3. Gyeokpha:Â demonstrasi, biasanya dengan mematahkan papan menggunakan teknik tendangan sambil terbang atau tendangan memutar untuk menguji kekuatan kaki dan kelincahan tubuh taekwondo-in. Seperti halnya gyeorugi, gyeokpha adalah demonstrasi dari berbagai jenis tendangan yang dipelajari pada poomsae.
Sama seperti anak-anak, ibu-ibu di kelas taekwondo juga dituntut untuk menyelesaikan level demi level. Saya dan si Sulung mulai dari sabuk putih.Â
Ada enam sabuk berwarna yang harus didapatkan (putih, kuning, hijau, biru, merah, dan merah-hitam untuk menandakan level yang disebut Geup) sebelum seorang taekwondo-in bisa mendapatkan sabuk hitam (Dan). Penanda Dan 1 sampai Dan 9 adalah jumlah strip pada sabuk hitamnya.
Level-level tersebut adalah standar Kukkiwon yang ditetapkan oleh Korea Taekwondo Association (KTA) pada tahun 1973 untuk menggabungkan berbagai aliran dalam taekwondo.Â
Melihat minat orang-orang mancanegara terhadap olahraga ini, pada tahun 1973 dibentuklah World Taekwondo Federation (dikenal sebagai WT, World Taekwondo sejak tahun 2017) dan taekwondo mulai dipertandingkan di Olimpiade sejak tahun 1980.
Standar Kukkiwon berbeda dengan standar yang dipakai di Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh perbedaan jumlah Geup. Taekwondo di Indonesia memiliki sabuk dengan warna antara (putih-kuning, kuning-hijau, hijau-biru, dan biru-merah) sehingga lebih sering ujian kenaikan tingkat dan lebih banyak uang yang harus dikeluarkan oleh orang tua, hehehe.
Tiga bulan setelah kami mulai les, kami mengikuti ujian kenaikan tingkat kami yang pertama (shimsa). Hati dan perut rasanya tidak karuan, saya tegang sekali karena sudah lama tidak mengikuti ujian apa pun.Â
Untuk naik tingkat kami harus bisa mendemonstrasikan Taegeuk. Ada delapan Taegeuk dan satu Koryo yang harus dikuasai sebelum mencapai level Dan. Untuk naik dari sabuk putih ke sabuk kuning kami harus bisa mendemonstrasikan Taegeuk Il-Jang (Taegeuk yang pertama dari delapan).
Selain les taekwondo, si Sulung juga les balet sehingga dia mudah sekali menghafal rangkaian, ritme, dan timing setiap gerakan. Akan tetapi, otak saya yang sudah dipenuhi banyak hal lain sulit sekali menghafal, sehingga akhirnya Sabeomnim memperkenalkan channel Miradeng di Youtube untuk membantu saya belajar Taegeuk.
Â
Setiap hari saya menonton channel ini dan meniru gerakan yang diperagakan. Suatu kali waktu sedang belajar saya melihat rekomendasi video dari channel yang bernama K-Tigers.Â