sumber gambar: dokpri
Pertama-tama saya mau bilang bahwa saya berempati dengan semua guru, murid, dan orang tua yang harus tiba-tiba menjalani homelearning karena pandemi Covid-19. Ini peristiwa yang tak terduga, dan saya kira tidak banyak dari kita yang siap menghadapinya.
Namun seperti kata Alec Baldwin dalam franchise film 'Mission Impossible' bahwa "desperate times call for desperate measures", kita hanya bisa mengusahakan yang terbaik dengan apa yang kita punya.
Teknologi dipakai secara masif dalam homelearning ini. Mulai dari live teaching lewat IG live dan Google Hangout, sampai mengirimkan rentetan WA dan email berisi pekerjaan rumah dan tenggat waktunya, guru-guru tetap berusaha menjalankan kewajiban dan memastikan anak-anak didiknya tetap bisa belajar walau dalam kondisi abnormal.
Soal belajar beres. Akan tetapi menurut saya ada satu hal yang harus dikondisikan selama homelearning:Â bagaimana anak-anak bisa mengelola energinya supaya bisa betah belajar sehari-hari sesuai jadwal di bawah pengawasan orang tua.
Mustahil? Tentu tidak.
Sulit? Duh Gusti, kuatkanlah hamba-Mu.
Anak-anak itu seperti bola energi. Sumber energi mereka bukan hanya dari makanan, tapi juga dari dua faktor lain. Tambahkan nutrisi yang cukup dengan hati yang gembira dan keberadaan kawan-kawan, dijamin anak-anak akan seperti bola salju yang bisa terus bergulung, aktif bergerak sampai akhirnya baterenya habis.
Homelearning sulit sekali untuk anak-anak saya yang sehari-harinya sibuk dengan segudang kegiatan untuk menyalurkan kelebihan energi mereka. Tiba-tiba "dirumahkan" dengan jam belajar yang terserah saja asal tugas diemail ke guru pada tanggal sekian, membuat mereka bingung.
Satu hari, dua hari, mereka masih senang bisa bangun siang. Pekerjaan rumah masih banyak, jadi tenaga dan waktu difokuskan untuk menyelesaikan semua itu. Setelah beberapa hari mereka mulai kelabakan, apalagi karena semua kegiatan les diliburkan paksa sesuai anjuran aparat pemerintah setempat. Setiap pagi mereka bertanya, "Hari ini kita ga ke mana-mana ya?"
Jawaban saya sudah pasti tidak, tapi saya juga berpikir keras mau kasih kegiatan apa. Mereka biasa latihan taekwondo dua kali seminggu, namun sekarang tidak bisa. Mau jalan-jalan keliling kompleks, tiap hari hujan. Baca buku, nonton TV, main Lego, main piano sudah dilakoni semua. Setelah dua minggu semua mulai terasa hambar. Nelangsa sekali ya.
Kalau sudah begitu pertengkaran sepele antar saudara kandung bisa tiba-tiba muncul dan bisa berlarut-larut. Mulai dari berebut mainan sampai saling mengoreksi PR yang menurut saya konyol sekali. Bagaimana mungkin seorang anak kelas 1 SD merasa lebih tahu Matematika dari kakaknya yang jauh lebih tua?
Saya harus cari akal supaya mereka bisa mengelola energi berlebih mereka dengan aktivitas fisik yang bisa dilakukan di rumah, dan saya menemukan tiga hal ini:
1. Yoga
Waktu disuruh tahan warrior position selama 10 hitungan, di hitungan ke-6 mereka sudah mau pindah ke posisi lain. Sungguh, yoga ini melatih kesabaran terutama emaknya dan bukan anaknya.
2. Dancing
Kebetulan saya penggemar K-Pop, namun saya tidak pernah menunjukkan video klip lagu-lagu yang saya dengarkan ke anak-anak karena masalah batas usia dan kepantasan. Lagu-lagu K-Pop memang bertempo cepat, membuat badan otomatis bergoyang walau kita belum mengerti liriknya.
Setelah cari sana-sini, saya menemukan girlband Momoland yang menyanyikan lagu Banana Cha Cha.Isi lagu dan gerakan tarinya aman untuk anak-anak dan ada juga versi kartun Pororo yang menari memakai lagu ini. Boleh dicoba untuk membuat anak-anak berolahraga di rumah.
Berlatih dengan menggunakan mitt berguna untuk melatih jangkauan kaki dan keakuratan tendangan. Berlatih tendangan dengan mitt selama 15 menit saja pada sore hari sudah jadi jaminan makan malam banyak dan tidur nyenyak.
Kemarin kami mendapat email dari sekolah bahwa periode homelearning akan diperpanjang 3Â minggu lagi. Harapan saya semoga sekolah anak saya bisa menerapkan live teaching dengan lebih efektif, sehingga mereka seakan-akan berada di ruang kelas virtual bersama guru mereka. Dan semoga ketiga aktivitas fisik yang saya jabarkan di atas bisa mengelola energi mereka saat harus berada di rumah seharian.
Akhir kata, saya doakan semua pembaca tulisan ini selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H