Wonder Woman tetap jadi wanita yang cool dan sesekali bercanda dengan Cyborg dan menjadi penengah waktu Cyborg dan Aquaman bersitegang. Yang paling aneh adalah scene di mana Aquaman tiba-tiba curcol tentang perasaan dia yang sesungguhnya setelah bergabung dengan Justice League. Ternyata dia bisa curhat dengan jujur setelah ditali diam-diam oleh Wonder Woman.
Ya elah, adegan apa sih itu? Tempelan banget. Tapi tidak ada yang mengalahkan kekonyolan scene paling paling akhir sebelum closing credits, di mana Superman dan The Flash berlomba lari (?) dengan taruhan menraktir brunch untuk semua anggota Justice League. PENTING BANGET YA? Di situ saya berharap saya punya bazoka untuk melempar tomat ke layar.
Walaupun superhero-superhero itu punya senjata masing-masing, di tiga puluh menit terakhir kelihatan kalau senjata yang paling ampuh dan paling sering digunakan adalah tangan kosong. Yap, mulai dari Wonder Woman yang katanya sakti sampai Batman yang manusia biasa ujung-ujungnya pake bogem mentah. Mama saya terlalu lelah dengan semua adegan pertarungan itu sampai dia memutuskan untuk meninggalkan bioskop sejenak. Setelah film selesai saya tanya beliau apa menurutnya film ini bagus, kata mama saya dia bosan dengan film yang terlalu bergantung pada efek komputer dan CGI.
Mama saya pengen menonton film yang layak ditonton karena ceritanya yang bagus dan bermakna. Ah, saya juga pengen menonton film seperti itu. Justice League menurut saya adalah penyia-nyiaan bakat dari seorang Ben Affleck. Saya tarik omongan saya kalau Affleck cocok jadi Batman; Affleck clueless sebagai Batman. Sayang sekali kemampuan akting dia yang bagus seperti di film Pearl Harbor dan Argo harus go down the drain gara-gara Batman.
Saya belum pernah menonton film lain yang dibintangi Gal Gadot, tapi saya yakin dia cuma cocok sebagai Wonder Woman. Film lain yang dibintangi Henry Cavill (Superman) yang saya tonton adalah Man from U.N.C.L.E (2015), sebuah film spionase di mana karakter Henry Cavill kelihatan sangat berkiblat pada James Bond (mungkin dia sedang mempersiapkan diri menjadi pengganti Daniel Craig, haha). Dan dalam film ini saya baru pertama kali melihat aktor-aktor yang memainkan karakter The Flash, Aquaman, dan Cyborg, jadi saya tidak bisa mengomentari kemampuan akting mereka.
Di perjalanan pulang mama saya bertanya apa yang berkesan dari film ini buat saya. Saya bilang, "Kok Batman gendut? Kok Superman punya bulu dada?"
Jawaban saya kontan membuat mama saya terpingkal-pingkal; sebuah akhir yang menyenangkan dari kencan menonton film dadakan saya dan mama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H