Penebangan dan pembakaran ini juga menjadi salah satu cara para illegal trader untuk memburu fauna langka di hutan yang secara hukum sudah diliindungi. Sehingga kepunahan fauna-fauna di Indonesia bukanlah isapan jempol belaka apabila hal ini tidak segera dicegah dan ditindaklanuti secara tegas oleh para stakeholder dan pemerintah.
 Dalam hal ini Direktorat Bea dan Cukai sudah melakukan langkah-langkah maksimal untuk mencegah adanya illegal trader untuk kasus flora dan fauna di Indonesia. Kejadian mengerikan lain yang mungkin terjadi adalah hilangnya hutan di Indonesia, menurut data pantauan dari FWI (2017), apabila laju deforestasi tidak ditekan maka diperkirakan pada tahun 2020 tutupan hutan di Pulau Jawa akan mulai habis disusul di Pulau Bali dan Nusa Tenggara.
Lalu, apa yang harus dilakukan?apakah hanya pemerintah saja yang harus mengatasi hal ini?bagaimana dengan kita?masyarakat indonesia?jawabannya Bisa. Apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi laju deforestasi adalah dengan mendukung segala peraturan pemerintah dan mulai mengingatkan serta menginisiasi gerakan-gerakan peduli hutan atau lingkungan hidup, kita dapat memberikan edukasi pada masyarakat di daerah-daerah peralihan antara hutan dan pemukiman sehingga konsep konservasi dan peduli lingkungan sudah tertanan sejak kecil atau setidaknya sudah mulai menghambat munculnya pemikiran pengrusakan hutan.Â
Selain itu, untuk orang yang tidak terbiasa dengan kegiatan sosialisasi dan lingkungan dapat memulai gerakan menjadi konsumen yang baik, dengan membeli barang-barang olahan kayu secara cermat dan cerdas, contohnya adalah dengan mempertimbangkan membeli produk berlabel FSC. FSC atau Forest Stewardship Council adalah organisasi berskala internasional yang mulai menginisiasi gerakan penggunaan hutan yang bertanggung jawab, sehingga produk dengan label FSC menunjukkan bahwa produk tersebut sudah menjaga aspek lingkungan dan sosial dengan baik.Â
FSC juga memiliki standar sendiri dalam penilaiannya yang dirumuskan oleh organisasi-organisasi peduli lingkungan seprti WWF, LSM lokal, masyarakat, dan lain-lain. Dan masih banyak cara lain yang mungkin akan berkaitan dengan tradisi atau budaya suatu daerah, tentu ini adalah hal yang menarik untuk dibahas karena deforestasi menjadi masalah besar saat ini. Jadi, mulai menjadi pribadi yang lebih baik dengan mulai belajar dan menjadi konsumen yang cermat, sehingga hutan Indonesia tetap lestari dengan keanekaragaman yang makin meningkat.
Daftar Pustaka
FWI. 2001. Keadaan Hutan Indonesia. Bogor , Indonesia: Forest Watch Indonesia
dan Washington D.C.: Global Forest Watch
FWI. 2011. Keadaan Hutan Indonesia. Bogor , Indonesia: Forest Watch Indonesia
dan Washington D.C.: Global Forest Watch
KLHK (Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan). 2017. Statistik Linguhan Hidup dan Kehutanan 2017. Jakarta: Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Kusmana, C & A. Hikmat. 2015. Keanekaragaman Hayati Flora di Indonesia. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 5(2): 197-198.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H