Mohon tunggu...
Rizha Hardyansah
Rizha Hardyansah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Jika kamu tidak menulis, lalu apa yang kamu tinggalkan?

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Physical Distancing pada Hewan dan Manfaatnya dalam Mencegah Penularan Penyakit

19 Mei 2020   16:37 Diperbarui: 19 Mei 2020   16:38 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang bertama kali anda pikirkan ketika mendengar kata "physical distancing"?

Dilansir dari Ottawa Public Health, physical distancing adalah pembatasan jumlah interaksi yang dilakukan antar makhluk hidup. Pembatasan interaksi ini bertujuan untuk bisa menghentikan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme yang ada di sekitar kita. 

Baru-baru ini kalimat physical distancing menjadi sebuah fenomena di penjuru dunia, sejak WHO mulai merekomendasikan hal ini untuk dapat mengentikan dan memotong rantai penyebaran dari COVID-19.

Tetapi terdapat fakta yang mungkin sebagian orang tidak sadari bahwa perilaku physical distancing tidak hanya dilakukan oleh manusia tetapi juga pada hewan. 

Hal ini diteliti secara lebih dalam oleh Eva Wikberg dan rekan-rekannya sesama ahli Antropologi dan Ekologi di Amerika. Penelitian Eva Wikberg fokus pada interaksi yang terjadi pada beberapa kelompok Monyet Colobus (Colobus vellerosus) betina di Ghana, Afrika terhadap persamaan jenis mikroogranisme yang hidup pada saluran pencernaan mereka.

Kemudian, Apa korelasi antara mikroorganisme dan physical distancing?

Dilansir dari laman Sciencedirect.com, mikroogranisme adalah istilah yang merujuk pada bakteri, jamur, kapang, dan beberapa virus. Mikroorganisme juga tidak selamanya dikatakan memiliki dampak negatif, bahkan tidak sedikit mikroorganisme yang juga memiliki dampak positif bagi mahkluk hidup. Mikroorganisme dapat mempengaruhi fungsi daya tahan tubuh, status nutrisi, dan juga perkembangan serta penularan penyakit.

Eva Wikberg menjelaskan dalam laman UTSAToday bahwa penularan penyakit pada Monyet Colobus (Colobus vellerosus) dapat membuka wawasan baru mengenai bagaimana pola penyebaran penyakit dapat berlangsung secara cepat pada suatu populasi dan tentu saja hal ini berhubungan dengan penyebaran COVID-19 yang saat ini sedang menjadi perhatian dunia. 

Sebenarnya baik hewan maupun manusia dapat menyebarkan penyakit dengan dua cara yang berbeda yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Dalam kasus penyebaran penyakit secara langsung, ditandai dengan adanya interaksi yang erat antara individu dalam suatu kelompok. 

Sedangkan penyebaran secara tidak langsung dapat dikarenakan adanya interaksi dengan benda yang mana permukaannya menjadi tempat singgah atau hidup mikroorganisme yang berasal dari mahkluk hidup lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun