Mohon tunggu...
Trip Pilihan

Tiga Hari di Pulau Dolphin

28 Juni 2018   13:11 Diperbarui: 28 Juni 2018   13:38 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari libur pada tanggal 30 Maret 2018 kami lima orang Fetrick, Tenri, Ilham, John, dan Rijal melakukan camping di Pulau Dolphin, kami mulai persiapan dari hari Rabu dengan mempersiapkan keperluan camping seperti logistik berupa beras, mie instan, sayuran, tahu, tempe, sosis, baso dan buah untuk keperluan makan, tenda, matras, serta alat kelengkapan lainnya untuk kita camping.

Perjalanan kita mulai pada hari Kamis pagi berkumpul di Stasiun Jakarta Kota kecuali Tenri yang langsung ke pelabuhan Muara Angke, setelah kami berkumpul kami menuju ke Muara Angke dengan menggunakan taxi online, setibanya di Pelabuhan kami langsung memesan tiket 5 yang pada saat itu kebetulan adalah tiket terakhir untuk menyeberang ke Pulau Harapan, harga tiket kapalnya adalah Rp 65.000. 

Kondisi di dalam kapal ramai penumpang dan kami lebih banyak tertidur. Sampai di Pulau Harapan kami menghubungi Pak Baigon yang sudah kenal sebelumnya pada saat kunjungan kelas. Pak Baigon merupakan pemilik kapal yang menawarkan jasa penyeberangan ke pulau-pulau sekitar Pulau Harapan. Sambil menunggu Pak Baigon datang kami ke toilet untuk buang air kecil dan ke atm untuk mengambil uang cash, karena ada dari kita yang tidak membawa uang cash. 

Ternyata yang menemui kita adalah anaknya Pak Baigon, sedangkan Pak Baigon menunggu di kapal, kami diantar menemui Pak Baigon di kapalnya dan kami diberi kail serta beban yang memang kami minta karena kami lupa membawanya pada saat berangkat untuk nanti memancing di pulau, kami hanya membawa gorannya saja. 

Sesampainya di sana kami tidak langsung menyeberang ke Pulau Dolphin melainkan kami istirahat sejenak dan ibadah sholat dzuhur atas saran Pak Baigon karena waktu menunjukan pukul 11.50. Penyeberangan dilanjut setelah istirahat dan sholat menggunakan kapal kecil.

Tiba di Pulau Dolphin kami bertemu dengan mas Malik selaku pengelolanya, kami registrasi yang dibantu juga oleh Pak Baigon untuk penawaran harga simaksi, satu orang dikenakan biaya Rp 50.000 jadi totalnya Rp 250.000 lima orang untuk tiga hari. 

Selesai regristrasi kami membayar uang kapal Rp 100.000 dari total Rp 300.000, yang nanti pelunasannya pada saat kita pulang. Setelah melukan pembayaran kami menyusuri Pulau Dolphin mencari tempat untuk mendirikan tenda, kami mendirikan tenda di sisi sebelah timur Pulau. 

Tiga orang mendirikan tenda 2 orang lagi memasak untuk makan siang, beras kami tidak masak sendiri melainkan minta bantuan dari mas Malik, kami hanya memasak lauknya berupa sayur sop, tempe dan tahu goreng, serta sambal. 

Tenda sudah berdiri, nasi sudah tanak dan lauk sudah matang kami lanjutkan makan siang bersama. Makan sudah selesai kami membersihkan peralatan masak dan peralatan makan, kami lanjutkan dengan istirahat sambil mendengarkan lagu. Sore hari setelah sholat ashar kami bermain di pantai, berenang, bermain pasir dan menikmati matahari tenggelam.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Setelah matahari tenggelam kami mandi di tempat yang tersedia di Pulau Dolphin dengan membeli air seharga Rp 10.000 satu dirigen kepada mas malik, air ini kenapa bayar adalah untuk biaya pengambilan, karena di Pulau Dolphin tidak ada sumber air tawar sehingga harus mengambil dari pulau lain yang ada sumber air tawarnya. 

Selesai mandi kami lanjut sholat maghrib dan memasak untuk makan malam, sebelum makan kami menyalakan api unggun dengan kayu yang kami minta dari mas Malik, setelah api menyala kami makan malam dengan mie instan mas Malik juga memberi kita cemilan untuk pelengkap menikmati malam. Setelah makan kami memancing dengan menggunakan sisa makan untuk umpannya. 

Kami memancing dan setelah itu berkeliling pulau bertemu dengan ayah dari mas Malik di depan warung kami bercerita tentang banyak hal di sana dan kembali ke tenda pukul 01.00 dini hari. 

Di tenda kami tidak dapat tidur karena udara terasa panas tidak ada angin yang ternyata sedang musim angin barat, posisi kami di sisi bagian timur pulau sehingga tidak ada angin yang membuat udara terasa panas. Kami tidur di luar tenda dengan beralas matras dan dibaluri minyak anti serangga agar aman dari gigitan serangga.

1522721560509-5b347ce0cf01b46bb02e3d33.jpg
1522721560509-5b347ce0cf01b46bb02e3d33.jpg
Paginya setelah sholat subuh kami menikmati suasana matahari terbit sambil sarapan dengan roti tawar yang diolesi cokelat dan lanjut memancing lagi. Setelah matahari mulai meninggi kami memindahkan tenda ke sisi sebelah barat, tenda kami pindah dengan digotong rame-rame. Sampai di sisi sebeleh barat pulau kami menempatkan tenda di sela dua pohon cemara. 

Selesai tenda dipindahkan kami membuat membuat halamannya untuk tempat kami bermain dan dapur di depan tenda untuk kita masak nanti. Kami lanjutkan dengan bermain gundu menggunakan bunga cemara kering yang jatuh. Kami juga bermain pasir, ayunan dan berenang serta berfoto-foto. Selain itu, merekem kegiatan di sana karena ada tugas kuliah untuk membuat video vlog. 

Siangnya kami lanjutkan memasak untuk makan siang, kami memasak tahu, tempe nugget goreng dan ikan sarden, nasinya kami minta tolong lagi ke mas Malik. Di sela kami masak kami sempat kehabisan gas, karena ada 2 gas kami yang ketinggalan sebelum kami berangkat, kami lalu menemui mas Malik untuk membeli gas, ternyata mas Malik tidak menjualnya, tetapi ada gas bekas orang camping yang masih sisa ada sekitar 4 botol yang diberikan ke kami. 

Selagi masak ada juga yang menyiapkan tempat di pantai, membuat meja dari pasir untuk tempat kita makan nanti, setelah maskan matang kita bawa ke tempat meja pasir yang telah dibuat, pada saat kita mau makan angin berembus kencang membuat pasir beterbangan mengakibatkan pasir ada yang masuk ke makanan, jadi kami pindah ke belakang tenda dengan menggelar matras, kami menikmati makan siang bersama. 

Selesai makan kami membersihkan peralatan masak dan makan dan dilanjut bermain lagi di pantai. Kami mulai mulai merasa lelah kemudian tidur siang di samping tenda dengan beralas matras. 

Pada sela istirahat kami juga memindahkan dapur dibelakang tenda karena angin kencang yang dapat menggangu proses memasak, kami pindahkan ke belekang tenda agar angin dapat terhalang tenda serta kami menutup juga dengan matras. Kami membuat rujak dan memasak sisa tempe untuk mengisi waktu sambil memandang pengunjung yang datang.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Sore menjelang pengunjung semakin ramai, ada yang sekedar berkunjung sejenak ada juga yang camping, pulau yang tadinya hanya kami berlima dan pengelola serta penjaga warung sekarang banyak orang berlalu lalang dan bermain di pantai. Sekitar tenda kami yang tadinya sepi juga jadi ada tenda lain di depan dan belakang, tapi tenda dapan kita waktu senja mereka pindah ke bagian tengah pulau karena angin bertiup cukup kencang.

Kami menikmati senja di panati sambil berfoto-foto dan memandang matahari tenggelam. Kami juga sempat melihat kapal yang terjebak karang dan susah untuk keluar dari tempat parkir, dengan bantuan dari mas Malik kapal itu akhirnya dapat keluar dan membawa wisatawan untuk pulang.

Malam hari setelah mandi kami memasak untuk makan malam, kami memasak untuk makam malam, kami masak baso, tahu, nuget dan mie instan, ternyata nugetnya basi dan kami membuangnya, jadi hanya tersisa baso, tahu dan mie instan. 

Pada saat kami mau menikmati makanan orang tua dari mas Malik datang ke tenda kami, kami makan sambil mendengarkan cerita dari orang tua mas Malik tentang Pulau Dolphin. Selesai makan kami membersihkan peralatan dan merapikan semua peralatan. Kemudian kami mencari kayu bakar untuk membuat apai unggun dan mas Mlik datang kaki  berbincang mengenai banyak hal, terutama tentang Pulau Dolphin. 

Malam semakin larut kami ingin beeistirahat tidur karena besok pagi-pagi sudah dijemput Pak Baigon. Sebelum kami tidur kami menemui mas Malik di tempatnya, kami melakukan pelunasan pembayaran air yang kami gunakan dan memberikan sisa logistik kami daripada terbuang. 

Setelah itu kami membenahi tenda karena angin berembus cukup kencang, jadi kami membuat semacam penghalang agar pasir tidak masuk ke dalam tenda, dilanjutkan membersihkan tenda dari pasir agar dapat tidur dengan nyaman. Setelah semua selesai kami kemudian tidur.

Besoknya kami bangun dan cuci muka, dilanjut dengan membongkar tenda dan mengemasi barang. Pada saat sedang mengemasi barang Pak Baigon datang bersama anaknya untuk menjemput kami, anak Pak Baigon juga ikut membantu mengemasi barang kami. Setelah barang sudah selesai dikemas kami menuju kapal untuk perjalanan ke Pulau Kelapa. 

Di kapal kami menikmati perjalanan dengan memandang pulau-pulau lain serta matahari yang mulai meninggi. Setibanya di Pulau Kelapa kami melunasi pembayaran biaya penyeberangan kapal. Setelah itu kami menuju dermaga untuk membeli tiket kapal untuk menuju Muara Angke, kami langsung menuju kapal karena memang langsung berangkat. 

Kami sarapan di dalam kapal dan tertidur sampai tiba di Muara Angke, kami turun dari kapal dan menuju keluar dermaga untuk naik bis menuju Stasiun Jakarta Kota, kemudian kami pulang ke rumah masing-masing.

Melakukan perjalanan terdapat manfaat yang dapat kita pelajari dan pengetahuan yang kita peroleh. Manfaatnya adalah kita merasa senang kerena dapat mengunjungi suatu tempat, pengetahuan yang kita peroleh adalah berbagai ilmu dari orang-orang yang kita jumpai dan kita ajak berinteraksi. 

Kita juga dapat mengetahui berbagai dampak apa saja yang terjadi pada suatu tempat yang kita kunjungi dengan adanya perjalanan wisata.

Dampak yang terjadi di Pulau Dolphin dengan adanya wisatawan yang berkunjung adalah pada aspek sosial mengenai terbukanya pihak pengelola yang interaktif sehingga pengunjung dapat mengetahui berbagai macam informasi tentang Pualu Dolphin dan pada sisi pekerjaan yang tadinya nelayan dapat menjadi pemandu serta penyewa kapal untuk penyeberangan.

Pada aspek ekonomi masyarakat menambat nilai tambah dengan membuka tempat makan, adanya tambahan pekerjaan sehingga bertambah pula ekonomi yang diperoleh, dari aspek lingkungan menurut mas Malik Pulau Dolphin juga menjadi terjaga dengan adanya penahan arus gelombang ombak yang dipasang pada sisi timur dan barat dan tidak ada lagi oknum yang mengambil pasir sembarang di Pulau Dolphin. 

Dampak itu juga terasa pada pulau-pulau yang ada di sekitarnya, dan saling terhubung, karena memang sebenarnya Pulau Dolphin memang tidak berpenghuni, jadi dampak yang dirasakan itu ada pada masyarakat yang tinggal di pulau-pulau sekitar Pulau Dolphin.

#studidampak

#pariwisata2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun