Katanya, Evans berakting sangat berbeda di film "Knives Out" bersama Daniel Craig. Sayangnya, film tersebut belum tersedia di layanan Netflix Indonesia padahal saya cukup penasaran.
Film terbaru Chris Hemsworth di Netflix adalah "Extraction". Film ini sudah nongkrong 2 minggu di daftar "Suggested for You" Netflix saya, tapi saya baru menontonnya kemarin malam karena membaca salah satu reviewnya: "This movie is nothing more than a bulk of muscle."Â Film ini tak lebih dari pertunjukan otot. Skor Imdb-nya pun hanya 6.8 dari 10. Saya jadi tambah bertanya-tanya, masak sih filmnya sejelek itu?
Ada 3 film yang dibintangi oleh Hemsworth setelah "Avengers" dan hanya satu yang saya tonton sampai habis yaitu "Men in Black: International". Itu pun karena saya ditraktir menonton di bioskop. Kalau tidak, mungkin saya sudah tinggalkan film ini setelah 30 menit pertama. Kehadiran Liam Neeson dan Rebecca Ferguson bahkan tidak bisa menyelamatkan cerita yang standar dan akting Thor yang hanya berganti senjata dari palu/kapak ke pistol laser canggih dan berganti baju dari jubah ke jas hitam necis.
Film "Extraction" berkisah tentang seorang tentara bayaran bernama Tyler (Hemsworth) yang mendapat tugas merebut kembali anak seorang raja obat bius di India (Mahajan) yang diculik oleh seorang raja obat bius di Bangladesh (Asif). Motif penculikannya tidak pernah terungkap, karena dendam kesumat kah, karena berebut wilayah kekuasaan perdagangan obat bius kah, ataukah karena yang lain? Tidak ada yang dijelaskan sampai akhir film.
Film ini sukses menampilkan kondisi India dan Bangladesh dengan segala kemiskinan, keruwetan, kekumuhan, dan aparatnya yang memihak penjahat. Setting-nya berpindah dari Mumbai, India ke Dhaka, Bangladesh.
Saju, tangan kanan Mahajan, menyewa Hemsworth dan timnya untuk merebut Ovi kembali. Kenapa Saju menyewa tentara bayaran? Karena ayah Ovi tidak memiliki cukup uang untuk dibarter dengan anaknya jadi mereka mau mengakali Asif. Ceritanya sih begitu ....
Sebagai tahanan penting, Ovi seharusnya disekap dekat dengan Asif. Ternyata tidak tuh. Ovi disekap oleh segerombolan preman kaki tangan Asif yang kebagian tugas bernegosiasi dengan Tyler. Tahanan penting yang diperlakukan tidak penting. Hmm ....
Sutradara film ini juga kentara sekali mau mengangkat isu preman anak-anak yang diajari mengangkat senjata dari usia muda. Fokus filmnya semakin meluber ke mana-mana.
Tyler berjanji akan membayar para penculik jika ada bukti Ovi masih hidup. Ini taktik saja sebenarnya. Tyler sudah siap dengan pasukannya sendiri untuk merebut Ovi dan membawanya keluar dari Dhaka. Akan tetapi, begitu Tyler dan Ovi hampir sampai di perahu yang akan mereka pakai untuk kabur, Saju muncul dan membunuh teman-teman Tyler!
Di sini humornya.
Jadi, Saju sebagai tangan kanan Mahajan sebenarnya sudah dipercayakan uang untuk membayar Asif. Eh dia malah menyewa Tyler dan kawan-kawannya. Begitu Tyler sudah berhasil melepaskan Ovi, Saju tidak jadi mentransfer uang dan mau merebut Ovi dari tangan Tyler. Uang Mahajan dia simpan sendiri.