KENANGAN
Tak ada yang sekejam kenangan, di antara rangkaian surat yang tercecer dan foto yang terbingkai. Tak ada yang sedahsyat ingatan, akan untaian peristiwa tangis dan tawa. Tak ada yang secepat nafas, yang sedikit demi sedikit habis saat kenangan itu terbuat.
PINTU
Dari satu arah kehadiran itu datang dan ke arah yang lain ia akan pergi. Ia membuka atau menutup kesempatan dan hati. Ia pertanda sebuah awal dan akhir. Ia adalah pembatas antara mereka dan kami.
Pembaca budiman, apakah sekarang tertarik untuk membuat aforisme sendiri? Mungkin pada awalnya aforisme sepintas terlihat seperti puisi. Yang perlu diingat, di dalam aforisme mutlak tersurat kebenaran yang diterima secara umum.
Di dalam puisi, kebenaran itu tidak harus ada; puisi bisa saja merupakan ungkapan jiwa penciptanya yang tak harus dimengerti oleh audiens puisi tersebut.
Ini bukan masalah karena pada intinya bahasa yang kita gunakan adalah bahasa yang kita nikmati dan kita uji coba, bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H