Mohon tunggu...
Rijal Maulana Sidqi
Rijal Maulana Sidqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Membersamai hidup itu dengan ilmu pengetahuan dan sosialisasi yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Film

Analisis Film "Fetih 1453" Melalui Perspektif Neorealisme

2 November 2021   11:55 Diperbarui: 2 November 2021   12:12 5424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyerangan yang dilakukan oleh Sultan Mehmed terus dilakukan dalam gelombang demi gelombang hingga akhirnya, Turki Utsmani dibawah pimpinan Sulthan Mehmed berhasil menaklukan Konstantinopel. Sultan Mehmed membuktikan kehebatannya dan ketekunannya dalam mewujudkan hadist Rasulullah 8 abad sebelumnya. Sultan Mehmed kemudian mengganti Konstantinopel menjadi Instanbul dan menjadikan nya Ibu Kota Turki Ustmani, para masyarakt Romawi sebelumnya dilindungi oleh beliau dan diberikan kebebasan dalam memeluk agama, Beliau sungguh menunjukan kemuliaan akhlak dan kewibawaan sebagai pemimpin yang menciptakan sejarah hebat dalam peradaban dunia.

Kesimpulan

Film Penaklukan Konstantinopel oleh Turki Ustmani ini menjadi bukti sejarah peradaban islam pada abad kejayaannya. Strategi-strategi yang dilakukan oleh Sultan Mehmed dalam penaklukannya menjadi salah satu strategi perang terbaik di dunia, yang diakui oleh sejarahwan-sejahrawan Barat. Kemenangan tersebut menjadikan Kerajaan Turki Ustmani menjadi Kerajaan Adidaya di dunia dalam segala bidang.

Penulis dalam mengulas film ini menganalisis strategi yang dipakai oleh Sultan Mehmed menggunakan persepektif Neo-realism sebagai pisau analisis. Yang membuat pengulas semakin menarik memahami film dan sejarah penaklukan tersebut. Bagaimana Sultan Mehmed menghimpun kekuatan sebesar besarnya yang sesuai dengan prinsip Offensive Realism. 

Kemudian ada prinsip homo homini lupus dan Balancing power yang menyebabkan negara negara untuk struggle for power sehingga dapat survive. Kemudian penulis juga menemukan prinsip relative gain yang dapat dilihat dari bagaimana Sultan Mehmed bernegoisasi untuk mengamankan kepentingan kerajaannya. Itulah kurang lebih yang dapat dianalisa oleh pengulas dalam film Fetih 1453.

Referensi

Bagaskara, Adi Dharma. (2018). Strategi Politik Muhammad Al-Fatih pada Film “Battle of Empires Fetih 1453” Dalam Menaklukkan Kota Konstantinopel.  https://media.neliti.com/media/publications/293037-political-strategy-of-muhammad-al-fatih-590ace4d.pdf Diakses pada 31 Oktober 2021.

Film Fetih 1453. https://www.youtube.com/watch?v=yWlpCdoXTpY Diakses pada 31 Oktober 2021.


Republika.id. (23 Mar 2020). Muhammad Al-Fatih, Konstantinopel, dan Strategi Perang. https://www.republika.id/posts/5438/muhammad-al-fatih-konstantinopel-dan-strategi-perang  Diakses pada 31 Oktober 2021

Rise of Empire : Ottoman. Netflix.com Diakses pada 30 Oktober 2021

Siaw, Felix Y. (2013). Muhammad Al-Fatih 1453 (Cet.5). Jakarta: Alfatih Press.

Waltz, Kenneth Neal (1979). Theory of International Politics. Reading, Mass: Addison-Wesley Pub.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun