Mohon tunggu...
Rizha Hardyansah
Rizha Hardyansah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Jika kamu tidak menulis, lalu apa yang kamu tinggalkan?

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ancaman Nyata Itu Disebut Perubahan Iklim

14 September 2018   10:43 Diperbarui: 14 September 2018   11:50 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perubahan iklim global yang sedang terjadi di seluruh dunia memiliki efek mengerikan yang berkepanjangan. Efek yang membuat semua lapisan masyarakat mulai merasakan keganasan dari bumi yang kita tinggali. Dampak mengerikan itu juga dirasakan Indonesia. Banyak masalah bencana yang mulai timbul, perubahan cuaca yang semakin tidak menentu yang membuat musim kemarau lebih panjang dari musim hujan ataupun sebaliknya. 

Sejak tahun 2015 perubahan iklim di Indonesia terus menunjukkan taring keganasannya, akibat dari terjadinya perubahan cuaca yang tidak menentu akan mendorong munculnya masalah baru terkait ekonomi, sosial, dan budaya. Jadi perubahan iklim global bukan sesuatu hal yang bisa dianggap remeh, karena akan berdampak pada semua sektor kehidupan manusia, walaupun manusia belum bisa merasakannya saat ini.

Kenapa climate change mendorong terjadinya bencana?

Sebenarnya 90% bencana yang ada di bumi terkait dengan adanya perubahan iklim atau bencana klimatologis. Berbeda dengan bencana akibat perubahan geologis seperti Tsunami dan Gempa. Bencana klimatologis terjadi secara perlahan namun pasti dan yang paling mengerikan adalah bencana ini bersifat mendadak dan bervariasi sehingga sulit untuk diprediksi. Seperti yang kita ketahui bahwa permukaan air laut yang semakin meningkat, ombak yang semakin tinggi dari tahun-ketahun, dan meningkatnya suhu dari air laut adalah dampak perubahan iklim yang dapat mendorong pada terjadinya bencana.

Kajian yang telah dilakukan oleh Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) menyatakan bahwa trend bencana di Indonesia yang terus meningkat salah satunya akibat perubahan iklim. Tetapi perubahan iklim ini dapat terjadi akibat ada dorongan dari manusia yang mulai mengeksploitasi alam secara besar-besaran. 

Semakin meningkatnya kebutuhan ekonomi dari individu mendorong manusia untuk memanfaatkan alam secara berlebihan, namun manusia belum sadar betul mengenai dampak jangka panjang yang akan terjadi. Eksploitasi alam mendorong pada kerusakan alam yang memicu munculnya bencana dan berakibat pada runtuhnya perekonomian suatu daerah. Sungguh sangat ironis.

Organisasi internasional mencatat sedikitnya ada 250 juta orang yang terkena bencana setiap tahun. Di Indonesia?

Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menemukan bahwa terjadi lebih dari 11.000 kejadian bencana di Indonesia dalam 10 tahun terakhir, dengan kerugian mencapai lebih dari 200 triliun Rupiah dan lebih dari 193.000 orang meninggal dunia.

Bencana apa saja yang mungkin timbul dari hal ini?

Salah satu dari sekian banyak bencana yang terjadi adalah Banjir. Mengapa Banjir?karena, banjir menjadi bencana yang paling sering terjadi dan memakan banyak korban dalam tiap aksinya. Curah hujan yang semakin ekstrim karena siklon tropis menyebabkan banjir mulai terjadi dimana-mana. Di Indonesia setidaknya ada beberapa titik bencana banjir yang terparah yaitu di Pacitan, Yogyakarta, Situbondo, Sidoarjo, dan masih banyak yang lainnya.

Lalu apa yang menyebabkan banjir yang berkepanjangan?hujan?hutan habis?perubahan iklim?pemanasan global?

Jawabannya adalah SEMUANYA

Ya semuanya mampu menyebabkan banjir, semuanya saling berkaitan satu sama lain. Berikut penjelasannya

Perubahan iklim yang terjadi akan mendorong timbulnya pemanasan global dan meningkatnya suhu air laut. Meningkatnya suhu air laut ini akan menyebabkan munculnya siklon yang kemudian menyebabkan ketidakteraturan cuaca antara panas dan hujan. Sebenarnya siklon dipengaruhi oleh dua hal yaitu perbedaan tekanan yang tidak merata di permukaan dan anomali suhu permukaan air laut (perlu diketahui di Indonesia suhu air laut mencapai 26 derajat Celcius). Di Indonesia terjadi dua siklon secara bersamaan yaitu Siklon Cempaka dan Siklon Dahlia.

Siklon Cempaka dan Siklon Dahlia terjadi bergantian saat akhir bulan November 2017 dengan titik pusat diklon berada di Samudera Hindia. Siklon ini membawa perubahan pola cuaca yang ekstrim di daerah selatan pulau jawa sehingga hujan deras disertai angin terus mengguyur daerah ini.

Akibat hujan yang mengguyur terus menerus, air yang berada di permukaan "seharusnya" terserap oleh tanah dan diikat unsurnya oleh tanaman. Akar pohon yang berfungsi sebagai penyerap air juga hilang sehingga akan lebih mudah terjadi nya banjir karena tidak ada perlindungan pohon untuk menahan serapan air. 

Namun, pada kenyataannya hutan yang semakin menghilang dan beralih fungsi menjadi pemukiman warga menyebabkan saat musim hujan tanah tidak bisa menyerap dengan baik tumpahan air hujan dan mengakibatkan besarnya laju aliran air di permukaan, yang pada akhirnya akan terjadi banjir bandang. Selain itu, air hujan dapat mengangkut partikel-partikel tanah sehingga menimbulkan tanah longsor.

So what we gonna do now?stand up and take action or silent and see the world become a nightmare?

Berdasarkan apa yang telah dijelaskan diatas maka dapat dikatakan bahwa dunia yang semakin berubah baik dari sisi kehidupan, ekonomi, maupun lingkungan tidak lepas dari tanggung jawab kita sebagai manusia. Kita manusia telah menuai hasil dari perbuatan kita mengeksploitasi dan menganggap remeh lingkungan. 

kita sebagai makhluk yang cerdas, memiliki akal sehat, dan perasaan seharusnya menjadi lebih peduli terhadap lingkungan karena apa yang terjadi di lingkungan akan berdampak pada kita. Tidak perlu dengan langkah yang besar untuk mewujudkan kelestarian alam dan menjaga alam, langkah kecil yang kita buat tetapi terus menerus kita lakukan dapat berdampak positif pada keadaan lingkungan. 

Hal kecil yang dapat kita lakukan antara lain kurangi penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil jika perlu beralih ke kendaraan konvensional; jangan menebang pohon sembarang tetapi melakukan tebang pilih tanam; mulai menanam tanaman di sekitar rumah, selain memperindah juga dapat mengikat CO2 di udara dan mengurangi efek rumah kaca; mulailah berpikir untuk orang lain, masa depan, dan generasi mendatang dengan terus menyerukan aksi peduli lingkungan di sekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun