Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Selayang Pandang Media Iklan Outdoor

14 Maret 2020   18:24 Diperbarui: 14 Maret 2020   18:29 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: bossreklame.com

Baru saja kami tiba di rumah orang tua saya setelah melewati jalan arteri dan jalan tol yang macet khas hari Jumat. Sambil berlambat-lambat karena ada banyak truk di depan kami, anak-anak mulai bertanya tentang tanda-tanda yang mereka lihat di sepanjang jalan.

Tak bisa dipungkiri kalau sisi jalan raya adalah media iklan yang efektif karena dilewati orang berkali-kali dan berhari-hari. Entah kita melihat media iklan itu sambil lalu atau dengan perhatian yang lebih karena kondisi macet, pasti ada informasi yang menyangkut di kepala kita. Namun demikian, media iklan yang tidak diatur letaknya hanya mengakibatkan polusi visual dan tata ruang yang tak lagi nyaman.

Sambil berusaha menjawab pertanyaan anak-anak, saya berusaha membuka memori akan pekerjaan yang saya lakoni 13 tahun lalu. Tahun 2007 saya ditugaskan di Pulau Kalimantan dengan kantor pusat di Balikpapan. Namun setiap minggu saya bertugas ke kota besar/kota kecil/pulau lain, seperti: Pontianak, Banjarmasin, Sampit, Singkawang, Samarinda, Ketapang, Berau, Nunukan, Tarakan, dan lain-lain.

Saya dulu bekerja sebagai Purchasing Officer untuk Departemen Sales di sebuah perusahaan besar. Tugas saya adalah mengadakan semua hal dan barang, besar maupun printilan, untuk mendukung pekerjaan departemen ini di Pulau Kalimantan. Salah satunya adalah pengadaan media iklan untuk promosi produk perusahaan. Salah duanya adalah mengurus nomor polisi cantik untuk mobil pribadi Bos Besar.

Media iklan terbagi ke dalam dua golongan besar: indoor (di dalam ruangan) dan outdoor (di luar ruangan). Waktu itu saya mengadakan media iklan outdoor, indoor, dan Sales Promotion Girl/Boy untuk event khusus di outlet yang menjual produk kami. Tulisan kali ini akan membahas mengenai pengadaan media iklan outdoor saja.

Mencari vendor dan lokasi se-Pulau Kalimantan sangat seru dan juga melelahkan. Contoh: untuk mencari lokasi untuk media iklan outdoor berupa billboard saya harus menghabiskan 1-2 minggu di suatu kota.

Setelah lokasi didapat, saya harus mencari pemilik lokasi itu dan mulai tawar-menawar harga. Setelah selesai, saya harus membuat kontrak dan memastikan semua beres (seperti pajak ke daerah, biaya preman, dll) saat iklan produk kami ditayangkan di lokasi tersebut.

Ini memang pekerjaan yang cocok buat mereka yang belum berkeluarga, hahaha. Sebelum berangkat ke Kalimantan saya belajar ke Departemen Marketing supaya saya tidak salah istilah dan tidak salah mencari vendor.

Media iklan outdoor yang dulu saya adakan, dan yang tadi ditanyakan oleh anak-anak saya, adalah sebagai berikut:

1. Billboard

Pernah melihat papan besar dengan tiang penopang kokoh yang mudah sekali terdeteksi dari kejauhan? Itulah billboard dengan berbagai macam ukuran. Ukuran yang lazim ditemui adalah 4x8, 5x10, 6x12, dan 8x16, semuanya dalam meter persegi, dan bisa diposisikan secara portrait atau landscape.

Billboard ada yang dilengkapi lampu penerangan, diberikan efek 3 dimensi seperti iklan minuman jus dalam kemasan yang seakan-akan dituang dari teko raksasa ke dalam botol raksasa, dan lain sebagainya.

Pemilik billboard adalah pemilik lokasi dan mereka selalu membayar pajak walaupun billboard mereka tidak ditempati oleh iklan perusahaan manapun. Oleh karena itu harga sewanya sangat mahal namun sebanding dengan eksposur terhadap market yang diharapkan.

Contoh: billboard yang dipasang di pinggir jalan tol.

sumber: shutterstock.com
sumber: shutterstock.com
2. Baliho

Baliho adalah media iklan yang terbuat dari kayu atau kain/kertas stiker yang ditempelkan pada tripleks, dan dipatok pada konstruksi kayu yang tidak permanen. Perbedaan mencolok antara baliho dan billboard adalah tiang penopangnya (kayu vs. besi) dan ukurannya.

Ukuran baliho yang lazim ditemui adalah 2x3, 3x4, dan 4x6, semuanya dalam meter persegi. Biaya pembuatan dan harga sewa lokasinya tidak semahal billboard karena bisa cepat dibongkar dan diganti baliho lain.

Contoh: baliho pada musim kampanye Pemilu.

sumber: hipwee.com
sumber: hipwee.com
3. Rontek

Rontek mirip dengan baliho, namun berukuran lebih kecil, berdesain lebih sederhana, tidak permanen, dan memakai pasak bambu/kayu untuk menancapkannya di tanah.

Contoh: informasi suatu event di suatu lokasi.

sumber: tokoreklame.id
sumber: tokoreklame.id
4. Spanduk/Banner

Spanduk, atau disebut juga banner, lazimnya berukuran 90x800 atau 100x800, semuanya dalam centimeter persegi. Ukurannya mungkin kecil dibandingkan media iklan outdoor lainnya, namun dengan desain yang padat informasi, font yang jelas, memperhatikan kekontrasan antara warna font dan warna background, dan penempatan yang strategis, niscaya spanduk bisa menjangkau market yang disasar.

Oya, spanduk yang memakai kaki yang menyilang di bagian belakang supaya bisa berdiri dinamakan X-Banner.

Contoh: spanduk/banner yang dipasang bertumpuk di satu sisi jalan raya.

sumber: solusiprinting.com
sumber: solusiprinting.com
5. Videotron

Videotron berukuran besar dan ditopang oleh tiang yang kokoh, seperti halnya billboard. Videotron tersusun dari sejumlah layar yang bersinergi untuk menampilkan iklan berupa video atau cuplikan gambar. Pengoperasian videotron sangat mahal karena selain sewa lokasi dan konstruksinya yang permanen, ia juga membutuhkan supply listrik secara terus-menerus.

Ukuran rangka luar videotron yang lazim ditemui adalah 1280x1280, 960x960, 1536x1024, semua dalam centimeter persegi. Ukuran ini dapat berubah tergantung pada ukuran sejumlah layar kecil yang digunakan untuk menyusun videotron.

Contoh: videotron yang memajang iklan sebuah merk handphone.

sumber: ferryadvertising.co.id
sumber: ferryadvertising.co.id
6. Neon Box

Neon box yang banyak dipakai sebagai shopsign adalah sebuah kotak yang diisi dengan lampu neon untuk memperjelas nama dan jenis bisnis yang dipromosikan. Ukurannya bervariasi, tergantung pada desain logo toko. Pemasangan neon box juga dikenai pajak seperti halnya media iklan outdoor lainnya, walaupun neon box tersebut dipasang di pekarangan atau di badan bangunan toko.

Neon box memerlukan supply listrik terus-menerus seperti videotron, untuk memastikan dia menangkap perhatian orang yang berlalu-lalang di depan bisnis tersebut.

Contoh: neon box yang berfungsi sebagai shopsign sebuah minimarket.

sumber: seosatu.com
sumber: seosatu.com
Anak-anak tadi mendengarkan penjelasan saya dengan senang, tapi banyak rambu lalu-lintas dan marka jalan yang belum sempat saya jelaskan karena saya lupa artinya.

Besok lagi ya, Nak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun