Mohon tunggu...
Money

Cara Cepat Kaya

16 April 2015   10:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:02 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lahir didaerah yang aman dari polusi udara,kampung Cilalay,Garut Selatan. Meskipun tinggal didaerah yang jauh dari pusat kota alias dikmapung,orang tua saya tahu betul kenapa anaknya harus bersekolah lebih tinggi dari mereka. Orang tua saya lulusan SD dua-duanya,jadi kalau saya lulus SMP pendidkannya sudah lebih tinggi dari mereka. Namun gak serendah itu cita-cita saya,saya ingin lebih dan lebih tinggi lagi. Sarjana boleh lah. Hehe

Saya pertama kali ke kota waktu umur 13 tahun,ya saya melanjutkan sekolah SMP di Bandung. Kota dingin dan ramah orang-orangnya. Bukti orang bandung ramah,saya belum pernah berkelahi selama tinggal 6 tahun disana. Mulai ngaco yah hehehe :). Saya jugu melanjutkan SMA disana,Allhamdulilah saya bisa masuk SMA swasta favorit disana, SMA Alfa Centauri. Saya banyak berubah di SMA,tentunya perubahan positif ya…Saya mulai teguh dan punya cita-cita semasa sekolah disana. Saya teramat sangat menjadi pengusaha. Kenapa pengen jadi pengusaha? Karena eh karena saya miskin dulu. Saya ingin sekali menjadi pemuda yang bisa lihat kedua orangtuanya bahagia,serba berkecukupan dan adik-adik saya bisa sekolah dengan lancar dan di sekolah terbaik.

Semangat saya untuk mewujudakan cita-cita itu kandas saat saya gagak masuk PTN pilihan saya. Saat itu saya sedih sekali dan memutuskan untuk tidak kuliah dulu. Sewaktu saya pulang kampung,saya bertemu dengan tetangga saya yang sudah jadi sarjana dan menjadi sarjana pertama dikampung saya. Mungkin nanti saya yang kedua hehe. Setelah curhat banyak tentang kuliah,gagal masuk PTN,ini itu dan lain-lain. Saya direkomendasikan untuk kuliah di Kampus Bisnis Umar Usman. Kata dia kuliahnya cuma setahun jadi singkat sekali proses perkulianya. Kenapa singkat karena untuk jadi pengusaha jangan kebanyakn mikirnya. Mikir melulu,action nya kapan katanya. Selain itu juga kampus Umar Usman dibimbing oleh pengusaha-pengusaha yang memang sudah ahli dibidangnya seperti mas Ippho Santosa, Jaya Setiabudi, Adam Nova, Dewa Eka Prayoga dan masih banyak yang lain. Mendengar cerita itu saya sangat bersemangat,terhapus sudah rasa ingin masuk PTN itu.

Singkat cerita saya daftar ke Kampus Bisnis Umar Usman,saya coba mendaftar dengan mengajukan beasiswa,karena di Kampus Umar Usman menyediakan kuota untuk anak kurang mampu,seperti saya banget lah pokonya. Setelah wawancara,tes baca al-quran dan tes lain-lain. Seminggu kemudian pengumuman bahwa saa lulus dan diterima. Alhamdulillah…

Saya mulai masuk perkuliahan dan ternyata setelah saya masuk kaget luar biasa. Mentor-mentor yang membimbing benar-benar yang sudah jago dibidangnya. Kata-kata yang saya dengar sebelum saya masuk Kampus Umar Usman memang ada,nyata disana. Kampus ini banyak merubah hidup saya,perbahan itu mulai dari perubahan pikiran saya tentang menjadi pengusaha. Saya kira dulu jadi penudaha itu jarang prkatek atau jadi pengusaha itu harus sarjana dan lain-lain. Ternyata dengan praktek dan berguru dengan guru yang benar percepatan untuk menjadi pengusaha menjadi lebih cepat.

Saya sekarang sudah satu semester kuliah di Kampus Umar Usman. Saya terarik sekali dengan dunia online jadi saya sekarang fokus untuk jualan online. Ilmu tentang jualan online saya dapat sepenuhnya dari Kampus Umar Usman. Sebelum kuliah disana saya sama sekali gak tau jualan online. Saya baru mulai jualan online sekitar 3 bulan yang lalu dan alhamdulillah setelah sebulan saya action jualan saya sudah tidak lagi meminta kiriman dari orang tua dikampung. Dibulan kedua saya jualan online omzet saya sudah tembus 14 juta-an. Apa sih rahasianya? Singat menurut saya,bergurulah pada guru yang benar. Emang ada guru yang salah? Banyak.

Masih banyak sekali cita-cita saya,mohon do’a dari pembaca supaya cita-cita,target dan lain-lain cepat tercapai dan berkah. Aamiin…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun