Tahun baru adalah momen bermakna bagi kebanyakan orang. Pada detik-detik menjelang tahun baru, manusia merayakan tahun yang baru saja berlalu dengan baik dan meluapkan optimisme untuk menyambut masa depan yang lebih cerah. Bagi keluarga saya sendiri detik-detik menjelang tahun baru adalah saat-saat untuk merenung, menata diri, dan mempersiapkan mental untuk menghadapi lebih banyak tantangan di hari-hari ke depan. Pada penghujung tahun 2017 lalu keluarga saya memutuskan untuk melakukan suatu hal yang baru pertama kali kami lakukan, yaitu berlibur selama tiga belas hari ke negara dan kota yang belum pernah kami kunjungi sebelumnya.
Mengapa Taipei? Sebenarnya berlibur ke Taipei adalah suatu hal yang tidak pernah kami rencanakan. Selama satu tahun terakhir kami sudah mengatur jadwal perjalanan ke negara lain, namun apa daya, sedikit keterlambatan dalam menebus poin mileagemaskapai penerbangan langganan kami membuat harga tiket ke sana melambung sangat tinggi. Di tengah ancaman liburan yang bisa batal, pihak maskapai penerbangan menawarkan empat buah tiket ke Taipei untuk tanggal yang memang cocok dengan rencana kami semula.
Dalam traveling sebelumnya kami terbiasa berpindah kota sampai beberapa kali selama kami berada di suatu negara. Namun untuk liburan keluarga kali ini kami memutuskan untuk menginap di satu hotel selama tiga belas hari berturut-turut. Hal ini ternyata sangat berguna, karena saat mendarat di Taipei pada tanggal 21 Desember 2017 anak kedua kami demam tinggi dan kesehatannya harus dimonitor oleh Critical Diseases Center (CDC) Bandara Internasional Taoyuan. Jika kami mengikuti rencana awal untuk tinggal beberapa hari saja di Taipei kemudian pindah ke kota lain di bagian selatan Pulau Formosa ini, pihak CDC mungkin akan kesulitan untuk menghubungi kami dan mendapatkan update tentang kesehatan anak kedua kami.
Tantangan terbesar kami saat liburan ini adalah membuat anak kedua kami, seorang balita, bisa menikmati liburan sambil mengasah ketangguhannya dalam bepergian. Tidak ada masalah yang berarti untuk anak kami yang pertama yang berusia delapan tahun, karena dia sudah terbiasa traveling di berbagai medan dan dengan berbagai moda transportasi, kecuali masalah otot kaki yang pegal. Bagaimana tidak, dalam satu hari jalan-jalan mengeksplorasi Taipei kami melangkah antara sembilan ribu langkah (jika kami berjalan-jalan di dalam kota) sampai tujuh belas ribu langkah (jika kami hiking ke gunung-gunung yang mengelilingi Taipei). Untuk mengantisipasi rasa lelah berlebihan karena kami berjalan kaki terlalu lama, kami selalu membawa Geliga Krim di tas ransel yang berisi pakaian ganti untuk anak-anak, dan makanan ringan dan minuman untuk kami sekeluarga.
Sebelum mendarat di Taipei kami sudah mendapatkan informasi bahwa puncak perayaan dan kemeriahan pergantian tahun di kota ini akan dipusatkan di Taipei 101. Taipei 101 adalah gedung pencakar langit tertinggi di Taiwan yang menjulang setinggi 509,2 meter. Rekor sebagai gedung percakar langit tertinggi di dunia dipegang oleh Taipei 101 sampai tahun 2010 ketika Burj Khalifa di Dubai selesai dibangun. Dari berbagai informasi yang kami dapatkan, pada malam pergantian tahun akan ada panggung musik di sekitar Taipei 101 yang dimeriahkan oleh artis-artis kenamaan Taiwan, namun puncak acaranya adalah kembang api yang akan dimulai tepat pada detik ke-1 di tahun 2018.
Enam hari sebelum tahun baru kami mengeksplorasi daerah di sekitar Taipei 101 untuk mengira-ngira tempat untuk mendapatkan view terbaik pertunjukan kembang api. Kami hiking ke Gunung Xiangshan atau Elephant Mountain yang hanya berjarak satu stasiun dari Taipei 101. Perjalanan mendaki Gunung Xiangshan cukup menantang karena tangganya yang sempit dan anak tangga yang sangat banyak dan terletak agak tinggi antara satu dengan yang lain. Untung saja kami selalu sedia Geliga Krim untuk Jalan Asik yang Bebas Pegal.Â
Sebelum mencapai viewing pavilion untuk mendapatkan pemandangan terbaik dari Taipei 101 dan landscape di sekitarnya, kami berhenti sekitar dua kali untuk mengoleskanGeliga Krim di betis dan pergelangan kaki kami dan anak-anak. Sensasi rasa dinginnya yang menyegarkan dan baunya yang tidak menyengat sangat disukai oleh anak-anak dan membantu membuat otot kaki mereka rileks kembali. Gunung Xiangshan menjadi salah satu tempat favorit penduduk Taipei untuk menonton pertunjukan kembang api pada malam tahun baru, namun tempat ini tidak menjadi pilihan kami karena jalan yang sulit untuk dilalui pada malam hari, apalagi sambil membawa anak kecil.