama seperti ketika pertama kali bertemu?
Dam Ryeong dan Se Hwa berteman selain karena yang satu menyelamatkan nyawa yang lain, juga karena mereka kesepian. Dam Ryeong bukan penduduk tetap di area di sekitar laut dimana Se Hwa tinggal. Ia dan keluarganya hanya datang sesekali saja, beberapa bulan dalam setahun. Mungkin sulit baginya untuk menjalin pertemanan dengan anak-anak setempat.
Se Hwa adalah seorang putri duyung yang sepertinya menjelajah lautan sendirian. Ia tidak digambarkan memiliki keluarga atau teman. Kemunculan Dam Ryeong dalam hidupnya pasti sangat menyenangkan karena ia tidak terpikir akan berteman dengan seorang manusia.
Cinta mereka adalah cinta witing tresno jalaran soko kulino, cinta yang tumbuh karena terbiasa dengan kehadiran masing-masing.
Selama menjalani waktu bersama-sama dari masa kanak-kanak sampai ke masa remaja, mereka jadi saling mengenal satu sama lain. Namun apakah pengetahuan dan ingatan itu tidak pudar dimakan waktu? Apalagi dikisahkan bahwa Dam Ryeong sudah melupakan Se Hwa. Keterlibatannya waktu Se Hwa ditangkap hanya karena ia jatuh kasihan pada si putri duyung yang dieksploitasi supaya menghasilkan mutiara.
Jalan cerita seperti ini yang membuat saya berpikir keras. Cinta pertama indah pada masanya. Jika kedua insan yang mengalami cinta pertama sempat terpisahkan, apakah cinta itu tetap ada? Apa yang harus dilakukan untuk mengisi kekosongan yang terasa karena sempat tidak hadir di dalam kehidupan masing-masing pada satu rentang waktu?
Dam Ryeong yang bereinkarnasi sebagai Joon Jae tidak terlahir kembali sebagai pejabat pemerintah. Ia adalah seorang penipu yang pada akhirnya memilih hidup yang tidak lurus karena luka batin akibat perceraian kedua orang tuanya. Ia tidak memiliki karisma dan kehangatan seorang Dam Ryeong. Karakternya dingin, penuh perhitungan, skeptis, dan pahit.
Se Hwa yang bereinkarnasi sebagai Shim Cheong tidak terlahir kembali sebagai putri duyung yang manis dan elegan. Ia yang gembira karena telah mengganti ekornya dengan sepasang kaki sekarang adalah sosok seorang wanita yang slebor, komikal, dan cenderung naif. Kepolosannya membuat ia mengikuti Joon Jae ke mana pun ia pergi. Ia tidak protes (atau berlagak tidak tahu?) waktu sedang dimanfaatkan, pokoknya dia harus mendapatkan hati Joon Jae.